Chereads / Pahlawan Gelandangan / Chapter 30 - Terbongkar

Chapter 30 - Terbongkar

[Warning! Teroglido lvl max Activated. Your defense will break!]

"Gila! Dia masih mengeluarkan skill lagi!?"

Lawan itu tiba-tiba menyiapkan bahunya seakan hendak menggendor pintu. Kimansu tidak punya pilihan selain bersiap-siap menerima benturan. Dengan cepat dia melindungi dadanya dengan kedua tangan.

PRANKKK!!!

Suara benda pecah terdengar di telinganya. Kimansu merasakan sensasi yang sama seperti waktu terkena gempa dari senjata minotaur. Skill itu sangat menyebalkan karena selain mengurangi defense, teroglido juga membuat kepala pusing.

Kimansu kehilangan sela. Benturan itu menghilangkan keseimbangannya. Dia tidak mampu berbuat apa-apa ketika musuh itu melanjutkan serangannya, dengan satu tebasan sekuat tenaga.

Sial! Kimasu bisa tewas sekali serangan jika itu keadaannya!

SLASH!!!

[Critical Damage! - 5590]

Tubuhnya terlempar. Serangan itu terlalu kuat hingga Kimansu merasakan kesakitan yang amat sangat. Namun Syukurlah lawan mengalami sesuatu yang aneh hingga dia tidak melanjutkan serangannya. Kimasu hanya bisa terkapar di lantai arena tanpa bisa berbuat apa-apa.

Badannya sakit sekali. Ada luka menganga yang hampir membelah dadanya. Tapi dia masih bersyukur masih bisa merasakan rasa sakit itu karena artinya dia belum mati.

'Kenapa aku masih hidup?' Dia bertanya-tanya.

Dihitung dari manapun dia pasti tewas di satu serangan. Attack power sebesar itu sangat mustahil dia halau dengan jumlah defense-nya. Apalagi musuh juga mengeluarkan skill yang mengurangi defense itu sebesar 30%.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kimansu baru tahu jawabannya setelah bel notifikasi berbunyi.

PIP!

[Syarat Awakening terpenuhi: Mendapat satu serangan yang hampir menghilangkan nyawa : Skill Teroforte (lvl 1) bisa digunakan]

'Huh? Awakening?'

Semangatnya kembali. Skill yang beberapa hari ini hanya jadi pajangan, akhirnya bisa dia gunakan. Meskipun Teroforte adalah skill dengan level terendah yang dia miliki, setidaknya skill itu menyelamatkannya di saat kritis.

Kimansu mencoba berdiri. Dia ingin menunjukan kepada para beastman yang yang mendukungnya bahwa dia baik-baik saja. Matanya spontan mencari sosok kucing kecil yang pasti sedang mencemaskannya. Jauh di tribun penonton, dia melihat Linx sedang menangis.

'Linx, tenang saja. Aku baik-baik saja,' benak Kimansu, mencoba menyampaikan kalimat itu lewat senyuman.

Namun entah kenapa suara Linx tiba-tiba muncul di pikirannya.

'Syukurlah, Suki. Hampir saja aku jadi janda.'

'Huh? Kamu bisa mendengarku?'

'Iya. Itu kekuatan istimewa dari cincin yang kita pakai, Suki. Kekuatan itu aktif setelah kita resmi menikah.'

Kimansu baru ingat bahwa ada tanda xxx di cincinnya. Tanpa menunda dia langsung memeriksanya.

PIP!

[Divine Blue Linx King Ring (Mana + 20%) (Borderless Connection)]

'Woooo!!! Hebatt!!!'

'Kamu mau tahu sehabat apa lagi cincin itu? Pejamkan matamu.'

Kimansu menurut. Ketika dia memejamkan matanya, rasa sakitnya perlahan sirna dan luka lebar di badannya pun menutup. Dia terkesima karena kemampuan cincin itu bisa menghubungkan skill penyembuhan Linx tanpa harus bersentuhan.

Setelah tubuhnya benar-benar pulih, dia melihat lawannya masih teriak-teriak tidak jelas. Kimansu yakin lawan itu pasti kesakitan karena efek samping dari pil terlarang yang dia gunakan. Tanpa menunda Kimansu langsung menyerangnya.

Namun, dia urungkan niatnya karena petualang itu sudah kejang duluan sambil memuntahkan darah hitam.

"Hentikan pertandinga!!!" Kimansu spontan berteriak. Dia langsung mengayunkan tangan ke panitia agar ikut membantu menyelamat seseorang yang hampir saja membunuhnya.

***

"Uhuk!!!"

"Kamu baik-baik saja?" Kimansu bertanya. Dia melihat petualang itu masih muntah-muntah dan berwajah pucat.

Matanya sudah tidak lagi menghitam seperti tadi.  Dia juga sudah bisa bicara seperti layaknya manusia. Petualang itu langsung mengarahkan jarinya ke tribun penonton di mana keluarga Achtung duduk ketakutan.

"Mereka menipuku! Keluarga Achtung mencampur makananku dengan ramuan terlarang!"

Seluruh arena langsung senyap. Mereka menatap gerombolan keluarga bangsawan itu dengan wajah tidak percaya. Mereka semakin terperanjat saat seorang pangeran berdiri dari kursinya dan menuding ke arah yang sama.

"Kami sudah curiga kegiatan ilegal keluarga kalian!" Pangeran Minerva berteriak lantang. "Kami mendapat informasi bahwa pill itu kalian gunakan untuk mendukung musuh-musuh Kerajaan Gardhas! Kalian sudah terbukti melakukan gerakan makar!"

Seluruh perhatian mengarah ke sebuah keluarga bangsawan yang tidak bisa lagi beralasan. Semua penonton geram dengan Keluarga Achtung yang berniat mengkhianati kerajaannya sendiri demi tahta mudah. Pertandingan itupun berakhir dengan kemenangan Kimansu dan kaum beastman yang secara resmi mendapatkan tanah mereka kembali

Kimansu puas. Dia menuntun petualang itu yang baru terbebas dari perbudakan.

"Saya masih heran, Tuan Kimansu. Kenapa anda mau menolongku?" Petualang itu bertanya.

Kimansu pun membalasnya dengan bisikan.

"Dulu aku pernah mati. Karena kenapa, Tuan? Karena orang-orang yang mengaku beradab itu lebih sibuk pura-pura sok manusiawi, daripada menolong seseorang yang sedang sekarat."