Bukannya loli atau gadis cantik yang Kimansu lihat, si monster putih itu ternyata sosok pria tampan yang silau ketampanannya membuat mata Kimansu langsung bintintan. Pria berambut pirang itupun memiliki ekspersi cool seperti tokoh-tokoh ikemen yang selalu jadi husbando para otaku perempuan.
Dunia ini tidak adil. Kimansu ingin mencakar-cakar wajah pria itu yang jelas-jelas akan merebut pada fans perempuan. Terlebih, dia sangat mengenal si guildmaster tampan itu siapa.
"Ada perlu apa mencari saya?" kata si tampan itu pura-pura tidak kenal.
Kimansu meradang. Dia cengkeram kerah leher pria itu dan berteriak, "Gara-gara kamu aku jadi tahi kuda!!!"
***
"Maafkan aku Kimansu, aku terpaksa jadi manusia demi tugas yang sangat penting." Si guildmaster yang tidak lain dewa wibu itu memohon ampun. Di kantor guildmaster itu dia tak ragu menunjukan identitasnya.
Kimansu masih buang muka dan menyilangkan tangan ke dada. Dia masih kesal karena si dewa wibu itu 1000 kali lebih tampan darinya.
"Kamu bilang pahlawan baru ada yang reinkarnasi jadi bulu ketiak. Kenapa kamu malah jadi fotomodel?"
"Karena sejak awal aku memang tampan."
Hati Kimansu semakin panas karena si wibu itu masih juga menyebalkan.
"13 tahun kita tidak bertemu, dan sekarang aku masih benci dengan kejujuranmu."
"Iya, jujur saja aku memang tampan."
"Tapi kamu masih pedopil, bukan?"
"Iya," balas si dewa wibu itu yang kini berganti nama sebagai Charma.
Kimansu menabok jidatnya sendiri. Bicara dengan si wibu itu benar-benar membuat stress.
"Terserahlah. Untung saja aku tidak punya urusan lagi denganmu setelah ini."
"Kata siapa?"
PIP!
[Divine Quest 50% selesai. Anggota party: Charma telah ditemukan]
Lagi-lagi Kimansu menabok jidatnya sendiri.
"Takdir macam apa ini? Kenapa kamu yang jadi rekan party-ku? Lebih baik aku berpetualang sama kadal!"
"Karena aku yang mengotak-atik quest-mu."
"Bisakah kamu berbohong sekali saja? Kejujuranmu itu menyebalkan!"
"Memang."
Kimansu hampir saja melempar kursinya andai si Charma tidak mengeluarkan sebuah surat.
"Apa ini?"
"Baca saja sendiri."
Kimansu membacanya. Dia langsung pucat begitu tahu surat itu adalah hasil investigasi N.A.O bahwa "Homeless" ada di dunia ini.
"Ja—jangan bilang posisiku sudah ketahuan!" Kimansu bertanya ketakutan. Dia langsung mengingat-ingat kesalahan apa darinya yang menyebabkan posisinya terlacak.
"Bukan kamu yang mereka cari. Tapi ada 'homeless' lain di dunia ini." Si Charma menenangkan. Dia masih bersikap santai seperti masa-masanya dulu sebagai dewa wibu.
Kimansu bernapas lega. Dia langsung menanyakan tentang proyek homeless yang selama ini membuatnya penasaran. Karena si dewa wibu sendiri yang membuat proyek itu, maka Kimansu mendapatkan jawaban yang mencengangkan.
Awalnya Kimansu menyangka Homeless Hero miliknya adalah gelar kutukan. Dia menyangka bahwa dirinya akan selamanya jadi gelandangan seperti masa-masa awalnya sebagai manusia. Tapi saat mendengar penjelasan si Charma, Kimansu tidak kuasa meluapkan kegembiraannya.
"Benarkah? Ini keren sekali!"
"Iya. Itulah kekuatan sejatimu sebagai Homeless Hero."
Saking gembiranya, gantian Kimansu yang meminta maaf kepada mantan dewa pendampingnya.
Kenapa demikian?
Di bumi dulu orang butuh passport dan visa jika ingin mengunjungi negara lain. Begitupun jika ingin mengunjungi berbagai dunia sebagai dewa. Namun peraturan itu tidak berlaku bagi Kimansu yang merupakan pahlawan tidak berumah. Dia bebas kemana saja tanpa bisa terlacak N.A.O atau dewa pemilik dunia itu.
Untuk itulah N.A.O berusaha menangkap para homeless karena eksistensi mereka sangat berbahaya bagi keseimbangan semesta. Seorang homeless bisa berpetualang ke dunia manapun baik untuk liburan maupun mengirim barang-barang selundupan.
Keren, bukan?
Tapi ada satu pertanyaan yang membuat Kimansu penasaran. Jika bukan dirinya 'homeless' yang dicari N.A.O, lalu siapa?
"Cek saja statusku." Si dewa wibu memberi jawaban tidak terduga.
PIP!
[Charma: Homeless Hero...]
Kimansu langsung menutup skill mengintipnya.
"Baiklah, aku lupa kamu orang yang paling menyebalkan. Terus, kenapa kamu ada di dunia ini sebagai manusia?"
Si Charma memajukan badannya. Dia bicara agak berbisik seakan informasinya sangat rahasia.
"Aku punya dua tujuan penting. Yang pertama, setahun ini aku mencari Demon King yang N.A.O kirim ke dunia ini. Dia harus segera ditemukan sebelum dunia ini kiamat."
Kimansu agak gelagapan.
"La—lalu yang kedua?"
Si Charma memajukan badannya lagi. Kali ini bisikannya sangat pelan hingga Kimansu merasa informasi itu pasti sangat mengerikan.
"Tujuan kedua ini motif utamaku tidak ragu membuang status dewa, sekaligus alasanku jadi guildmaster."
Si Charma melirik kiri dan kanan seakan memastikan tidak ada orang menguping.
Kimansu semakin ketakutan saat dia disuruh mendekatkan telinga ke bibir si tampan itu. Ternyata, informasi itu lebih mengerikan dari apa yang dia pikirkan.
"Yang kedua, aku setahun ini mencari guildmaster lama yang katanya kucing loli. Aku baru tahu Divine Linx itu ternyata loli yang sangat hot! Super hot! Bikin sange! Hot banget coy!!!"