Chereads / magic of wedding / Chapter 13 - Milikku

Chapter 13 - Milikku

setelah beberapa kali menarik nafas yang panjang, Meilin berjalan didampingi oleh malaikat-malaikat cantik yang membantu membawakan gaun belakangnya dan dua sepasang malaikat didepannya yang melemparkan bunga mawar disepanjang karpet yang Meilin dilewati.

Meilin menggunakan gaun yang dipilihkan gio bergitu menawan, dengan mahkota berlian yang melingkar dikepalanya membuat ia seperti seorang peri yang keluar dari sangkarnya.

diujung Meilin sudah melihat gio yang telah menantinya, gio membungkukkan badan dan memberikan tangannya untuk Meilin, Meilin menyambut dan mereka menuju ke altar pernikahan.

untuk beberapa saat acara berjalan dengan khitmad, gio sangat lancar mengucapkan janji suci pernikahan yang disaksikan seluruh tamu undangan, semua orang merasa bersyukur melihat Meilin dan gio, mereka tampak sangat serasi.

setelah mengucapkan janji, mereka saling memasangkan cincin yang didalamnya telah terukir "forever with you, Meilin" untuk cincin gio dan " forever with you, Gio" untuk cincin Meilin. setelah memasang cincin mereka bertatapan sorotan mata yang penuh makna tersirat diantara mereka berdua.

"apakah kamu akan menciumku?" bisik Meilin

tanya menjawab gio menyentuh dagu Meilin dan menciumnya dengan lembut. dan berkata, " kamu milikku hari ini. dan tentu kita harus berciuman, lihat tadi semua orang menanti kita melakukannya" jawab gio dengan berbisik .

semua tamu undangan bergelora melihat ciuman gio dan meilin, bahkan membuat orang iri dibuatnya.

Meilin tersenyum sambil melihat disekelilingnya. tapi tatapan terhenti di pria berjas merah maroon. "paman Yang Liu Lian? " gumam meilin.

seperti halnya pernikahan normal lainnya, mereka melakukan ritual lempar bunga dan taukah kalian yang mendapat buket bunga adalah si kecil Giu Xia. mungkin sebentar lagi si kecil akan dijodohkan seperti nasib pamannya. lalu acara selanjutnya foto bersama, menjamu tamu undangan. paling tidak Meilin dan gio harus bisa berakting seharian penuh. perran sebagai pasangan pengantin memang tersulit .

dimana pun Meilin berada gio pasti akan ada disampingnya, memegang pinggang, menatapnya, menunjukkan senyuman dengan deretan gigi rapinya. agak canggung tapi lama-kelamaan mereka melakukan dengan sangat natural

"Meilin darling, ayo kita sapa orang tuaku" kata gio

"hmmm, baiklah" jawab Meilin

mereka berjalan menuju kelompok yang duduk dimeja bundar, dimeja terlihat ayah gio,mama gio, si kecil. tapi sekali lagi dia tercengang ada pamannya disana juga.

"oh, beautiful kesini lah anakku. kamu benar-benar memukau. sangat cantik" kata mama gio

"terimakasih kasih tante" jawab Meilin

" oh, stop ! jangan panggil Tante. coba panggil MAMA. ayo coba" kata mama gio

" mmmm mama? " jawab Meilin agak canggung

" great honey" jawab mama gio sambil mengusap pipi Meilin yang merona.

Meilin melihat jika ia berada disamping mamanya gio, dia seperti menemukan sosok mamanya yang telah tiada. auranya sangat hangat.

"Meilin, keponakanku. lihat kamu sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik" kata paman Yang Liu Lian

"paman Yang? " tanya Meilin

"iya Meilin ini pamanmu, Yang Liu Lian! " jawab Paman Meilin

"Bagaimana bisa paman disini? " tanya Meilin

"Tentu saja, aku harus menghadiri pernikahannya keponakanku satu-satunya" jawab Paman Meilin

"oh, come on Meilin apakah Gio belum memberitahu mu?" tanya paman Meilin

Meilin yang bingung menatap gio, sedangkan gio juga menatap Meilin dengan tatapan yang sama. mereka berdua tidak tau apa-apa. bahkan ini pertama kali gio bertemu dengan paman Yang Liu Lian

" hey, apakah kalian juga belum memberitahu gio juga?" tanya paman Meilin kepada kedua orangtua gio.

melihat Ekspresi orang tua gio yang kompak menggelengkan kepala. barulah paman Meilin sadar jika Meilin dan gio tidak tau bahwa mereka adalah pasangan yang dijodohkan.

" Meilin, Gio taukah kalian bahwa kalian ini dijodohin? " ungkap paman Meilin

"apa???????" tanya Meilin

"papa, mama, apa benar yang dibicarakannya om Yang Liu Lian? " tanya Gio

"of course" jawab papa gio sambil ketawa

" jadi wanita yang ingin papa mama jodohkan kepada gio adalah Meilin? Meilin Lian???" tanya gio lagi

"of course honey" jawab mama gio sambil menahan tertawa melihat ekspresi anak dan menantunya yang sangat imut.

bagaikan tersambar petir berulang kali. bagaimana mungkin gio yang ingin meloloskan diri dari perjodohannya malah menjauhkan dirinya sendiri ke perjodohan itu. dan pernikahan juga telah dilaksanakan.

lama sekali gio dan meilin saling menatap. tatap betapa bodohnya mereka. benar-benar membuat Meilin pusing.

"Gio kapan acara ini selesai? " tanya Meilin

" acara resminya sudah selesai, acara selanjutnya hanyalah silaturahmi antara pemilik bisnis saja. dan ayahku akan mengendalikan semuanya. apakah kamu lelah? mari aku antar" kata gio

"ma, pa, paman kami pamit dulu. silahkan nikmati acaranya. aku akan mengantarkan Meilin. seperti dia sudah sangat lelah." pamit gio dengan hormat kepada ketiga orang tua tersebut.

sesampainya gio dan meilin dikamar, suasana mencekam sekaligus canggung mendominasi ruangan. apakah yang akan mereka lakukan? tanya pikiran mereka masing-masing.