Alesha masih larut dalam pikirannya ketika Silvia menyentuh tangannya. Dia lalu memandangi tangannya kemudian mengangkat wajahnya melihat kearah Silvia. Dilihatnya wanita itu tersenyum padanya, entah kenapa Alesha merasa senyuman Silvia kali ini aneh, tapi dia tidak terlalu mempedulikannya karena yang ada dikepalanya saat ini adalah kegalauan. Apa yang harus aku lakukan? tanyanya dalam hati.
"Apa yang kukatakan ini hanyalah pendapatku saja lagipula semua keputusan ada padamu. Tapi aku yakin kau cukup bijak untuk memutuskan yang terbaik. Baiklah, aku pamit dulu ya". Ucap Silvia kemudian bangkit dari tempat duduk dan berlalu meninggalkan Alesha yang masih duduk termangu.
Alesha masih duduk terdiam, pikirannya menerawang. Terbayang wajah George yang sedang tersenyum menawan seakan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Alesha lalu tersenyum sendiri, dia kemudian bangkit dan meninggalkan restoran itu.
Waktu begitu cepat berlalu, Sudah empat hari sejak kepergian George. Alesha merasa sangat merindukannya, dia juga semakin gelisah meski Bella dan Olivia selalu ada menemaninya. Hanya Meena yang akhir-akhir ini sudah tidak pernah lagi menemuinya. Entah kemana dia. Olivia menjadi uring-uringan melihat tingkah sepupunya itu.
" Alesha, dia baru ga nelpon seharian aja sikap lu sudah kayak George ga nelpon setahun. Parah lu, ternyata orang yang ga pernah mengenal cinta, sekali jatuh cinta bisa sampai segila ini ya" ucapnya sambil nyengir. Alesha malah tampak tidak mempedulikan sepupunya itu, dia hanya menghela napas panjang.
" Oliv, gue bingung. Harus beritahu dia apa enggak ya? Gue cemas, nanti responnya akan seperti apa? Ucap Alesha sambil membaringkan tubuhnya di kasur. Dia lalu memejamkan matanya, lagi-lagi wajah George yang tersenyum menggemaskan terbayang di pelupuk matanya. " ahh...gue kangen George Oliv..!" ucapnya lagi sambil memeluk erat guling yang ada disampingnya.
Melihat tingkah Alesha yang semakin konyol itu Olivia hanya menggelengkan kepalanya. 'hah..emang bener-bener udah ga waras gadis ini' ucapnya membatin.
"Menurut gue, sebelum lu utarakan niat lu yang konyol itu, lu juga harus yakin apa hati lu bener-bener uda siap. Melihat sikap lu aja gue uda ga yakin". Ucapnya sambil membolak-balik halaman majalah yang dibacanya.
"Kenapa dia belum nelpon juga sih? apa George uda punya pacar baru di sana yah? awas aja kalau dia balik nanti". Ucap Alesha yang kesal sendiri dengan pikirannya. Sementara Olivia hanya sibuk dengan majalahnya tanpa merespon Alesha yang tingkahnya semakin aneh.
Tiba-tiba handphone Alesha berdering, dia lalu bangkit dan melihat siapa yang menelponnya karena sudah pasti itu bukan dari George. Nadanya bukan lagu 'senorita' dari shawmila. Ketika melihat layar handphonenya dia langsung melompat kegirangan. Hilanglah wajah muram yang sejak tadi menyelimuti wajah manis itu. Olivia sampai terkejut melihat perubahan drastis sikap Alesha.
Alesha lalu buru-buru mengangkat telponnya.
"Halo Jimmy, apa kabar? aku baik. Oya? kapan itu? hmm..oke baiklah. Sampai nanti ya." Ucapnya lalu menutup telpon sambil tersenyum. Dia kemudian menatap Olivia yang sejak tadi memperhatikan dirinya.
" Jimmy ngajak gue ketemuan". Ucapnya. Olivia hanya mengangkat alisnya sambil terus membolak-balik majalah ditangannya. Kalau soal jimmy, Olivia tidak akan merespon apa-apa. Apalagi dia tau kalau sahabat kesayangan Alesha itu adalah mafia. Sebenarnya Olivia sangat ingin memberitahu kalau Jimmy itu adalah orang yang tidak baik tapi karena takut Alesha salah paham padanya jadinya kali ini Olivia hanya mendiamkan saja. Apalagi George sudah berpesan padanya untuk tidak melalukan apa-apa menyangkut Jimmy.
Melihat respon Olivia yang acuh tak acuh, Alesha mengerutkan kening. "Lu kok diam aja?" tanyanya. Olivia hanya mengangkat bahunya dengan cuek. "Lu ga suka ya sama Jimmy? Tanya Alesha lagi. Kali ini Olivia mengangkat wajahnya dan menatap Alesha lekat.
