setelah beberapa lama termenung, Karang akhirnya juga ikut melangkah pergi meninggalkan kantin. sebenarnya dia sudah tidak ada kelas lagi mulai Minggu ini. skripsinya sudah di tandatangani, juga sudah ujian. untuk orang seperti karang tanpa melihat pengumuman pun sudah tahu bahwa dia akan lulus dengan nilai yang memuaskan setidaknya bagi dirinya.
alasan kenapa dia tetap ke kampus adalah masalah klub drama yang sebentar lagi akan segera melakukan pentas. semuanya harus selesai sebelum pentas, mungkin juga buku-buku di perpustakaan juga menjadi alasannya tetap datang ke kampus. dan kerena peristiwa tadi, Karang menjadi memiliki alasan ekstra untuk tetap datang ke kampus.
gadis itu, apa yang sebenarnya dia pikirkan sampai memintaku untuk merahasiakan kejadian tadi. apa laki-laki itu sangat berharga baginya, sampai harus di sembunyikan bahkan dari sahabatnya. tidak tahukah dia aku khawatir tentangnya. tidak tahukah dia jika temanya pun akan merasa khawatir tentangnya? batin jarang selagi melangkah keruang klub. saat sudah dihadapinya cat, kuas, dan hamparan kain kanvas sejak pikirannya teralih dari gadis yang sedari tadi memenuhi otaknya. meskipun sesekali bayangan gadis itu muncul di otaknya.
ah, cinta, bagaimana aku harus mendeskripsikannya. banyak orang mengelak dari perasaan ini. entah karena kurang peka atau takut kehilangan. tapi jelas karang bukanlah seperti kedua orang tersebut. mungkin karang butuh waktu untuk mengakui bahwa dirinya memang cinta.
tapi waktu tak pernah mau menunggu, inilah yang menjadi masalah, karang belum mau mengakui dia cinta tapi waktu terus memburunya. terlewat sedikit momentumnya, cintanya akan kandas. saat cintanya kandas barulah dia akan menyadari bahwa dia cinta. setidaknya begitu yang terjadi pada kebanyakan orang. maaf, tidak maksud untuk mendoakan yang buruk bagi karang, tapi jika begini terus tanpa ada orang yang menyadarkan tentang rasa cintanya, kemungkinan terbesarnya itu yang akan terjadi.
sudahlah, kita berpaling sejenak dari karang dan Ai. kita lihat apa yang sedang Fei lakukan di perpustakaan dengan buku tentang editing video terbuka di samping laptopnya yang juga menyala terang.
tangannya sibuk dengan menari di atas keyboard, sesekali memegang mouse yang ada di sebelah kiri laptopnya. matanya fokus menatap layar, sampai jarang sekali matanya terlihat berkedip. setiap tiga puluh menit sekali dua akan membalik-balik halaman buku tentang editing itu. mencari efek yang cocok untuk apa yang di kerjakanya.
saking fokusnya mungkin suara jarum jatuh akan mengagetkannya. tiga jam sudah berlalu, tapi Fei belum juga mengalihkan pandangannya dari laptop dan buku di hadapannya. benar saja, saat telepon di sakunya bergetar lembut saja membuatnya kaget.
tak lama dari kagetnya, Fei mengambil telponnya yang berada di saku celana. dilihatnya sebuah notifikasi tentang pesan yang dikirim oleh Alka. tanpa menunggu lama Fei langsung membuka pesan itu.
' jangan fokus sendiri, ayo ke klub. ada yang mau kita diskusikan.' begitu yang tertulis didalam pesan Alka.
kemudian Fei mengetik balasannya, ' pesanmu membuatku kaget,
aku segera datang.' lalu Fei menekan send. tak lama dari itu, pesan lainnya dari Alka datang menggetarkan teleponnya.
hanya satu kata, tapi sangat di hargai oleh Fei juga oleh sahabat lainnya jika mendapatkannya.
' maaf'
Fei tak lagi membalas pesan Alka. dengan segera Fei membereskan barangnya dan bergegas keruang klub tempat sahabat-sahabatnya menunggu.