Di cafetaria SW-TV, lamunan Flair masih melayang pada kenyataan di sekitar Hadley yang baru ia ketahui, ia hanya memutar-mutar sendok pudingnya mengelilingi puding apel di hadapannya, tanpa hendak mengirisnya sedikitpun.
"Hey Honey, mengapa kau melamun saja? " Tanya Hadley yang sudah menghabiskan kopi di cangkirnya.
"Kau tidak suka pudingmu? " lanjut Hadley mengernyitkan alisnya.
"Bukan, hanya saja banyak yang harus aku kerjakan, tetapi hari sudah sangat sore. " Jawab Flair berusaha kembali ke dunianya yang nyata.
"Sejak kau keluar dari ruangan Nolan, kau tampak aneh?" Tanya Hadley dengan suara curiga.
"Kau tahu, Hadley? "Balas Flair terkejut.
"Apa yang tidak aku ketahui jika kau berada di sarang ini? " Balas Hadley malas.
"Altha? Dia mantan kekasihmu? Mengapa tidak pernah kau ceritakan padaku? " Tanya Flair mendesak meminta penjelasan.
"Karena tidak penting dan tidak perlu aku ceritakan. Begini sayang, aku bukan orang yang suka kembali ke masa lalu. Sudah ku tinggal kan ya sudah, aku tidak mau membuka lagi lembaran lama. Dan fokus pada lembaranku yang baru. "Jelas Hadley sambil kedua tangannya menggenggam tangan kanan Flair.
"Tapi setidaknya tahu darimu langsung itu lebih baik daripada tahu dari orang lain, dan ternyata sekarang aku bekerja juga di sekitar tempatmu bekerja. "Balas Flair tampak kecewa.
"Yang jelas dari versiku, aku sudah selesai dengan Altha, sudah hampir tiga tahun dan itu sudah sangat lama untuk diungkit kembali. Sudah terkubur." Jelas Hadley sambil meraih kembali tangan Flair yang sempat lepas tadi.
"Fokusku sekarang adalah kembali kepadamu. Mengenalkanmu ke keluargaku, melamarmu, mempersiapkan pernikahan yang indah, berkeluarga, bangun pagi dengan sarapan buatanmu, pulang kerja sambil menjemputmu kemudian kau mengandung anakku. Apa lagi hal yang lebih indah dari itu? " Jelas Hadley sambil tersenyum manja.
"Baiklah, aku tidak akan memikirkannya lagi jika memang benar-benar sudah selesai. " Jawab Flair masih tidak puas dengan penjelasan Hadley, tapi hatinya sudah terobati setelah mendengar obsesi Hadley untuknya di masa depan.
" Lalu kemana tujuanmu?" Lanjut Hadley menyedot terakhir kopi di cangkirnya.
"Hendak mencari beberapa bahan untuk tas, lalu ke Townsend Hotel dan makan malam di rumah bersama paman Chad." Jawab Flair santai sambil menyendok pudingnya.
" Paman Chad, kau tidak mengajakku menemuinya? Orang seperti apa beliau? " Tanya Hadley penasaran.
" Berhati sangat baik, perhatian pada kami, dia lah yang menjadi orang tua kami setelah Mama Papa meninggal. Beliau yang mengurus semuanya, sekolah, rumah, kehidupan kami, semua beliau yang menangani. Dan kami senang memilikinya. " Lanjut Flair membayangkan betapa gagah nya pamannya itu dengan perawakan masih muda dan tampan.
" Dan menurutku dia lebih tampan darimu" imbuh Flair menggoda Hadley.
"Aku tidak sabar bertemu paman yang menakjubkan itu, sayang. " Sahut Hadley lega, gadisnya itu tak lagi cemas karena Altha.
"Okay, Aku Sudan selesai, Mari kita Pergi!!! " sahut Flair menyeruput habis green tea nya.
"Baiklah!!! " Balas Hadley.
Sambil keluar menuju tempat parkir
"Lain kali jika bertemu Nolan bilang padaku dulu, aku khawatir jika dia beniat tidak baik." Pinta Hadley sambil menggenggam erat tangan Flair.
"Apa dia seliar itu? Buas? Aku akan menyimpan pisau lipat di tasku jika dia memang semacam itu. " Ucap Flair balik bertanya..
"Bukan, dia masih sopan, tapi kadang suka memaksa keinginannya, dan harus dipenuhi oleh semua orang." Balas Hadley sambil tersenyum.
"Iya aku akan mengatakan padamu, aku juga tidak nyaman jika ada dia di sekitarku. " Jawab Flair sambil memijat keningnya.
