Chereads / Indonesian Love Girl For Iraq Army / Chapter 19 - Please don't cry

Chapter 19 - Please don't cry

saat elif menghentikan permainan biolanya,jnas melepaskan pelukannya,ia memandang elif dengan penuh kekaguman, elif benar benar wanita yang sangat luar biasa, semenjak penghkianatan dari mantan tunangannya ia memang tak banyak bicara dengan setiap gadis ia selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh, tapi berbeda dengan elif,mulai dari awal mengenalnya jnas merasa elif sangat berbeda dari wanita lain, ia gadis yang lucu selalu membuat dirinya tertawa,elif selalu tahu saat jnas tidak ingin bicara maupun saat dirinya marah dan bahagia,elif selalu mengendalikan keadaan,ia gadis yang cantik dan benar benar memiliki wajah asia ia tahu elif gadis yang pintar,tapi sekarang dia menunjuk kan satu bakatnya lagi yang ada pada dirinya ia bangga senang terhadap elif, ia sangat menyayangi elif ia menganggap elif sebagai sahabatnya entah mulai kapan jnas merasa melihat elif sebagai wanita, benar benar seorang wanita bukan hanya sekedar sahabat, dengan gerakan cepat jnas mencium pipi elif, jantung elif berdebar saat jnas mencium pipinya dan ia memegangi pipinya dan tertunduk.

" elif thank you, permainan musik yang sangat indah,"

elif hanya menatap mata jnas ia terharu dan meneteskan air matanya,jnas bingung kenapa tiba tiba elif menangis,ia mengusap air mata elif.

" kenapa menangis apa aku salah mengucapkan sesuatu?"

elif menggeleng kan kepalanya.

" kenapa menangis" ucap jnas khawatir.

" tidak apa apa ... hanya saja tiba tiba aku ingin menangis"

jnas meraih tubuh mungil elif ke dalam pelukannya

" please don't cry " ucap jnas lembut sambil mempererat pelukannya.

elif hanya mengangguk ia sedikit malu kenapa tiba tiba ia menangis saat melihat mata jnas,elif mengutuk dirinya sendiri kenapa ia jadi cengeng seperti ini di hadapan jnas dan ia pun perlahan berusaha melepaskan pelukan jnas.

" You are my life, jika kamu sedih aku akan sakit elif," kata jnas srius

" jnas kamu sungguh pria yang sangat baik, terimakasih atas semuanya terima kasih mau menjadi sahabat ku" ecap elif lembut

"no... kenapa berterima kasih, kita bersahabat bukan? eh ya ... setelah ini aku ingin membawa mu ke rumah ku aku juga masih belum kebali ke rumah setelah dari basecamp "

" sungguh... tapi aku malu terhadap keluarga mu"

" ohh no..kenapa harus malu elif, ibu ku yang ingin aku membawa mu kerumah,please ?"

" baik lah aku akan bersiap siap dan ganti pakain," elif melangkah pergi ke kekamarnya untuk ganti pakain,jnas duduk di sofa depan tv ia melihat lihat ke sekeliling rumah, ia tak tega elif harus tinggal sendiri di rumah ini ia sangat khawatir, ia ingin elif tinggal di rumahnya ,ia harus meyakinkan elif untuk pindah ke rumahnya maka ia tak akan khawatir lagi. saat elif keluar dari kamarnya jnas terpana melihat penampilan elif, gadis di hadapannya ia memakai rok panjang dan baju panjang dengan berwarna biru dan bergaris garis putih, sebuah syal putih bergaris cream melingkar di lehernya, rambut elif tergerai indah, jnas terpana melihat penampilan elif saat ini, dia sangat anggun dan cantik, karena setiap hari dan saat ia dan elif vidio call di indonesia dan saat saat bertemu langsung dengannya,elif selalu memakai celana jeans panjang dan kaos dan jaket lalu rambut yang selalu di ikat kebelakang, sangat berbeda dengan penampilan elif saat ini.

elif merasa malu saat jnas memandanginya dan tak berkedip.

"apakah penampilan ku tidak bagus, aaahhh ya aku pasti tidak cocok dengan baju seperti ini" elif mengeluh dan membalikkan tubuhnya.

" heeyy mau kemana?"

" ganti baju lagi "

" bodoh.. kamus sangat cantik seperti ini"

" benarkah kenapa kamu melihatku seperti melihat hantu" ucap elif cemberut.

jnas tertawa mendengar perkataan elif.

" tuh kan ... ketawa "

" hahhhh sorry... kamu sangat manis dengan baju ini, dan kamu sangat bodoh sekali tak bisa membedakan saat aku kagum dan saat aku mengejekmu." ucap jnas gemas sambil mencubit pipi elif.

" auwwww sakit tahu," elif membalas mencubit lengan jnas.

jnas terus tertawa dengan tingkah elif dan ia menggandeng tangan elif, mereka pun keluar dari rumah paman abdullah menuju ke mobil yang di parkir di depan halaman rumah untuk pergi ke rumah kediaman keluarga jnas.