Chereads / Pahlawan Gelandangan / Chapter 26 - Pesta Pernikahan

Chapter 26 - Pesta Pernikahan

Dua chapter kedepan bakalan semakin rumit. Dikuat-kuatin bacanya ya.

***

"Maafkan aku, Suki? Sakit ya?"

"Tidak apa-apa. Aku anggap ini hadiah pernikahan." Kimansu bergurau saat mengelus bekas cakaran di pipinya. "Bagaimana rasanya mandi untuk pertama kali? Segar?"

"Aku benci air! Jangan memaksaku mandi lagi!"

"Dasar kucing, hahahaha!"

Hari ini adalah hari istimewa. Seluruh warga Hallaval berkumpul di Balai Kota untuk menyaksikan hari bersejarah. Pesta pernikahan itu sangat mewah sampai Kimansu bingung siapa yang membiayainya. Tapi dia singkirkan semua pikiran itu karena terlanjur terpesona dengan penampilan dewasa si kucing loli.

Linx mengenakan gaun biru muda. Dia sangat anggun sampai-sampai Kimansu tidak mengenalinya. Meskipun masih terlihat sifat tomboy-nya, Linx berusaha keras untuk bersikap pantas. Kimansu merasa beruntung hingga tidak mempedulikan sindiran para bangsawan.

"Menikahi binatang? Cih! Menjijikan!" Seseorang dari ras manusia berbisik-bisik.

"Dia bahkan memakai pakaian memalukan." Manusia lain berkomentar jijik karena setelan gagah yang Kimansu kenakan hanya bisa dilihat kaum beastman.

Kimansu mendengarnya. Tapi dia tidak peduli. Dia merasa budaya itu tidak berlaku baginya sebagai makhluk bumi. Kimansu juga sudah menerima kucing itu apa adanya sejak dia memutuskan bahwa dirinya adalah pedopil.

Setelah ciuman dan bertukar cincin pernikahan, pengantin baru itu berpisah sejenak untuk melayani basa-basi para bangsawan.

"Tuan Lupicratus bilang anda adalah Anjinx Pedopil. Benarkah, Tuan?"

"Iya. Itu gelar saya di kerajaan saya dulu." Kimansu menjawab cepat pertanyaan bangsawan beastman itu. Dia sudah menduga bahwa istilah ngarang itu akan menyebar ke banyak orang.

"Perkenalkan saya pedopil dari kerajaan Lintukot." Seorang beastman sok mengenalkan dirinya.

"Wah, anda bukan pedopil. Anda adalah Bangsad!"

Semua orang tercengang. Mereka pasti menyangka kata-kata itu gelar kehormatan lainnya. Kimansu pun melayani mereka persatu dan menambah kosa kata baru yang tidak kalah ngawur.

Aneh tapi nyata, itulah yang Kimansu rasakan. Bangsawan beastman yang lugu-lugu itu mengerubutinya seakan dia adalah pahlawan. Sedang istrinya yang jelas-jelas beastman justru dikerubuti bangsawan manusia.

Kimansu pun tidak membuang kesempatan untuk menguping pembicaraan mereka.

"Selamat Nona Cathy, saya masih terkejut anda benar-benar jadi istri manusia." Seorang bangsawan manusia cari muka di hadapan Linx.

"Nama saya Linx, sekarang."

"Hahahahahaha!"

Kimansu agak kesal melihat bangsawan botak gendut itu terbahak. Dia menghampiri Linx, menggandeng tanganya, dan berlagak politis menghadapi kerumunan penipu itu.

Orang-orang buncit itu pun spontan melihat penampilan Kimansu yang mengerikan.

Karena di mata mereka, Kimansu hanya memakai kolor pink.

"Perkenalkan, Saya adalah Kimansu van de Galler." Kimansu mengenalkan dirinya dengan nama karangan.

Bangsawan itu masih memindai tubuh Kimansu.

"Pakaian yang bagus, Tuan Galler. Apa itu pakaian keluarga anda?"

Semua bangsawan terbahak-bahak.

Kimansu yang penipu tulen jelas tidak terganggu sindiran mereka. Dia justru melihat para bangsawab itu dengan wajah takjub.

"Wah, hebat sekali. Jubah ini memang pakaian keluarga saya. Tapi anda tahu? Pakaian ajaib ini hanya bisa dilihat orang-orang yang punya otak."

Kimansu merentangkan tangannya dan memerkan setelan itu ke hadapan kaum beastman. Wajah takjub mereka menjadi bekal Kimansu untuk sindiran lainnya. Dia menoleh lagi ke para manusia itu dan bertanya, "Bagaimana pakaian saya, Tuan-tuan?"

Spontan, mereka pura-pura kagum karena tidak mau dibilang idiot.

Kimansu curiga ada sesuatu di antara para bangsawan itu dengan istrinya. Dia pun menggantikan Linx berbasa-basi dengan mereka. Pembicaraan yang awalnya santai, jadi semakin panas karena Kimansu menyindir mereka satu-persatu. Kimansu yang punya skill ngeles jelas jadi lawan berat bagi gerombolan bangsawan itu. Pada akhirnya, si botak itu tidak tahan dan mulai membahas sebuah kepentingan.

"Baiklah, perjanjian tetap perjanjian. Kami akan mengembalikan wilayah timur Gardhas untuk kaum beastman. Tapi kami tidak yakin ada manusia yang mau menikahi beastman kalau tidak karena dibayar." Si botak gendut itu mulai tidak sopan.

Kimansu masih bersikap tenang untuk membalas hinaannya.

"Waw, pujian anda berlebihan Tuan-tuan. Kaum beastman lebih kaya dari anda semua kalau sampai mampu membayar saya."

Bangsawan botak itu mulai kalap. Dia mulai teriak-teriak.

"Jangan sombong!!! Apa kau orang berpendidikan? Petarung hebat?"

"Sekaligus politisi handal, Tuan-tuan. Anda sudah membuktikannya sendiri. Mau bukti lain?"

Si gendut itu ngos-ngosan menahan amarah. Dia menuding Kimansu dan berteriak, "Kami keluarga Achtung secara resmi menantangmu!!!"