Tidak ada yang tersisah. Semuanya hancur. Kuliahku, kekasihku, keluargaku. Aku kehilangan semuanya. Sepertinya ini akhir dari hidupku. Aku tak sanggup lagi melewati cobaan ini. Aku tak sanggup lagi menjadi Nandini Putri Geovano yang penurut, perfeksonis, cantik, sempurna, baik. Itu semua omong kosong. Aku hanyalah boneka. Aku muak dengan semua ini. Aku ingin hidup. Aku ingin lepas dari penderitaan ini.
Saat ini aku bertekad meninggalkan segalanya dan memulai dari awal. Aku sudah tidak memiliki apa apa lagi. Semuanya pergi. Aku hanyalah boneka usang yang telah ditinggalkan. Aku pergi...
"Kau yakin dengan keputusanmu ini?"
Kak Egy kenalan ku bertanya lagi akan keputusanku untuk mengakhi hidup Nandini Putri Geovano.
"Yah aku yakin." jawabku pasti.
Kak Egy menatapku lekat.
"Aku akan merindukanmu. Begitu pulah mamaku." ujarnya sedih.
"Bagaiman jika kau tinggal di sini bersama kami. Kami sudah menganggapmu keluarga." lanjutnya.
Aku menggeleng. Aku sudah merepotkannya dan keluarganya aku tak mau membebaninya lagi.
Dia mendesah panjang.
"Baiklah jika kau sudah bertekad." ujarnya menyerahkan map coklat kepadaku.
"Hubungi aku jika kau butuh bantuan."
Akupun tersebyum. Kak Egy lebih seperti kakak kandungku dari pada kakak kandungku yang asli.
"Terima kasih banyak." ucapku lalu memeluknya.
Akupun pamit dan meninggalkannya seorang diri.
Selamat tinggal semua.