Sementara itu di Townsend Hotel, Fayre sudah menunggu Flair sangat lama, sedangkan ia sendiri datang di kelas memasak sendirian. Rory hanya mengantarkannya sampai ke depan pintu masuk. Sungguh terasa sepi walau banyak suara tepuk tangan di sana atas resep yang baru diajarkan oleh Kenrick kepada anak didiknya. Fayre sangat tidak tertarik karena wajah itu yang ada di sana. Kenrick si pemilik wajah tampan namun menyebalkan. Sama sekali resep kue kali ini tidak masuk sedikitpun ke memorinya. Moodnya tiba-tiba terkubur dalam-dalam untuk memasak.
Tibalah saatnya para chef senior bergabung dan bekerja sama dengan para peserta kelas memasak untuk bersama dan berpasangan. Satu kelompok berisi dua orang, masing-masing kelompok mempraktekkan resep kue yang baru saja disampaikan dan boleh berimprovisasi dari resep yang ada. Satu per satu chef mengambil undian di toples berisi nomer-nomer meja yang mereka dampingi secara acak. Dan Saat kenrick mengambil nomer, ia berada di meja nomer lima di kertas undian yang ia ambil.
"Meja lima? Mengapa harus dia?!!!" Gerutu Fayre mengerutkan alisnya.
"Tenang Bosley, aku selalu menjadi jalan keluar dari masalahmu bukan??? "Sapa Kenrick sembari menghampiri meja Fayre dengan nomer lima tertera di atasnya.
"Flair gantikan aku, gantikan aku!!!" gumam Fayre sambil kedua tangannya saling meremas. Dia sama sekali tidak menguasai resep dissert hari ini. Fokusnya melayang tak tentu arah, dan entah mengapa ia merasa tidak bersemangat sama sekali untuk memasak apalagi bersama Chef semacam Kenrick.
Sang pembawa acara memulai acara memasak. Kenrick mendahului mengambil mangkuk untuk adonan dan merendam kurma yang sudah dibuang bijinya dengan air panas yang sudah disediakan. Menghancurkan Biskuit coklat dengan mesin penghancur pertama yang dicampur dengan vegan butter. Mengambil adonan dan meniriskan, meratakan di atas loyang untuk kemudian didingikan dalam lemari pendingin cepat. Dan Kenrick melakukannya dengan sangat cepat sekali.
Sementara Fayre mempersiapkan wadah mesin penghancur makanan kedua , tiba-tiba kedua tangannya di tuntun oleh tangan-tangan Kenrick untuk mengambil bahan-bahan yang digunakan dalam resep dan dituangkan ke dalam wadah yang diambil oleh Fayre.
"Sudah aku bisa sendiri!!" Celetuk Fayre canggung tidak ingin ada yang melihat.
"Kamu kehilangan konsentrasi, kita akan kehabisan waktu jika harus kamu yang melakukannya sendiri. Kamu pikir aku senang lama-lama berada di dekatmu?!! " Sahut Kenrick sambil tersenyum licik.
"What?!!! Menjauh dariku Mister Kenr..... !!! " Gumam Fayre sambil menginjak kaki Kenrick. Belum usai ia sebut nama Kenrick, si pria jangkung dan tampan ini melanjutkan namanya sendiri,
"Ken, panggil saja aku Ken. Lebih familiar demikian! " Ucap Ken sambil menghindari injakan sepatu Fayre pada sepatunya, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Fayre.
Fayre mengalihkan pandangan nya kembali ke meja bahan kue, ia mengambil teko susu Almond dan menuangkannya ke wadah mesin penghancur makanan, namun belum usai tangan kanannya sudah diraih kembali oleh Kenrick, ia mengambil teko susu dari tangan Fayre dan menaruhnya di meja. Lalu melanjutkan lagi menuntun tangan Fayre untuk mengambil bubuk kacang Almond, cokelat, vegan butter, sedikit remahan biskuit cokelat, flaxeed meal yang digiling bersama kurma yang sudah direndam tadi. Fayre menuangkan adonan kurma ke atas adonan loyang biskuit yang sudah didinginkan oleh Kenrick tadi. Kemudian memanggangnya ke dalam oven selama 45menit. Setelah itu Kue dikeluarkan oleh Ken dan dituangi fla vanilla dan mocca lalu diiris-iris menjadi enam bagian dan diletakkan sepotong ke atas liring saji.
Fayre menambahkan lagi fla vanilla dan hiasan dari daun mint dan irisan stroberi ke atas dissert yang disajikan di piring saji tersebut.
Usai Memasak, Kenrick kembali ke tempatnya semula dan Fayre pun lega Kenrick menjauh darinya.
Dissert buatan Kenrick dan Fayre berhasil meraih poin sempurna saat penilaian. Tetapi Fayre merasa kurang puas karena kue itu bukan seratus persen buatannya.
