tak ada lagi obrolan sampai Ai menghabiskan isi piringnya. dua kagum pada Karang, salah satu alasan setiap sarapan dan makan malam yang ada di rumah belakang restoran di kirim ke kamar adalah karena Ai tidak suka di ajak ngobrol saat makan. jadi melihat karang tetap diam selama makan membuatnya merasa tersanjung.
walaupun makan siang yang sering dilakukannya bersama sahabatnya ada obrolannya, setidaknya sahabatnya tahu betul apa yang ada di pikirannya. jadi memberi rasa nyaman padanya. orang lain tidak ada yang bisa menimbulkan rasa itu pada Ai. jadi selain dengan sahabatnya, jarang sekali Ai makan bersama orang lain.
sayangnya Ai tidak tahu alasan kenapa Karang terdiam bukanlah karena menghormatinya yang sedang makan tapi karena terlalu fokus dengan pikirannya. Ai meletakkan sendok ya setelah selesai makan, kemudian meneguk sedikit es teh yang di pesankan karang. melihat karang masih terdiam akhirnya Ai yang membuka obrolan.
" kak makasih, ya, sarapannya. lain waktu aku yang traktir kakak deh!" karang kaget mendengar suara Ai,
" hmmm, oh iya. sama-sama." kemudian pandangan karang melihat piring didepan Ai yang bersih. kemudian melihat piring-piring lainnya yang belum di sentuh, " kok yang lainnya belum di makan, ayo, dimakan." kata Karang sambil menyodorkan piring berisi kue coklat dan kue kering pada Ai.
Ai menggelengkan kepalanya, " aku sudah makan sepiring nasi, bagaimana lambungku akan kuat jika memasukan hal lainnya. kakak saja yang makan, nggak peduli cowok ataupun cewek, makan manis bisa membuat kita bahagia. terlebih ada coklatnya."
tanpa bicara lagi Karang menekan sisa piring yang tidak di sentuh Ai. lima belas menit selesai. selama itu juga Ai memperhatikan karang yang sedang makan, terlihat tenang. tapi tenang yang ini memiliki rasa yang berbeda. Ai mengumpulkan keberaniannya dan bertanya,
" apa yang kakak pikirkan, ketenangan kakak tidak seperti biasanya?"
" benarkah?" tanya karang dengan konyolnya, seolah-olah si itu tak pernah mengenalnya sebelumnya. sebagai jawaban Ai hanya mengangkat bahunya dan membiarkan karang menghabiskan makannya.
lima belas menit lagi berlalu. semua piring sudah kosong. cangkir kopi dan gelas es teh karang dan Ai juga sudah kosong. Ai menilik jam di hpnya.
" kelas berikutnya sepuluh menit lagi. sebaiknya aku pergi sekarang, aku nggak mau telat lagi."
karang hanya mengangguk, dan melihat kepergian Ai. kepalanya terus bertanya, seberapa kah berartinya dirinya di hadapan gadis itu? kenapa Ai ingin menyembunyikan masalah ini dari sahabatnya? seberapa pentingkah pria itu? dan yang paling penting, perasaan apa ini? aku cemburu kah?
tidak baik juga aku mencari tahu hubungannya dengan Ai, melalui orang-orang ku. apa lagi harus mencampuri urusan pribadi Ai. jika ini cinta, apakah aku harus mengalami patah hati secepat ini. Ai sudah mau menjawab tentang pria itu secara gamblang, sangat tidak sopan jika aku mencari tahu sendiri. meskipun dia pernah bilang dia sering mencampurkan kebenaran dan kebohongan dalam jawabannya dan meminta aku menebak sendiri mana yang benar-benar mana yang bohong, aku yakin semua yang dia ucapkan kali ini benar.
aku harus cari waktu untuk menanyainya tentang ini lebih mendalam. cemburu semenyakitkan ini kah?