apa jawabanku kurang panjang? sampai dia terus menanyaiku. tapi jika tak dijawab dia akan terus mengikuti ku.
"aku lebih suka menggambar dari pada akting. Jeram sebaliknya, jadi ya gitu, deh." yang ini lumayan panjang, setidaknya dia mau menjawab pertanyaan ku. sekarang harus lebih panjang. "kalo kak Air gimana?"
haduh-haduh..., ni anak mau aku gimana sih? "Air masuk jurusan disain jadi lebih baik Air mendesain baju, juga sebagai bentuk latihan." benar-benar menjawab seperlunya saja, apa orang ini tidak ada keinginan untuk bertanya?
saat Fei sedang menulis pertanyaan lagi catatan dari Karang menutupi kertas yang sedang dia tulis.
apa ini? apa dia mulai berinisiatif untuk bertanya? saat Fei membaca catatan itu, hati Fei terasa sakit. saat dia hendak mengkonfirmasi catatan itu dengan anggukan dan senyuman, orang yang menjadi lawan bicaranya sudah pergi. apa semua laki-laki seperti dia bisa dapet pacar di masa depan.
Fei kembali melihat tulisan karang yang terakhir, "aku ada kelas sebentar lagi, kalo ada pertanyaan, di tanyain di klub aja. pergi dulu ya."
***
karang buru-buru keluar perpustakaan, sepuluh menit lagi kelas di mulai. bukan siswa yang baik, jika membuat guru menunggu. itu adalah apa yang ibunya dulu pernah katakan. dan setiap hal baik yang di ajarkan ibunya, pasti karang ikuti. bahkan karang memilih tidak masuk kelas jika terlambat.
Karang menghembuskan nafas lega, dua menit lagi dia terlambat. kelas sudah ramai. Karang mencari tempat duduk yang memiliki akses terbaik. tepat ketika dia duduk dosen datang membawa materi pelajaran.
***
usai kelas Karang kekantin. perutnya merasa lapar setelah pelajaran, ditambah paginya karang tidak sarapan. karang membawa makannya ke sudut kantin, tempat kesukaannya. di sudut dia bisa melihat seluruh penjuru kantin. karena kantin ada di lantai dua dan dindingnya terbuat dari kaca, karang juga bisa melihat pemandangan taman di bawah dan beberapa mahasiswa yang berjalan ke seluruh penjuru arah, ada yang bergerombol ada juga yang sendirian. karang tak pernah makan bersama Jeram dan Air di kampus. selain karena jurusan yang di ambil berbeda, juga karena mereka harus bergantian mengurus usaha bersama itu.
dia kembali mengingat bagai mana rasanya makan bersama orang lain. aku ingin merasakan sensasi minum kopi bersama orang lain, seperti Ai menemani aku minim di klub drama waktu itu.
keinginan hatinya terjawab, Ai entah datang dari mana dan menyapa, "hai kak, sendirian? boleh gabung nggak?" tanpa berpikir lama karang mengangguk. merasa doanya terjawab dengan kehadiran Ai, wajah tampan dan seksi karang memerah.
hal berikutnya yang terjadi tidak kalah mengagetkan, hal yang Fei harapkan di perpustakaan terjadi. karang berinisiatif bertanya. ini sungguh hal yang diluar dugaan, sejatinya karang tak pernah bertanya kecuali pada Jeram dan Air.