Chereads / magic of wedding / Chapter 11 - sebuah takdir

Chapter 11 - sebuah takdir

disaat Meilin dan gio sedang sibuk melakukan pemrotetan prewedding. di sebuah ruang tunggu VIP bandara Jian Xia, Rui Xiu dan Giu Xia yang baru mendarat dari Thailand beristirahat sejenak dan memesan beberapa makanan. muka Giu Xia sedang tidak bersahabat karna dia beberapa hari ini tak bertemu dengan Meilin. dia merindukan induknya.

Jian Xia dan Rui Xiu adalah pasangan kakek neneknya Giu Xia. ya mereka adalah pemilik Rui king company, perusahaan yang sekarang mereka berikan sepenuhnya kepada gio. karna mereka sadar jika hidup hanya sekali, mereka ingin menikmatinya bukan hanya untuk bekerja tapi juga untuk keluarga.

" cucuku tersayang, ada apa? kenapa mukamu masam seperti itu?" tanya Jian Xia sambil membujuk.

Giu Xia,". ..."

" maukah kamu dengar cerita dari nenek? nenek punya cerita menarik mengenai Tante Meilin" ucap nenek Jian Xia

mata Giu Xia berbinar-binar dan mendekat ke kursi neneknya. dia ingin di duduk dipaha neneknya sambil mendengarkan cerita.

"jadi begini, kamu tau besok paman gio akan menikah dengan Tante Meilin? tanya nenek Jian Xia"

Giu Xia, ". .. ya"

" Tante Meilin adalah wanita yang hebat, nenek masih ingat ketika dia sedang melukis dengan ibunya waktu kami datang berkunjung kediamannya. dia dulu sangat kecil bahkan lebih kecil dari kamu Giu Xia. Tante Meilin sangat pandai melukis. dia juga sangat ceria dan cerdas. kamu tau, dia pandai bermain teka-teki. ketika dia mengajukan teka-teki dan kawannya tidak bisa menjawab lawannya harus memberikan uang 1000 Yuan kepada. tak heran jika tante Meilin pasti memiliki banyak sekali uang tabungan direkeningnya. bahkan nenek dulu kalah sebanyak 5 kali. " jelas nenek

"nenek dulu pernah ketemu Tante? " tanya Giu Xia dengan polos.

" tentu saja, paman dari Meilin bernama Yang Liu Lian adalah sahabat nenek dulu ketika nenek kuliah. dan kami juga akrab dengan kakak dari Yang Liu Lian yaitu Bram Lian (ayah dari Meilin). waktu itu kami berkesempatan hadir di acara ulangtahun ayahnya Meilin. kami juga sempat membuat kesepakatan perjodohan." jelas Jian Xia

"perjodohan itu suatu cinta yang diatur? " tanya Giu Xia

"ahahaha yayayya, kami telah mengaturnya. dan kami sangat senang ternyata gadis yang dipilih pamanmu adalah pilihan kami juga" jawab nenek

"entah apa nanti reaksi mereka ketika mengetahui kalau mereka adalah pasangan perjodohan ahahahah " ujar kakek dengan tertawa.

"ternyata hidup tidak selebar daun kelor wkwkwk" unggah nenek

Giu Xia hanya mengamati obrolan nenek dan kakeknya. tapi sesungguhnya Giu Xia sangat senang terhadap kenyataan yang ada.

" coba kita ingat ketika gio diberitahu bahwa dia akan dijodohkan. dia sangat keras kepala menolak" kata kakek

"betul, bahkan dia mengancam akan meninggalkan keluarga Rui. ahahahah" ungkap nenek

" pokoknya dia mau cari sendiri gadis yang dia inginkan" kata kakek sambil memegang perutnya karna tidak bisa mengontrol tertawa.

" ya ampun, tapi sekarang malah dia yang mengumumkan pernikahannya dengan gadis yang tak ia sangka adalah gadis yang ditolaknya. ahahhahaha ahahhahaha ahahhahaha" kata nenek

"coba bayangkan ekspresi mereka ahahaha" kata kakek

"pasti mereka akan tercengang" jawab nenek

"kita lihat besok, kita akan memberitahu mereka besok. ya besok ketika mereka menikah." kata nenek

"kamu sudah mengundang keluarga Meilin kan? apakah Yang Liu Lian akan hadir?" tanya kakek

"tentu saja, bahkan dia sangat senang. dia tak menyangka bahwa Meilin bisa bertemu dengan gio dikehidupan seperti ini ahahaha" Jawab nenek.

seperti jika ada hal yang membahagiakan di dunia ini adalah ketika mereka berdua bergosip mengenai anaknya sendiri. bahkan lebih tepatnya mengejek.

Meilin berjalan menuju mobil dan memandang langit yang sudah menghitam karna dikejar malam ketika ia melirik disebelah kanan ada laki-laki sempurna seperti gio pastilah dambaan semua orang.

"my perfect life " batinya. tapi segera dia menghilangkan apa yang dipikirkan menjadi akal sehat kembali. tak akan ingin dia menghabiskan waktu dengan pria dingin seperti gio.

" ayo masuk ke mobil. kita akan pulang" kata gio

"baiklah" jawab Meilin

" besok acara pernikahan, maka malam ini istirahat lah. karna besok pasti melelahkan" kata gio

"hmmmp ok" jawab Meilin singkat. Meilin tidak ingin membiarkan otaknya terus berpikir karna yang dibutuhkan adalah istirahat. paling tidak besok dia harus memiliki energi ekstra.

membayangkan betapa sibuknya besok sudah membuat Meilin mengantuk dan tertidur di mobil, lebih tepatnya Meilin tertidur dipundak gio.