Setelah beberapa hari kena infeksi mata, akhirnya bisa nulis lagi!!! Hell yeah!!!
Author sudah bikin plot panjang untuk novel ini. Masing-masing Volume terdiri dari tiga arc, dan masing-masing arc terdiri dari 30 chapter. Untuk berapa jumlah volumenya Author rahasiakan sebagai kejutan, hohohoho!
Awalnya novel ini cuma side project. Author sudah ada novel lain yang cukup populer bagi pembaca dewasa di webnovel (satu universe dengan novel ini). Tapi melihat respon dan dukungan pembaca pada serial Homeles Hero, Aurhor akan lebih serius lagi kedepannya.
Selamat membaca!
***
Setahun berlalu sejak pertandingan itu. Kimansu benar-benar mengubah segala hal yang terjadi di Kerajaan Gardhas. Setelah kejahatan Keluarga Achtung terbongkar, Pangeran Minerva naik tahta dan memberikan kebijakan pertamanya sebagai raja.
Pangeran menyadari niat baik raja terdahulu yang ingin menyatukan manusia dengan para demi-human. Namun niat baik itu tidak berjalan sempurna karena para bangsawan manusia ternyata masih jijik dengan kehadiran mereka. Kebaikan itu justru para bangsawan manfaatkan untuk merebut tanah para demi-human dari dalam. Sang pangeran memutuskan untuk memberi pilihan bagi semua ras itu untuk tetap tinggal di Gardhas atau kembali ke tanah leluhur masing-masing.
Hasilnya? Hampir seluruh demi-human mudik ke kampung halaman. Di manakah kampung halaman mereka?
Kerajaan Gardhas terletak di ujung utara Benua Meropis. Di sisi barat kerajaan itu berbatasan dengan Kerajaan Ysdeville yang baru berdiri, sedangkan di sisi selatan berbatasan dengan Kerajaan Saguene. Kedua kerajaan itu adalah kerajaan manusia yang masih belum ramah menerima demi human.
Di sisi utara Kerajaan Gardhas adalah laut lepas. Sedangkan di sisi timurlah lokasi tanah mistik yang dihuni para demi-human. Di sana lah para makhluk eksotis itu akhirnya mengisolasi diri dari manusia.
Migrasi besar-besaranpun terjadi termasuk ras beastman. Karena Kimansu menjadi pahlawan sekaligus manusia pilihan Gold Fenrir, kaum beastman pun tidak ragu mengangkat dirinya sebagai raja.
Apakah ini happy ending?
Jelas tidak. Author tidak mau dikutuk jadi tahi kuda kalau kisah ini terlalu singkat bagi para pembacanya. Justru setelah perpindahan itulah dimulainya petualangan Kimansu yang sebenarnya.
***
Kerajaan Bulu-bulu. Kerajaan baru kaum beastman yang dinamai Kimansu seenaknya mentang-mentang dia yang jadi raja. Setelah setahun lamanya Kimansu pun mulai bosan setiap hari kerjanya hanya makan, tidur, rapat dan bercipak-cipak (sorry). Namun dia tidak bisa kemana-mana karena setiap hari selalu ada masalah berbeda yang membutuhkan keputusannya.
"Yang Mulia, ras monyet mencuri buah pisang yang kami tanam. Mohon kebijaksanaan yang mulia." Seorang beastman dari ras rakun mengeluh.
Kimansu duduk menyadarkan kepala ke satu tangannya. Dari tatapan matanya, kecoa pun tahu bahwa dia benar-benar kehilangan mood. Dia memanggil si pengadu itu dan membisikan sesuatu.
"Ini ramuan ajaib. Campurkan ke pisang yang akan mereka curi. Beri mereka penawarnya jika mau bayar pisang yang dicuri kemarin. Tagih dengan harga sesukamu" Kimansu menyuruh rakun itu pergi setelah memberi ramuan pemicu mencret. "Selanjutnya!!!"
"Yang mulia, salad wortel pedas yang kami jual laris dibeli manusia. Tapi mereka pelit, yang mulia. Mereka hanya mau beli setengah harga." Seorang beastman kelinci mengadu.
