Chereads / Indonesian Love Girl For Iraq Army / Chapter 14 - Kesepakatan 2

Chapter 14 - Kesepakatan 2

Sepuluh menit kemudian, mobil Jnas berhenti di depan rumah paman Ruqia, dan cewek

itu melangkah turun dari mobil,

"Jnas terima kasih ya untuk hari ini "

Jnas tersenyum " selama kamu senang aku ikut senang Elif, besok aku harus kembali ke bascame tentara mungkin minggu depan aku pulang dan langsung menemuimu"

Elif hanya mengangguk dan menutup pintu mobilnya.

" Elif !" Panggil Jnas saat gadis itu melangkah menjauh dari mobilnya

Elif berhenti dan menoleh ke arah Jnas

" iya ..."

" selamat malam Elif "

Elif tersenyum dan melambaikan tangannya " selamat malam juga Jnas "

ia melangkah ke dalam rumah dan menutup pintu depan rumah dengan senyum yang masih mengembang lebar.

Dia enggak menyadari ada seseorang yang menunggunya di ruang tamu.

"Hei."

Elif menengok, dan melihat Ruqia berdiri di belakangnya dengan tampang

penuh rasa ingin tahu. Idiihhh…

"Apa?"

"aku to The point aja ya, sebenarnya kamu sama Jnas udah jadian belum sih, atau masih pura pura bilang dia sahabat kamu? "tanya Ruqia penasaran.

Kalau ini di dalam komik, pasti sudah muncul gambar keringat segede gaban di

kepala Elif.

"Memang kenapa?" tanya Elif enggak minat.

Ruqia juga melakukan hal yang sama!

"Ya kan kalau udah jadian, ada pajaknya jdi jangan pelit," jawab Ruqia sambil mengedip usil.

Oohh… ternyata ini maksud Ruqia nanya nanya! gerutu Elif dalam hati. "Kalau

udah urusan perut aja, dia mau repot!

"aku belum jadian kok." ucapnya santai

"Ah… jangan bohong!" Ruqia maju beberapa langkah dan menepuk bahu Elif

kuat-kuat. "Atau kamu mau menghindar dari kewajiban nraktir? Jangan harap ya! Dulu kita sudah sepakat, kalau kamu udah depetin Jnas bakal....."ucap Ruqia sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Apaan sih? aku jawaban ku jujur!" Elif mulai sewot, ia menepuk jidatnya sendiri teringat perkataan Jnas.

" ya ampun Ruqia kamu bilang apa ke Jnas tentang kesepakatan kita ," ucap Elif sambil melotot.

Ruqia hanya tertawa dan menghindari amukan Elif "Eh? Jadi Bener nih belum jadian? Tapi, Elif, kok aku lihat kalian dekeeettt banget gitu, 3 hari ini kalian nempel terus jarang ada di rumah wajar kan," Ruqia terkekeh.

Elif terdiam, dan berhenti mengejar sahabatnya, dalam hati ia mengakui kata-kata Ruqia ada benarnya juga. sikap Jnas tidak seperti biasanya, tatapan pria itu berubah saat menatap Elif saat ini, apa karena mereka bertemu langsung ya sekarang.

Oke… sekarang ia memang MENGHARAP Jnas menyukai dirinya lebih dari sekedar teman. Soalnya, jujur aja nih, Elif mulai gerah sama pertanyaan orang-orang

di sekitarnya soal status dia dan Jnas terutama keluarga Ruqia. Dibilang sahabat mereka sangat dekat lebih dari sekedar sahabat, dan enggak ada yang akan percaya . Tapi dibilang kekasihnya ia juga tidak tahu Jnas menyukainya lebih dari sahabat atau bukan, dan Elif enggak mau sok berkoar-koar. Bisa

gawat kan kalau Jnas tahu soal ini dan buntut-buntutnya malah ilfil dan menjauhinya?!huuuuuffff.

Selain itu… Elif juga menyadari, dia sudah benar-benar sayang sama Jnas bahkan mencintai pria itu lebih sekedar sahabat.

pria itu selalu ada di dekatnya saat dia butuh, dan selalu bisa mengerti dia dan yang selalu mengajari dia dalam segala hal. Seperti

menemukan seorang teman sahabat sekaligus guru dalam sejuta kali ia lebih baik. Dan Elif enggak bisa

membayangkan kalau nantinya dia bakal kehilangan Jnas, Sama siapa lagi dia bisa

ngobrolin sampai berjam-jam saat ia tak bisa tidur? Sama siapa lagi, bahkan kadang Elif mengobrol dengan Jnas hampir lebih dari 4 jam tiap malam.

pria mana lagi yang akan menyebut dirinya "istimewa"? Hehehe Cowok mana lagi kalau bukan Jnas? pria si pendiam dan cuek abiss kecuali dengan dirinya.

"Elif! Eeeehhh… malah ngelamun ini anak!" Ruqia mengomel. "Jnas udah nunjukin

tanda-tanda bakal jadi in kamu pacarnya belum sih?!"

"Udahlah, Ruqia, kamu enggak usah heboh gitu deh. aku enggak mau jadi ke pikiran gara gara semua omongan kamu barusan. aku udah cukup Heppy kok sama kondisi aku yang

sekarang." ucapnya sambil tersenyum

"Iya sih kamu Heppy dan lain lainnya, tapi aku gemeesss tahu! Gimana kalau…"

Elif seperti tahu apa yang ada di pikiran sahabatnya. "Tenang aja, aku yakin Jnas enggak punya niat buruk atau bermaksud mainin aku kok. Mungkin dia… cuma masih menganggap aku sahabatnya, dan aku senang dengan semua ini."

Ruqia terdiam. Elif melihat sahabatnya itu dua kali menghela napas dalam-dalam.

"aku enggak bermaksud manas manasin kamu Elif aku cuma… enggak mau lihat kamu sedih nantinya , karena aku sayang sama kamu alif…"

"Sedih ? Kenapa aku harus sedih?"

"Yahh… kalau Jnas ternyata hanya buat kamu pelarian aja dari mantan tunangannya, dan kamu jadi patah hati… padahal sungguh aku udah senang banget kamu dekat sama Jnas sekarang. Dia kan orang yang bisa membuat kamu bersemangat dan melupakan Aslan juga menjadi inspirasi novel kamu."

Elif bengong, terpukau dengan kata kata Ruqia. Dia enggak pernah tahu sahabatnya ternyata perhatian banget sama dia. Padahal Ruqia yang dikenalnya selama ini adalah Ruqia yang suka usil dan mengganggunya dalam segala hal.

"Jangan khawatir, girl. Kalau kamu harus percaya sama seseorang untuk enggak

membuat aku sedih, orang itu adalah Jnas." ujarnya mengedipkan sebelah matanya dan menarik tangan Ruqia ke kamarnya.