Jadi sejak awal dia tau siapa aku. Dan dia menyiksaku. Air mataku mengalir kembali. Rasa sakit yang dulu pernah ku rasakan kini muncul kembali.
Lalu dia menciumku. Menciumku teoat di bibirku. Ciuman yang lembut yang membuatku lupa apa yang terjadi pada ku.
"Meski ku tahu rahasiamu tapi aku tak tahu identitas aslimu. Maka dari itu aku mempekerjakan Egy. Jika dia tak ingin aku bisa mencoblosnya ke penjara." ujarnya masih menatapaku.
"Aku tak tahu mengapa dia melakukan hal yang berbahaya untuk orang lain. Yang jelas saat ini kita akan menandatangani kontrak." lanjutnya lalu berdiri menujuh ke ruangan lain lalu kembali dengan membawa dokumen.
"Aku ingin kamu menandatangani kontrak ini. " ucapnya menyodorkan dokumen kepadaku.
Aku meraihnya lalu membacanya. Ini perjanjian bahwa aku setuju menjadi tunangan pura puranya dan aku harus bekerja kepadanya. Ada beberapa aturan terkait aku menjadi kekasihnya. Ia memerasku dengan identitasku. Aku tak tahu jika mendapatkan kehidupan baru sangat begitu pelik.
*****Keesokan hari*****
Kemarin aku tidak dapat menikmati liburan yang diajukan Michael. Bagaimana bisa. Aku merasa aku hanya peliharaan untuknya. Yah aku resmi menjadi peliharaannya. Aku tak tahu mengapa dia memperlakukanku seperti itu. Sangat rumit. Aku menduga ini berkaitan dengan masa lalu. Aku sering kali menemukan artikel dan berita mengenai keluarganya. Kakaknya dikabarkan pernah masuk penjara tapi kini memiliki usaha berkaitan dengan keamanan. Sedangkan adiknya, dia harus ku jauhi. Dia adalah musuh wanita. Tak pernah dalam kehidupannya yang sukses ia sendirian. Ia selalu di temani wanita cantik tapi kurus seperti kurang gizi. Terutama semua wanita yang ia kencani berambut pirang. Setidaknya rambutku kini tidak pirang lagi.
Bisnis mereka bermacam macam dan saling berkaitan. Michael memiliki bisnis berkaitan dengan IT, ia juga mengelolah hotel dan mall. Tapi aku merasa tidak itu saja.
Ah aku mendengar desas desus bahwa mereka memiliki masa kecil yang sangat sulit. Aku tidak mengerti masalah apa yang mereka hadapi. Yang jelas aku ingin segera mengakhiri hubungan rumit ini dan kembali ke kepompongku.
Kini ia menyandraku dalam mobilnya untuk kembali ke hotelku, mengambil barang barangku dan pergi ke negaraku. Yah negara tempat tinggalku sekarang, bukan dulu.
Aku pening. Aku tak tahu apa yang akan ku katakan kepada atasanku. Seharusnya aku kemari untuk menyelesaikan masalah bukan menambah masalah.
"Kenapa kamu diam saja." tanyanya memecah keheningan.
Aku tidak dapat berpikir jawaban apa yang akan ku beri.
"Hei apa kamu baik baik saja."
Aku hanya diam dan memejamkan mataku.
***Inggris***
Akhirnya aku tiba di Inggris bersamanya.
"Bolehkah aky kembali ke apartemenku?" mintaku.
"Tidak, kita akan ke rumahku dan kamu akan tinggal bersamaku."
"Jika kamu ingin aku tetap hidup bawah aku ke apartemenku sekarang."
Aku merasa semakin pusing. Aku lelah. Aku kira aku hanya mabuk kendaraan. Bahkan saat ini di dalam limosinnya aku masih merasa mabuk kendaraan. Tapi aku tidak merasa mual. Sakitku semakin parah dan aku harus menggunakan obat itu. Obatku yang ku bawah tidak mempan.
Jika begini terus dia akan tahu. Aku tidak mau dia tahu. Aku...
*****
"Kamu sudah sadar?" tanya Michael tampak khawatir.
Aku mencoba bangkit tapi kepalahku pusing.
Michael langsung melarangku untuk bangun. Ia menaiki kasurku lalu memelukku.
"Jangan banyak bergerak. Berbaringlah. Kau butuh banyak istirahat."
Aku merasanya nyaman. Jika begini terus aku takut berharap banyak kepadanya.
"Apa yang terjadi?"
"Kamu pingsan. Aku membawamu ke rumahku dan memanggillkan dokter."
Aku rasa aku tak sanggup lagi. Belum bekerja dengannya saja aku sudah seperti ini.
"Aku tak akan membuatmu memicu hal yang membuatmu mengingat masa lalumu. Dengan syarat kamu harus mengatakan yang sebenarnya. Katakan sejujurnya. Dengan ini kontrak kita bisa berjalan mulus." ujarnya lalu bangkit.
"Setelah kamu sembuh pekerjaanmu di mulai."
ia pun meninggalkanku sendiri di kamar.
Tak lama kemudian seorang wanita paruh bayah masuk. Ia memperkenalkan dirinya sebagai kepala pelayan, Lin. Ia menjelaskan padaku barangku yang ada di apartemenku sudah dipindahkan ke rumah ini. Tepatnya di kamar ini. Ada pintu yang mengarahkan ke ruang kerjaku. yah kamarku ini lebih luas dari apartemenku. Bagaiman tidak aku hanya menyewa apertemen murah di kawasan kumuh karena aku tidak ongin menghabiskan uangku demi tempat tinggal yang mahal yang akan ku diami sementara. Aku sering pindah pindah tempat tinggal untuk mencari inspirasi. Tidak ku sangka aku akan dapat tempat tinggal gratis dan mungkin aku akan dapat banyak inspirasi di sini.
Sepertinya aku harus menelpon editorku sebelum ia meledakkan telingaku. Aku harus memutar otak demi karyaku.
****Keesokan harinya*****
"Sepertinya aku tidak bisa meneruskannya. Aku gagal menjalankan risetku." ujarku kepada seseorang di telpon.
"APA!!! KAU TAHU...."
Tak berapa lama kemudian aku mematikan sambungan. Telingahku seperti pecah. Yah aku berbakat tapi aku memiliki minus. Jika tidak ada inspirasi tidak akan ada tulisan sama sekali. Moodku menjadi prioritasku. Jika aku tidak dalam mood yang baik aku tidak bisa menulis.
Akupun mengirim pesan ke editorku. Aku mengatakan aku memiliki ide baru dan akan mengirimkan script ku kepadanya cepat atau lambat.
******