Masih dalam keadaan sulit Meilin berusaha untuk bernegosiasi dengan tuan Gio, Meilin menyadari jika dia terlibat masalah dengan tuan Gio segalanya pasti tidak akan mudah untuk kehidupannya kelak.
mobil Ferrari itu melaju meninggalkan kampus menyisakan Susana canggung nan tegang. Meilin duduk disamping tuan Gio dan sedikit menjauh dan memalingkan muka, tapi tangannya masih dipegang erat oleh tuan Gio bahkan seperti di lem. semakin tarik semakin merekat. tuan Gio benar-benar membuat Meilin seperti tawanan.
"Tuan sebenarnya apa salahku? " tanya Meilin lirik
"Salahmu karna telah menyentuh ku" jawab gio sambil mencondongkan tubuhnya
" menyentuh? menyentuh? menyentuh? kapan aku menyentuhnya bahkan tak pernah terlintas dalam pikiran Meilin dia akan bersentuhan dengan pria. baginya tak ada kata pria dalam hidupnya. jangan-jangan karena kejadian di bus kemarin. astaga itu hanyalah ketidaksengajaan " batin Meilin.
Meilin melihat keluar jendela, dia membatin "Bukankah ini adalah kawasan Rosepure Park adalah kawasan perumahan elite yang hanya orang-orang dengan pengaruh besar dan jumlah kekayaan fantastis yang bisa berada didalamnya dan bukankah ini kawasan rumah pamannya. bagaimana jika mereka bertemu setelah sekian lama, apakah pamannya sehat?"
mereka sampai dirumah besar yang sangat luas berwarna campuran antara putih dan hijau pastel, sangat elegan dan indah.
mobil berhenti dan xiu Juan membukakan pintu, " Silahkan tuan Gio dan nona Meilin"
Meilin ditarik oleh gio masuk kedalam rumah, begitu masuk kerumah, pikiran Meilin sudah Kemana-kemana, apakah dia akan dibunuh?
"kakakkkkkk.... kakakkkkkk...." suara yang sudah tak asing bagi Meilin mendekat dia berlari hingga hampir terjatuh karena terlalu bersemangat. menghampiri Meilin dan memeluk Meilin.
"GIU XIA RUI, perhatikan perilaku mu" ujar Gio kepada ponakannya.
tak menjawab pamannya, Giu Xia memperhatikan tangan paman gio dan menariknya seraya berkata "Lepaskan tangan paman, aku mau antar kakak cantik ke kamarnya. "
"adik kecil jadi namamu Giu Xia Rui? nama yang indah" kata Meilin. "Syukurlah pergelangan tangannya tidak patah" batin Meilin sambil mengusap-usap tangannya.
"kakak makasih ya udah mau jadi bagian keluarga ku" jelas Giu Xia polos sambil berjalan bergandengan tangan dengan Meilin.
"Keluarga? " tanya Meilin tapi tidak ditanggapi oleh Giu Xia
"Nah ini dia kamar kakak, sebelah kanan kamarku dan sebelah kiri kamar paman gio, kakak istirahat lah dulu nanti malam kita akan makan malam bersama" penjelasan Giu Xia lantas pergi meninggalkan Meilin yang tengah kebingungan.
ketika Meilin membuka pintu terlihatlah kamar yang sangat luas, mungkin lima kali luas apartemennya, dinding-dinding yang dilukis mural pemandangan senja yang indah.
tanpa mendengar instruksi siapapun Meilin mengunci pintu, takut kalau tuan Gio masuk. lantas Meilin berjalan menuju ranjang dan melompat memeluk guling lalu jatuh tertidur. sejujurnya selama dua Minggu ini Meilin sangat disibukan dengan ujian dan bekerja hingga tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengistirahatkan tubuhnya.
kreeeek kkkkkkkk kkkkkkkk
suara pintu terbuka gio masuk kedalam kamar Meilin dan menemukan Meilin dengan asyik tertidur dengan sangat nyaman, melihat Meilin tertidur masih mengenakan sepatu membuat gio melepaskan sepatu Meilin dan menutupi tubuh Meilin dengan selimut.
" kamu sangat menarik gadis kecil. kamu gadis kecilku" ucap gio dan berjalan meninggalkan kamar Meilin.
mungkin hampir 3 jam Meilin tertidur ketika bangun dia langsung bergegas untuk mandi. setelah selesai dia membuka lemari dan memilih pakaian yang telah disediakan di lemari tersebut. Meilin memilih memakai kaos putih polos dan celana jeans tanpa memakai riasan apapun dia keluar dari kamar. ia mencari Giu Xia si adik kecilnya
tidak disangka Giu Xia dan tuan Gio telah menunggunya diruang tamu, mereka memakai tuxedo merah maroon yang sangat elegan dan ditunjang dengan wajah tampan mereka berdua. mata bulat hitam kelam, hidung mancung, rahang yang strukturnya sangat sempurna membuat mereka terlihat begitu luar biasa.
"hmmm kupikir kita hanya akan makan malam biasa" ujar Meilin
"pelayan cepat beri dia busana yang cocok dan riasan saya beri waktu 15menit" suruh gio
tanpa bisa membalas Meilin sudah dibawa kedalam kamarnya lagi dan secepat kilat pelayan sudah menyulap sebagai wanita berkelas.
Meilin sebenarnya sudah memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang indah, namun memang sengaja ditutupi. kali ini dia memakai gaun cream berpadukan warna merah maroon dan make up tipis.
"Anda sekarang sudah siap nona, silahkan karena tuan telah menunggu. " ujar pelayan
"kak Meilin, cantik sekali sangat cocok dengan paman gio. selamat bergabung di keluarga kami" jelas Giu Xia
" kakak bukan keluarga mu sayang, kakak hanya tamu. mari kita pergi tuan Gio" jawab Meilin
wajah datar gio tak berubah tapi senyum tipis dia tampakkan ketika di mobil. namun yang bisa melihat senyuman tipis itu hanya dia sendiri. "Keluarga barunya adalah Meilin" batin Gio