permainan apa yang di maksud kak Karang. beberapa detik begitu menyesakkan, rasa penasaran dan diamnya karang begitu menyiksa batin Ai.
"kita main keterbukaan..."
Ai mengangkat alisnya, "maksudnya?"
"aku jawab pertanyaan mu, kamu jawab pertanyaan ku." jelas karang singkat.
"oh, begitu! jadi kapan mulai?" tanya Ai lagi, tangannya dilipat di atas meja, matanya memandang lurus lawan bicara, menandakan keseriusan kata-katanya.
"setiap kamu bertanya, setiap aku bertanya. aku mulai, kenapa kamu mengikuti ku?"
"pengen tahu keseharian kakak. sekarang giliran ku, sejak kapan kakak sadar di ikuti?"
"lima hari yang lalu." orang ini sadar diikuti bahkan sejak hari pertama, hebat. karang minum lagi sebelum bertanya, " apa yang ingin kamu ketahui?"
"apapun yang berhubungan dengan kakak. kenapa kakak nggak bongkar kalau kami mengikuti kakak?"
"yang kalian lakukan tidak menganggu. apa jawabanmu bisa aku percaya?" aduh pertanyaan ini harus aku jawab apa? baiknya jujur sajalah.
"sudah aku bilang, aku bukan orang yang pandai berbohong, tapi bukan berarti aku tidak memakai topeng. dan tentang bohong tidaknya aku, kakak harus menebaknya sendiri. apa boleh kami terus mengikuti kakak?"
kini giliran karang yang sedikit mengerutkan kening, harus menebak sendiri. ini merepotkan, tapi bahkan aku pun juga mencampuri kebenaran dengan kebohongan dalam jawaban ini. mungkin akan adil jika aku menebak saja.
"boleh, asal mereka tidak tahu kalau mereka sudah ketahuan. hari ini sampai di sini dulu, permainan ini akan di mulai lagi saat kita hanya berdua seperti ini. aku sudah selesai makan, antar aku kedepan!"
nada memerintah ini, sungguh menyebalkan. apa aku juga menyebalkan saat menggunakan nada perintah seperti ini. tapi syukurlah kak Karang tidak keberatan untuk menebak saat aku bohong atau jujur. dan dengan begini aku juga masih bisa menjaga rahasia tentang kontrak hidup ini. ditambah bonus, kak karang akan menjawab pertanyaan ku. ini perkembangan yang baik kan.
Ai menganggukkan kepalanya, berdiri dan mempersilahkan karang jalan di depan. Ai tak suka bila ada orang yang berjalan di belakangnya terlebih laki-laki. di sepanjang jalan menuju pintu depan tak ada percakapan. sampai di depan pintu Ai menghentikan langkahnya, "sampai di sini saja, aku harus melayani yang lain."
mendengar itu karang membalik badannya, "ok, sampai bertemu di klub drama."
"mmm..."jawab Ai singkat melambai pada karang yang menaiki motornya.
di sepanjang jalan menuju rumah karang terus berpikir, orang ini sebenarnya apa yang ingin dia ketahui. apa iya dia tertarik dengan ku atau ada maksud lain. haah berpikir seperti ini pun tak banyak membantu, mungkin ini akibat dari terlalu banyak berpikir.
setelah mengantar karang, dan menyelesaikan tugasnya berkeliling, Ai segera ke ruang rahasia dan memanggil teman-temannya.
"ada apa?" tanya Kairan,
"besok pengintaian selesai, tadi dia datang ke restoran. aku sudah banyak berbicara Minggu ini dengannya. terlepas semua pembicaraan itu masih berhubungan dengan kegiatan klub drama, tapi bisakah Fei melakukan semacam tanya jawab dengannya untuk mengetahui sudah sebesar apa perubahan yang terjadi di diri kak Karang. dan juga Kai, aku rasa dia mulai curiga dengan kita mencoba mengetahui masa lalunya." jelas Ai pada keempat temannya.
"ok, kita lakukan tes itu. kamu bisa kan Fei? dan kita harus lebih berhati-hati mulai dari sekarang." jawaban Kairan membuat semua yang hadir merasa lebih tertekan dari pada biasanya.
"aku coba, besok aku tidak ada kelas aku coba semaksimal mungkin." jawaban dari Fei, menjadi akhir pertemuan, semuanya kembali ke kamar masing-masing.
di kamar, Fei sedang memikirkan bagaimana memulai percakapan dengan karang besok, juga apa yang di sembunyikan Ai di pertemuan kali ini. satu-satunya alasan Fei tidak langsung menanyakannya karena Fei merasa itu bagian dari privasi. sedang Ai di kamarnya juga merasa kalau Fei tahu dia menyembunyikan sesuatu, Ai berjalan mondar-mandir di kamar sambil berpikir akan memberitahu Fei atau tidak tentang percakapannya dengan Karang tadi. lelah berpikir, mereka akhirnya tertidur.
esoknya Fei, melakukan pengintaian hari terakhir bersama Riza. entah dimana Riza bersembunyi kali ini. saat memikirkan dimana Riza bersembunyi, Fei melihat karang menuju posisinya.
' ada urusan apa kak karang ke perpustakaan. mungkin ini kesempatan yang baik untuk melakukan tes.'
lima belas menit karang di perpustakaan, Fei menghampirinya dan duduk di depannya. karena di perpustakaan tidak boleh mengobrol Fei menulis catatan dan mengetuk bagian cover buku yang di baca karang. karang menurunkan buku yang menutupi wajahnya menaikan alisnya, ' salah satu teman Ai'. karang melihat dia menyodorkan catatan kecil, karang menerima catatan itu dengan ragu-ragu dan membacanya.
' hai, kak, aku Fei anak baru di klub drama. mau tanya boleh?'
karang mengerutkan kening, haruskah aku membalas catatan ini. rasanya aneh jika berbalas catatan. apa boleh buat? jawab sajalah...