Sekali lagi, dengan wajah malas Kimansu memberi kode tangan agar kelinci itu mendekat.
"Jual lebih murah lagi. Buat lebih pedas lagi. Biarkan mereka makan di tempat sepuasnya."
"Tapi Yang Mulia, saya nanti semakin rugi."
"Kamu jual minuman juga?"
"Iya yang mulia."
"Naikan harga minumanmu setinggi-tingginya begitu mereka kepedasan."
Kelinci itupun pergi dengan senyum licik seperti si rakun tadi.
Satu persatu rakyat mengeluhkan permasalahan yang hampir serupa. Dan semua beastman itupun pulang setelah sifat lugu mereka dirusak rajanya sendiri. Begitu malam menjelang, Kimansu pun kembali ke kamarnya disambut sesosok ratu kecil yang sudah tiduran tanpa sehelai pun pakaian.
'Ya ampun, kapan aku bisa beristirahat?' pikirnya.
'Pikiran kita tersambung, tahu! Jangan mengeluh! Tunaikan tugasmu sebagai suami!'
Kimansu tidak berani berpikir banyak setelah tahu bahwa Linx tipe-tipe istri yang galak. Rutinitas itu pun diawali ciuman, pelukan dan *sebagian text hilang*
"Linx, aku bosan. Aku merasa hidupku hambar." Kimansu bicara setelah hampir enam jam memenuhi tugas mulia. Dia merasa terjebak rutinitas yang sebenernya bukan menjadi minatnya. Sang ratupun menatapnya anggun untuk menghibur sang raja yang dirundung bosan.
Setahun ini Linx semakin cantik. Gadis itu semakin nampak sifat feminimnya setelah berkali-kali *sebagian text hilang lagi*. Selama setahun ini pula Kimansu masih bertahan menjadi raja karena dukungan moral dari istrinya.
"Aku tahu kamu mengeluhkan kemampuan berpikir mereka, Suki. Tapi inilah kaum beastman. Kita tidak bisa menyamakan mereka seperti manusia."
Ucapan Linx bukan tanpa alasan. Awalnya Kimansu bangga menjadi raja karena dia merasa punya bekal menjalaninya. Dia sudah membuktikan bahwa kemampuannya sebagai gamer telah sukses mengantarnya ke pencapaian sekarang.
Kimansu menyangka mengurus kerajaan tidak jauh beda dari game simulator sultan, atau game RTS macam g*ener*l, Command and C*onquer, dll. Tapi semua berbeda karena rakyatnya ternyata lugu mendekati dungu. Kimansu selalu mengeluhkan sifat polos mereka yang mudah sekali ditipu orang. Pada akhirnya, Kimansu menyampaikan rencana yang dia simpan kepada Istrinya.
"Kita kembali ke Gardhas sebagai petualang. Kamu mau?"
"Apa kamu mau awakening lagi?"
Kimansu mengangguk. Meskipun dia sibuk sebagai raja, dia masih sempat meningkatkan kemampuan bertarungnya demi persiapan menghadapi N.A.O. Kimansu saat ini sudah pantas disebut overpowered jika dibandingkan dengan kemampuannya setahun silam.
Sekuat apakah Kimansu sekarang?
Oho ho ho, biarlah itu menjadi kejutan.
"Iya. Aku mau mengejar awakening lagi untuk skill istimewa yang belum bisa aku gunakan sampai sekarang."
"Dimensional Door?" Linx langsung menebaknya. Dia sudah tahu semua rahasia suaminya sejak pikirannya tersambung. Dia bahkan sudah tahu bahwa Kimansu adalah makhluk dari dunia lain.
Setelah mengecup kening istrinya, Kimansu pun menjawab, "Iya. Skill itu petunjuk misi ku selanjutnya setelah aku menjadi raja. Kamu mau ikut aku, Nona anggota party pertama?"
Linx tersenyum. Dia mulai meraba-raba yang menunjukan bahwa ada syarat untuk dia mau berkata iya.
"Ayolah Linx, aku capek!"
"Jangan menawar, atau aku cakar mukamu!"