Fayre merasa lega karena sesi kelas memasak berakhir dengan sangat cepat. Ia segera keluar dari ruangan. Namun kepalanya sedikit berkunang-kunang. Ia merasa sangat lelah. Sambil keluar hall, ia berusaha mencari ponsel dari dalam tasnya. Belum selesai ia mencari, kepalanya terasa berputar makin cepat. Ia tidak sengaja menyenggol toples yang berisi kertas undian hingga pecah. Saat dilihatnya isi kertas kecil-kecil itu semua berisikan angka lima.
Suara jatuh toples yang pecah itu membuat semua orang yang berada di ruangan itu mengarahkan fokus kepadanya. Kenrick yang semula berbincang dengan beberapa peserta didiknya, juga melihat hal tersebut, beranjak berjalan menuju ke arah Fayre. Diraihnya lengan Fayre dan dipandangnya kedua mata Fayre yang serasa tidak percaya padanya.
"Aku bisa berdiri sendiri," Ucap Fayre seraya menolak bantuan Kenrick dan berusaha bangkit sendiri.
"Permainanmu kekanak-kanakan, Mister!!!! " Seru Fayre sambil meletakkan salah satu kertas kecil ke genggaman telapak tangan Kenrick.
Fayre berjalan sambil setengah sempoyongan, ia menahan sakit kepalanya yang hampir mengambil kesadarannya. Kenrick segera menghampiri dara mungil itu. Dan benar. Saat ia berada di dekat Fayre, gadis itu hampir saja jatuh saat hendak menuruni tangga.
"Aku selalu berada saat kamu perlu bantuan bukan? " Ucap Kenrick sambil memegangi pinggang Fayre.
Fayre terhuyung ke pelukan Kenrick. Tubuhnya lemas, wajahnya pucat dan keringat dingin bercucuran dari sekujur tubuhnya. Dengan Lembut dan perlahan tubuh langsing Fayre di bopong oleh Kenrick dan dibawa keruang kesehatan. Semua karyawan hotel yang melihat, panitia kelas memasak terpaku melihat Kenrick yang dengan spontan dan sigap menolong Fayre yang hampir pingsan.
Semua orang heran sekali dan membicarakan Kenrick yang biasanya begitu dingin dan kaku terhadap orang lain, terlebih pada peserta kelas memasak, sekarang berubah menjadi begitu care dan perhatian pada Fayre.
********
Sementara itu, di rumah Chad merasakan kekhawatiran karena sepulang kerja ia melihat Flair turun sendirian dari mobil Hadley sambil memijat-mijat kepalanya. Ia tidak melihat Fayre turun bersama kembarannya itu.
Setelah Hadley membantu Flair untuk turun dan meyerahkannya kepada Chad ia berpamitan untuk pulang. Hadley memilih segera pulang karena ini bukan saat yang tepat untuk memperkenalkan diri apalagi bercakap-cakap dengan sang paman, karena keadaan Flair yang kurang sehat.
Flair dipapah oleh sang paman menuju kekamarnya dibantu oleh BiBi Denna. Setelah memastikan Flair dirawat oleh bibi Denna, Chad segera menghubungi Rory dan menanyakan keberadaan Fayre. Ia sangat khawatir terhadap keponakan angkatnya itu.
Sesudah mendapatkan lokasi keberadaan Fayre, Chad segera mengeluarkan mobilnya dari garasi dan segera menuju Townsend Hotel.
Sesampai nya di Towsend Hotel, saat hendak memarkirkan mobilnya, dari jauh ia melihat Fayre dipapah oleh seorang pemuda berbadan tinggi dan tegap tak lain adalah Kenrick. Ken memapah tubuh lemas Fayre masuk ke dalam mobilnya.
Hati Chad serasa terbakar, ada dorongan ingin sekali menguliti pemuda itu. Namun keinginannya itu masih ia tahan. Chad kemudian melajukan mobilnya mengikuti mobil Kenrick dan Fayre dari belakang. Pandangan matanya tertuju tanpa berkedip kepada dua insan beda jenis yang berada dalam mobil di depannya itu. Kawatir jika pemuda itu menyakiti keponakan kesayangannya itu.
Namun hatinya mulai lega ketika mobil Ken melaju ke arah jalan menuju pulang ke rumah Fayre. Ken mencium punggung tangan Fayre ketika sudah berhenti di halaman rumah Fayre. "Beristirahatlah, aku tidak ingin pemotretan kain ku gagal esok lusa. Aku sudah membayar sangat mahal kepada agency tempatmu bekerja. " Ucap Kenrick sinis menggoda.
"Hentikan omong kosong itu... " Ucapan Fayre terputus lagi.
"Ken, panggil aku dengan itu. Kau harus lebih dekat denganku!!!" Sahut Kenrick segera.
Fayre keluar dari mobil sendiri dengan wajah kesal.
"Ku nantikan terima kasihmu untuk ini. Karena kamu akan selalu membutuhkan bantuanku spertinya.!" Ucap Kenrick melanjutkan menggoda Fayre.
