Chereads / 13;26 / Chapter 22 - Mepet

Chapter 22 - Mepet

setelah hilang kaget dan tersedak-nya, Karang mengangkat wajahnya.

" apa aku hemat kata, saat berbicara dengan mu?"

Ai menganggukkan kepalanya, sebelum menjawab, " bukan hanya padaku, teman-teman ku, bahkan mungkin kakak seperti itu pada kak Jeram dan kak Air."

karang mengerutkan dahinya. setiap kali aku bersama dengan anak ini selalu ada hal baru yang dia ungkapkan tentangku. masalah hal itu benar atau tidaknya bisa di cek nanti-nanti. sekarang harus tanya kurang ku yang lainnya.

" apa hanya itu kurang ku? aku kasih kamu kesempatan untuk mengungkapkan kurang ku, jadi jawab ya."

orang ini terbuka dengan kritik dan saran, memang cocok untuk menjadi pemimpin perusahaan. tentang hemat katanya, itu memberi kesan wibawa saat di dunia bisnis tapi pelit saat di kehidupan sosial.

" sekarang hanya itu yang aku tahu, lain kali kalo aku Nemu yang lain aku akan ngomong sama kakak. tapi kakak sebenernya ramah dan baik hati, juga mampu menerima kritik dan saran, tinggal coba ngomong panjangan."

Karang mengangguk-angguk kan kepalanya. mungkin dia benar. sebentar lagi kelasku mulai harus kembali ke kelas.

" aku ada kelas sebentar lagi. aku duluan, lain kali akan aku coba ngomong lebih panjang sama semua orang. kecuali saat bekerja."

seperti biasa karang tak menunggu balasan dari lawan bicaranya. karang langsung berdiri dan pergi begitu selesai bicara. bahkan berbalik dan melambaikan tangan pun tidak. Ai tidak terkejut melihat itu, bagaimanapun dia sudah mengetahui kebiasaan targetnya ini. hanya saja waktu sebulan sudah berjalan separuh lebih. target 13;26 terancam tidak terpenuhi.

harus berpikir cara untuk memenuhinya, kalau tidak gagal lah sudah. waktu memang berjalan cepat saat kita buru-buru atau senang. harus usul rapat nanti saat kumpul bareng. mereka di mana pula? biasanya kantin nggak pernah kosong sama mereka.

orang yang dicari Ai muncul satu per satu hanya Riza yang tidak hadir, sibukkan dia dengan bisnis keluarganya? semoga dia baik-baik saja di tengah tekanan itu.

Ai mengutarakan apa yang di pikirkan ya dan mereka setuju untuk mengadakan rapat malam nanti. sekalian bahas bisnis keluarga mereka juga. saling bertukar pikiran seperti itu adalah hal yang wajar bagi mereka.