Chereads / 13;26 / Chapter 16 - Begitu, Baikkah?

Chapter 16 - Begitu, Baikkah?

"jangan biarkan dia sendiri?" Fei menjawab dengan suara malas, terdengar tidak menjanjikan. mendengar itu empat yang lainnya membuka mulut, ' hah!'. melihat ekspresi yang dipertihatkan teman-temannya, Fei tertawa riang dan lepas. yang lainnya menjadi semakin bingung.

setelah bisa mengatur tawanya, Fei menjelaskan lebih detail.

"maaf, aku tadi ketawa nggak ngajak kalian. maksud aku jangan biarin dia sendirian adalah, setiap sela waktu istirahat harus ada yang menemani dia dan mengajaknya ngobrol. dia itu sebenernya hangat, dia hanya kesepian." selesai Fei menjelaskan ini semua menarik nafas lega.

diskusi terus berlanjut sampai jam 05:45, mereka mempertimbangkan banyak masalah, ' jika yang kita bahas cuma sekitar drama, nggak nyampe seminggu kita kehilangan topik pembicaraan.' ' disini yang paling berpeluang cuma Ai, tapi Ai juga akan sangat sibuk.' ' apa yang perlu kita dapatkan dari percakapan ini?'

untuk masalah masalah lain masih bisa di jawab, saat yang satu tidak tahu harus gimana, lainnya menunjukan, tapi untuk pertanyaan, ' apa perlu didapat dalam percakapan?' cuma Fei, yang bisa menjawab.

"dia menjadi dendam saat semua orang terdekatnya meninggal, jadi percakapan kali ini di harapkan mampu untuk mengikis dendam itu sampai ke akarnya. dan kalo bisa pancing dia bercerita tentang keluarga."

Alka mengerutkan kening, tangan kirinya memegang dagu, "begini, Baikkah? maksudku, masalah keluarga ini sangat beresiko dan mukin dia akan tersinggung, menjauh, kemudian sia-sia saja usaha kita selama ini."

" aku 'kan udah bilang, kalo bisa?" kata Fei, mempertegas penjelasan sebelumnya. setelah rapat dibubarkan, semua dahi mereka berkerut. ' apa yang aku akan dibicarakan dengannya?' semua kepala memikirkan pertanyaan ini.

jadwal kegiatan yang di buat Riza tentang kebiasaan karang sangat membantu, setidaknya mereka yang sedang tidak ada kelas bisa bisa menghampiri dan mencoba mengobrol dengan Karang.

analisis yang di buat Fei tepat. karang kesepian dan menjadi dendam terhadap orang yang membuat dirinya kesepian, dengan kata lain pembunuh keluarganya. dengan di ajak mengobrol yang yang dia sukai atau apapun bisa mengikis sedikit-sedikit dendamnya. menyimpan dendam tidaklah baik.

***

seminggu berlalu, kurang dari dua Minggu lagi pertunjukan drama akan segera di mulai, waktu yang tersisa untuk misi ini semakin sempit.

seminggu ini, hidupku rasanya lebih berwarna, kelima sahabat itu sering mengajakku mengobrol. sangat menyenangkan bisa mengobrol den mereka. andai aja ini bisa berlanjut, hidupku takkan se- suram dulu. andai Air dan Jeram juga merasakan apa yang aku rasakan mereka pasti juga akan bahagia.

nyatanya tanpa di sadari karang, Air dan Jeram, keduanya yang melihat karang menunjukan perubahan kearah yang lebih baik juga merasa bahagia. serasa seluruh tekanan terangkat dari tubuh mereka.

mereka selalu mendukung apa yang dilakukan karang selama ini. mereka juga mendingin saat karang dingin. atas nama persahabatan dan senasib mereka melakukannya.

hari sudah sore, aku ingin makan bersama dengan mereka. mungkin di restoran tempat Ai bekerja cocok. aku ingin membagi kebahagiaan dengan mereka. aku akan mengajak mereka melihat senja di atap restoran itu. masalah perusahaan bisa di urus nanti-nanti.

itu adalah hal yang terlintas di otak karang untuk berbagi kebahagiaan dengan Air dan Jeram.

Karang mengirim pesan kepada keduanya,

' ayo makan bersama di luar, kerjanya nanti lagi.' dan keduanya menjawab singkat,

' ok '

karena mereka bertiga, karang tak membawa motor sport nya. dia mengeluarkan mobil menjemput Air dan Jeram di kantor sebelum meluncur menuju restoran.