BRUUMMM!!!
WUUZZZZ!!!
PIP!
[Max Speed: Linx VS Kimansu]
[85 km/h VS 75 Km/h]
"Gila!!! Aku kira sudah menyaingimu! Ternyata kamu menyembunyikan kemampuan aslimu!!!"
"Itu juga bukan kecepatan asliku!"
"Apa!!!?"
Kimansu histeris. Dia tidak menyangka kecepatan Linx ternyata masih di luar perkiraannya. Status si kecil itu masih penuh misteri sekalipun setahun ini Kimansu berlatih keras. Di pertandingan balapan itu pun dia terpaksa menelan lagi kekalahannya.
"Hufff ... Masih berapa lama Kota Hallaval dari sini, Linx?"
"Hmmm ... Kira-kira 80 km lagi." Linx menjawab saat berhenti untuk beristirahat.
Ada jarak hampir 300 km dari Istana Kerajaan Bulu-bulu menuju Kota Hallaval. Sebagai pasangan suami istri di atas rata-rata, mereka hanya butuh beberapa jam saja untuk bisa sampai ke sana. Kimansu sedikit gemas saat melihat lidah kecil Linx terjulur seperti kucing.
"Kamu haus?"
"Iya. Kita lupa tidak bawa air." Linx masih ngos-ngosan. Seperti layaknya kucing, gadis itu mudah sekali haus. "Suki, kita pakai portal itu untuk kembali ke istana. Kamu yang jaga portal, aku yang ambil bekal."
Kimansu mengayunkan tangannya sebagai tanda bahwa itu tidak perlu di lakukan.
"Kenapa, Suki?"
"Karena aku punya ide bagus."
Portal itu memang mirip seperti milik agen N.A.O. Tapi 'Dimensional Door' milik Kimansu tidak secanggih punya mereka. Jika agen N.A.O cukup memencet tombol agar portalnya muncul, maka Kimansu harus menyusun tali ajaib untuk membentuk sebuah lingkaran.
Bagaimana cara kerjanya?
Kimansu memiliki sepasang tali yang masing-masing helainya sepanjang dua meter. Satu helai Kimansu bawa kemana-mana, dan satu helai lagi sudah dia bentuk lingkaran di istananya. Jadi, jika tali yang dia bawa dia susun menjadi lingkaran, maka gerbang akan langsung terbuka tepat menuju ke kamarnya.
Praktis bukan?
Tapi bagi Kimansu yang kreatif, dia punya ide yang lebih baik.
Kimansu menggunakan tali itu sebagai tali ikat celana kolor. Dia juga sudah memindahkan tali di istananya ke gudang barang. Artinya, jika ujung atas kolor Kimansu dibuka, maka jadinya ....
"Kantong ajaib! Hahahaha!"
Inilah yang Kimansu maksud. Karena di dunia ini tidak ada tas ajaib yang bisa memuat barang tanpa batas, maka dia membuat sendiri dari artifak dewa yang Si Anjinx berikan. Dia langsung membuka ujung atas celana kolornya dan membiarkan Linx menggambil air.
"Jenius, Suki! Meskipun ini agak mesum!"
Kimansu agak geli saat tangan kecil Linx merogoh-rogoh bagian depan celananya.
Setelah beristirahat agak lama, mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju Kota Hallaval.
***
"Kota ini benar-benar berbeda tanpa kehadiran demi-human." Kimansu bergumam. Dia merasa aneh saat menyaksikan kota itu saat ini hanya dihuni manusia. "Kamu tidak merasa aneh?"
Linx nampak tidak tertarik bernostalgia. Dia lebih memilih langsung ke istana untuk bertemu dengan Raja Minerva.
"Kamu tidak ikut aku, Suki?"
"Tidak. Aku ingin selesaikan quest dari Si Anjinx dulu."
"Ke Guild Petualang?"
"Iya."
Kimansu agak merasa aneh dengan ekspresi Linx yang masih tidak tertarik mengenang masa lalunya. Gadis itu juga tidak bertanya siapa guildmaster penggantinya, atau bagaimana kondisi para petualangnya sekarang. Si kecil itu langsung berpisah jalan begitu Kimansu melambaikan tangan.
"Sampai detik ini si Loli itu masih dipenuhi misteri." Kimansu bergumam. Dua menelusuri jalan itu disambut tegur sapa beberapa manusia yang masih mengenalnya.
Ketika memasuki Guild, dia melihat suasana benar-benar jauh berbeda. Dia menemukan bahwa tidak satupun dari para petualang itu yang masih dikenalinya, atau mengenal dirinya.
Maklum sih, setahun lalu 80% dari petualang itu adalah kaum beastman.
"Mau mendaftar, Tuan?" Seorang resepsionis manusia menegur.
"Tidak. Saya mau daftar ulang." Kimansu menjawab sambil menyerahkan kartu ID perak-emas yang dia miliki.
Resepsionis itu sedikit terkejut. Dia mengeryitkan dahinya saat memeriksa keaslian ID yang Kimansu serahkan.
"Anda generasi lama ya?"
"Iya."
Resepsionis itu tersenyum. Dia mengembalikan lagi kartu itu setelah memeriksa keasliannya.
"Untuk tahap terakhir anda harus menemui guildmaster."
"Dia di mana?"
"Sebentar lagi juga datang, Tuan."
Kimansu penasaran dengan siapa Guildmaster itu. Dia menunggunya sambil melihat papan quest. Namun yang tidak dia sangka, dia mendapat suasana yang sama ketika guildmaster itu datang. Seperti deja vu, dia mendengar beberapa petualang membuat keributan.
"Dia datang! Monster putih datang!"
"Yang benar saja? Bukannya dia ikut quest penting dua minggu lalu?"
"Dia sudah menyelesaikannya!"
"Apa!!!?"
Kimansu tersenyum tanpa menoleh. Dia juga siap mendengar suara langkah kaki yang mungkin akan menegurnya dari belakang seperti Linx dulu.
Apakah monster putih itu makhluk loli yang lain?
'Apakah dia calon bini kedua?' Kimansu senyum-senyum mesum.
Seperti dugaannya, si guildmaster itu mengucapkan kalimat yang sama persis seperti ucapan Linx.
"Anak baru, ya?"
Kimansu kaget. Suara itu ternyata sangat dikenalinya hingga spontan dia menoleh ke belakang. Ketika melihat siapa si monster putih itu, dia langsung terperanjat.
"Ka-kaauuuu!!!?"