"Gue heran sama lu sha, lu itu demennya sama George ato Jimmy sih?, baru semenit yang lalu elu galau tentang George, eh..giliran Jimmy nelpon lu udah kegirangan aja." jawabnya kesal. Olivia tidak mengerti apa yang dilihat Alesha dari Jimmy itu, dia sudah memutuskan pertunangan dengan Alesha tapi sekarang malah muncul lagi sebagai pengganggu. Parahnya lagi sepupunya yang polosnya keterlaluan ini malah masih menganggapnya sebagai sahabat baik. Jadinya si licik Jimmy ini pastinya tidak akan membuang kesempatan itu.
"Dia cuma ingin ngajak gue makan kok, emang sudah seminggu ini kan dia ga ada kabar selama berada disini. Lagian dia masih sahabat gue, masa diajakin makan ama sahabat sendiri aja gue nolak sih". Alesha berusaha menjelaskan, tapi penjelasan itu hanya membuat Olivia semakin kesal.
"Terserah lu deh, gua cuma mau bilang kalau elu harus hati-hati aja sama si Jimmy itu. Karena dia tidak sebaik yang lu kira". Ucap Olivia.
"Dia ga seperti itu Oliv, elu nya aja yang belum pernah ketemu sama dia jadinya ga tau sifatnya gimana. Gimana kalau lu ikut aja sama gue ketemu dia? ucap Alesha. Matanya jadi berbinar, dia seketika bersemangat. Rupanya dia berniat untuk memperkenalkan Jimmy dengan sepupunya itu. Siapa tahu mereka cocok dan akhirnya berjodoh. Memikirkan itu Alesha senyum-senyum sendiri.
Sementara itu Olivia hanya terdiam mendengar ide Alesha. Dia merasa ajakan Alesha itu baiknya juga, selain dia bisa melihat seperti apa si mafia itu secara langsung, dia juga bisa menjaga dan mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Olivia sama sekali tidak mencurigai tampang Alesha yang sejak tadi tersenyum misterius.
"Baiklah gue ikut." ucapnya santai.
"yeah.. that's great! kalau gitu ayo bersiap, kita berangkat jam 8 malam nanti". Balas Alesha dengan girang.
Alesha tampak sangat manis dengan dandanan simpel, kali ini dia memakai rok pleated skirt dan kaos simpel lengkap dengan sepatu sneaker yang membuatnya semakin mempesona.
"Ayo cepetan Oliv, lama banget dandannya." Teriaknya dari luar. Sementara itu Olivia sebenarnya sudah siap dari tadi, akan tetapi dia terlihat sibuk dengan handphonenya.
"Ah..kenapa George sampai sekarang tidak membalas pesanku. Dia juga tidak bisa dihubungi". Gumannya cemas. Dia khawatir karena sejak pagi tadi George tidak ada tanda-tanda akan membalas pesan-pesannya padahal situasi sekarang sangat genting.
Jimmy jadi punya kesempatan untuk bertemu dengan Alesha tanpa sepengetahuan George, sehingga sangat mungkin pengamanan Alesha kali ini menjadi longgar dan Jimmy akan menyukainya.
"oh George dimana kau" Keluhnya lagi.
"Oliiiv...!!!" terdengar teriakan Alesha lagi membuat Olivia menjadi kesal. "Duh.. anak ini ga tau apa orang lagi khawatir dengan keselamatannya" gumannya kesal. "iya...sebentar!!!" jawabnya lagi. Olivia kemudian keluar dari kamar dengan wajah murung.
"Ngapain sih cepet-cepet, kayak telat wawancara kerja aja. Biarin aja tuh Jimmy nunggu, kan dia sendiri yang ngajak" ucap Olivia tersungut-sungut. Dia sangat malas untuk bertemu Jimmy karena George tidak tahu. Kalau sampai Alesha kenapa-kenapa kan dia sendiri yang repot, apalagi dirinya sudah diberi kepercayaan oleh pangeran itu untuk tetap berada disisi Alesha dan menjaganya dan terlepas dari semua itu Alesha memang tanggung jawabnya karena hanya dia kerabatnya di sini. Apa yang harus dikatakan kepada orang tua Alesha kalau sampai terjadi sesuatu terhadap anak semata wayang mereka. Memikirkan semua itu Olivia menjadi stres sendiri.
"Oliv...ayo malah bengong lagi..!" suara Alesha membuyarkan pikirannya. Dia lalu menatap Alesha dengan serius.
"Alesha, lu harus janji sama gue. Kita cuman makan aja habis itu pulang, oke?" ucapnya. Alesha hanya mengangguk dan segera menarik lengan Olivia masuk ke mobil. Tidak lama kemudian mobil pun melaju.