"Kau benar-benar pria perhitungan yang kejam!!! " Balas Fayre kesal.
Kenrick sama sekali tidak mempedulikan kata-kata Fayre dan segera berlalu pergi.
Fayre memasuki ruang tamu dan masih sangat kesal. Ia membanting tasnya di sofa ruang tamu, Chad masuk rumah dan melihat kekesalan Fayre itu.
Chad meraih lengan Fayre dan membalikkan tubuh Fayre untuk menghadap kepadanya. Seketika memenuhi pipi Fayre dengan kecupan. Fayre tidak menyangka akan diperlakukan sperti itu oleh sang Paman. Chad melanjutkan dengan pelukan eratnya pada Fayre dengan erat, sangat erat. Ia lega dan tak tahu bagaimana harus memposisikan gadis manis itu. Fayre sebagai pujaan hatinya atau sebagai gadis yang perwalian hak asuh berada di tangannya. Yang penting baginya kini adalah Fayre pulang dengan selamat.
Dari jendela luar jendela Kenrick memandang pemandangan aneh itu dengan ribuan tanda tanya tentang siapakah pria yang memeluk Fayre dengan erat itu. Tanpa mendapatkan perlawanan dari Fayre sedikit pun. Kenrick menggenggam kembali jam tangan Fayre yang berada di tangannya. Tadinya ia turun kembali hendak mengembalikan jam tangan Fayre yang ia lepas dari tangan Fayre saat Fayre hampir pingsan tadi di ruang kesehatan.
Kemudian Ken kembali ke mobilnya dengan perasaan kalut menyelimuti. Melajukan mobilnya dengan hati yang geram dan terasa terluka.
Ia menuju bar miliknya. Dan menghabiskan malamnya di sana. Dengan ditemani wine. Ia menikmati musik bar dan mulai mengingat Shandy Shaw, wanita yang pernah bertunangan dengannya namun meninggalkannya menikah dengan laki-laki lain.
Rory baru saja keluar dari ruang kerja Nikki ditemani oleh Nikki. Mereka melihat Kenrick yang tampak kacau sambil menenggak bersloki-sloki wine tanpa henti. Nikki menghampiri Kenrick bos tampannya itu. Nikki meraih botol wine milik Kenrick dan menjauhkannya.
"Berikan padaku Nikki. Aku janji aku akan kembali seperti semula besok." pinta Kenrick untuk botol wine yang ingin ia habiskan isinya sendirian.
"Siapa wanitanya? " Tanya Nikki dengan suara datar. "Kau tidak bisa begini terus Kenrick. Cobalah menghadapi, janganlah selalu menghindari masalah wanita!!!!" Seru Nikki menambahkan.
"I'll be fine, Nikki. Hanya malam ini saja, Okay!!! " Kenrick berusaha merebut botol wine nya dari Nikki. Namun Nikki berusaha terus menjauhkannya.
Kenrick naik pitam dan ia melempar gelas wine nya ke dinding di belakangnya. Kenrick menarik bagian leher kemeja Nikki mencengkeram dengan kedua tangannya.
Rory memisahkan Kenrick dari Nikki dan mencoba melawannya untuk melindungi Nikki. Kenrick menatap Rory kesal dan melepaskan cengkeramannya di kerah baju Nikki, lalu duduk kembali ke kursi kayunya.
"Aku siap memperjuangkannya Nikki, tapi sepertinya pilihan ku salah lagi." Jelas Kenrick sambil menyembunyikan wajahnya Pada kedua tangannya yang ditekuk.
" Hey Boss Ken, jatuh cintalah, percayalah yang kali ini tidak akan melukai mu lagi." Bisik Nikki pada bosnya yang menyenangkan. " Kau akan memilihnya menjadi pasanganmu dan kalian akan melalalui kesulitan bersama. " Lanjut Nikki.
"Seperti kalian, kalian pasangan juga? " Tanya Kenrick setengah sadar sambil menunjuk ke arah Rory dan Nikki. "Selamat!! Selamat!! " Lanjut Kenrick menuduh keduanya.
"Aku akan memulangkan mu Ken, aku akan menyetir."Ucap Nikki memapah tubuh jangkung Kenrick.
" No, Mom!!! " Ken menolak.
" Don't be a bad boy, Ken!! " Bentak Nikki masih menarik tubuh Ken dibantu oleh Rory.
Dan mereka pun pulang.
*****
*) Jangan lupa Follow IG : MyAzra_Tyas
untuk tahu judul Novel saya yang lain
Tolong berikan bintang lima nya dan mohon berikan ulasan yang membangun untuk kami. Mohon isi ulasan dengan bintang yang maksimal ya, agar saya selalu semangat....🙏
suara kalian dalam ulasan sangat berarti bagi saya