"what?, berbagi kasur dengan kamu. cih, mending aku guling-guling dilantai aja. lupakan niat terselubung mu. " kata meilin dengan melotot.
"Meilin mungkin masih gadis kecil tapi dia punya prinsip, tak akan biarkan orang lain menyentuhnya kecuali nanti suami yang dia cintai, bukan suami yang cuma nikah satu tahun. dasar suami abal-abal, fake." batin Meilin
"yasudah kalau tidak mau, tapi please jangan berisik. " kata gio
"kamu juga jangan berisik apalagi bernafas" jawab Meilin
"maksud kamu nggak boleh bernafas? aku mati dong?" kata gio
" iya emang" jawab Meilin
setelah mendengar ucapan Meilin, gio tersulut emosinya dan tangannya meraih sebuah bantal, dan dilemparkan bantal tepat mengenai muka Meilin.
Plakkkkkkk
"aduhhhh, muka saya!!! " Meilin juga ikutan emosi. dia bangkit berdiri dan menuju gio tepat dihadapan gio, Meilin memukul-mukul gio menggunakan bantal. jadilah mereka perang bantal seperti anak kecil.
setelah mereka merasa lelah akibat perang, keduanya merebahkan tubuh di kasur. tapi mata masih tidak ingin terpejam. padahal jam sudah menunjukkan pukul satu malam.
Gio berjalan menuju kabinet di bawa televisi dan menemukan papan catur, lalu papan itu dibawa ke kasur dan ditata.
" malam-malam begini kamu mengajak berduel bermain catur?" tanya Meilin
"yups, benar sekali. etsssss tapi kalau kamu takut kalah aku akan mengembalikan catur ini ke tempatnya." jawab gio dengan percaya diri. karna gio adalah anak muda yang ahli dalam segala hal, termasuk catur.
"go go go, tapi apa hadiah yang akan kamu berikan kalau aku menang?" tanya Meilin
" aku akan menjadi pesuruh mu selama 3 hari ketika nanti kita honeymoon. bagaimana?"jawab gio.
"wah wah wah dua hari lagi mereka akan dijadwalkan honeymoon ke luar negeri, sungguh menyenangkan bila si bawel jadi pesuruhku. " batin Meilin
"OK, deal" tantang Meilin
" tapi ingat jika aku yang menang. kamu akan jadi pesuruhku hahaha" jawab gio
permainan dimulai, harus Meilin akui, dia kesulitan untuk melawan gio. akhirnya Meilin kalah di ronde pertama. tapi tenang Meilin memiliki kemampuan menganalisis dengan cepat dan dia menerapkan strategi yang menyusahkan gio, ronde dua, tiga Meilin yang menang. ronde keempat adalah ronde penentuan. mereka beradu strategi menggunakan seluruh kemampuan mereka.
"kamu belajar dari mana gadis kecil?" tanya gio
bummmn ahahhahaha
"yes...YESS..... yes aku menang. " seru Meilin
"s***t, ahhhh aku lengah" ungkap gio
"oh pesuruhku" ledek Meilin sambil memainkan dagu
"bahagia lah sesuka hati mu" kata gio
Meilin berbaring di kasur dan memejamkan mata, dan ia mulai tertidur. melihat itu, gio membereskan papan catur, dan ikut tidur disampingnya Meilin.
dari game ini gio belajar bagaimana Meilin bisa mengalahkan nya. ini diluar kebiasaan, antara sedih karena harus menjadi pesuruh atau senang karena dia tau bagaimana kecakapan gadis kecilnya menganalisis suatu permasalahan dengan cepat.
dipagi hari yang indah, sinar matahari yang menembus jendela tepat mengenai muka Meilin, "huhuhu, heh apa ini aku nggak bisa mengerakan badan" kata Meilin sambil melihat kebelakang.
"gio tertidur tepat dibelakang ku sambil memelukku? " gumam meilin
30 menit Meilin mencoba melepaskan akhirnya dia berhasil. sekarang dia bisa benar-benar bisa melihat gio tertidur seperti bukan putri salju tapi pangeran salju, tampan sekali. lihat bulu-bulu mata yang panjang dan lentik, kulit yang putih bersih, tanpa sadar Meilin menjelajahi muka gio dengan tangannya dari dahi berakhir di mulut, Meilin mulai mendekati tubuh gio untuk melihat suatu tanda lahir yang kecil dan samar-samar di tepat di ujung bibir gio. posisi seperti mencium padahal hanya mengecek dengan lebih dekat.
tiba-tiba mata gio terbuka dan badannya dengan cepat kepalanya dan memberikan kecupan di Meilin. "pagi gadis kecil" ledek Meilin
"ihhhhh, kamu! menciumku lagi Tanpa permisi" ungkap Meilin sambil menutupi bibir dengan tangannya.
"itu hanya sebulan kecupan bukan ciuman" kata gio
ya begitulah malam pertama Meilin dan gio penuh keabnormalan. ketika banyak orang saling berpadu kasih, justru mereka ribut untuk berebut kasur.
tok...tok...tok
"ya, masuk" kata meilin
"nyonya, tuan, tuan besar telah menunggu anda untuk sarapan" kata pelayan
" ya, kita akan. bersiap terlebih dahulu. kamu boleh pergi" kata Meilin
Meilin bangun, mandi dan menuju ruang makan. dia tak perduli gio masih berganti pakaian yang jelas dia sudah lapar. menuruni tangga Meilin berjalan menuju ruang makan, meja makan panjang yang sudah dilengkapi makanan membentang. disana papa gio, mama gio dan Giu Xia telah menunggu.
"pagi, pa, ma, kecilku" sapa Meilin
" pagi, bagaimana tadi malam lancar?" bisik mana gio kepada Meilin.
" iya" Jawab Meilin, dia tidak ingin memberitahukan kejadian yang sebenarnya..
mama gio sebenarnya mengintip dari luar apa yang terjadi tadi malam. tadi karna mama gio mendengar suara Meilin dan gio yang saling beraksi membuat mama gio senang. tidak taukah bahwa suara yang ia dengar adalah suara bantal yang di pukulkan Meilin dan gio. karna mereka sedang perang bantal.
" hmmm ma, aku akan pergi dengan gio beberapa hari untuk honeymoon." kata meilin
" kalian akan pergi kemana?" tanya mama gio
" masih belum tau ma, nanti aku tanya gio ya" kata Meilin
"sayang, kamu sudah disini. aku mencarimu tau. " kata gio sambil mengusap kepala Meilin dan segera duduk disampingnya Meilin.
" nak, bagaimana sukses tidak? " tanya papa gio
" hmmm, game yang seru pa" jawab gio
mama dan papa berkhayal dengan pikiran masing-masing dan mulai tertawa. sedangkan Giu Xia menatap dengan polos. dia memikirkan honeymoon Tante dan pamannya, Giu Xia sedih karena beberapa hari berpisah dengan paman dan tantenya.
" honey, ada apa kecilku? kenapa cemberut? ' tanya Meilin kepada si kecil.
si kecil tidak menjawab malah bangkit dari kursinya dan minta duduk di paha Meilin. Meilin dengan senang hati mendudukkan si kecil di pahanya. Meilin memeluknya memberikan ciuman kepada si kecil. tapi ada kecemburuan di mata gio.
dia hanya mendapatkan kecupan sekali tapi lihat akting Giu Xia berhasil mendapatkan kecupan bertubi-tubi. benar-benar menyebalkan.