Chereads / 13;26 / Chapter 17 - di Perjalanan

Chapter 17 - di Perjalanan

meski karang keluar sebelum waktu pulang kerja, tetap saja dia terjebak oleh ramainya kendaraan para pekerja. Karang takut kalau mereka akan terlewat pemandangan senja dari atap restoran.

melihat kegelisahan Karang menyetir, jeram yang duduk di bangku depan menemani Karang menenangkan.

" tak perlu khawatir, masih banyak senja untuk kita nikmati bersama, jika yang ini terlepas." dengan nada lembut seperti itu tidak ada gadis yang tidak jatuh cinta pada Jeram, kecuali mungkin Air. tapi kalau cowok yang mendapatkan perkataan seperti itu?, entah apa yang akan terjadi. Karang juga berpikir seperti itu.

" aku ini juga laki-laki, jadi jangan kamu mengucapkan kata-kata dengan nada seperti itu. terdengar memalukan."

tidak ada jawaban, hanya suara ban-ban yang bergesekan dengan aspal di jalan. Karang benar, jika yang ini terlepas masih ada banyak senja untuk di nikmati bersama.

sedangkan Air yang duduk di bangku belakang tertidur. setelah menerima telepon dari Karang, Air mempercepat pekerjaannya. dan karena tak bisa di lakukan sembarangan dia sangat ber- konsenterasi saat mengerjakannya. dia kelelahan setelah mengerahkan seluruh pikirannya tadi. ini kesempatan langka, jangan di sia-siakan.

senja sudah lewat, mereka masih di jalan. Air terbangun muka bantalnya menghadap jendela. gelap, sudah malam ternyata. apa aku melewatkan makan malamnya?

" apa kita belum sampai juga?"

mendengar pertanyaan seperti itu membuat sisi jail Jerman muncul. sisi yang hanya di perlihatkan pada orang terdekatnya.

" kita sudah sampai dan makan tadi, tapi karena kamu tertidur kamu tidak tahu. aku dan Karang tak tega membangunkan mu, jadi kita hanya makan berdua saja." sayangnya Air tidak lagi gadis kecil yang mudah untuk percaya, mengurus perusahaan membantunya untuk selalu mencari tahu dulu sebelum percaya. dari bangku belakang, kepalanya menghadap bangku yang Karang duduki, " benarkah?"

Karang hanya tersenyum tanpa konfirmasi. melihat senyum itu, kalian mau berkomplot mengerjai ku. baiklah, kita lihat nanti yang tertawa. Karang sekarang sengaja menahan laju mobilnya.

" kalau begitu, percepat mobilnya aku kelaparan. kalian tidak akan mau menggotong ku saat aku pingsan kan?" Karang menaikan sedikit kecepatannya.

" apa ini? kenapa masih kaya kura-kura. aku kecil gini berat lho."

kali ini tidak bisa mengelak lagi, keduanya tidak akan mau menggendong Air. karena saat sudah pulih tenaganya mereka akan kena pukul karena menyentuhnya. karena ini sudah malam jalanan lebih sepi, kendaraan bisa dipacu dengan kecepatan 60 KM perjam.

karena tak bisa ngelak lagi, akhirnya jeram mengalah,

" maaf deh, aku tadi bercanda. kita belum sampai bahkan belum makan malam juga." Jeram setulus hati meminta maaf, Air memasang senyum Terbaiknya tanpa menjawab. lihat saja nanti, akan aku balas di restoran.