Dua minggu yang Raka tunggu-tunggu yang serasa dua abad akhirnya datang juga, selama dua minggu itu pula ia berusaha bersikap normal di hadapan sang kekasih agar tidak menimbulkan kecurigaan, meski tak jarang Selin memergokinya sedang melamun dan tidak fokus pada pekerjaannya.
Selin memang sempat curiga dengan tingkah lakunya, tetapi ia bisa mengatasi kecurigaan Selin dengan mengatakan bahwa ia sedikit stres dengan pekerjaannya yang menumpuk akibat kecelakaannya itu, dan Selin bisa memaklumi hal itu. Apalagi mereka juga sedang disibukkan oleh persiapan pertunangan mereka yang akan dilangsungkan beberapa minggu lagi.
Jangankan Raka, Selin pun sebenarnya dibuat kelimpungan dengan kesibukannya dan harus membagi waktu antara pekerjaan dan persiapan pertunangan mereka.
Walaupun tempat ia bekerja adalah perusahaan milik ayahnya sendiri, tetapi Selin tidak ingin jika sampai orang kantor mengistimewakannya, ia ingin bekerja secara profesional.
*****
Raka terduduk di kursi panjang yang tersedia didepan ruangan dokter yang menangani kecelakaannya yang lalu, ia telah memegang hasil pemeriksaan menyeluruhnya yang ia lakukan 2 minggu sebelumnya.
Ada berbagai perasaan yang bercampur aduk ia rasakan, ada ketakutan yang teramat jelas ia rasakan yang entah datangnya dari mana. Ia sungguh takut jika nanti hasil pemeriksaannya memberinya kabar buruk.
Bukan nasibnya yang ia khawatirkan, ia lebih mengkhawatirkan Selin—sang kekasih tercinta. Bagaimana jika nanti hasil pemeriksaannya memberikan kabar buruk? Ia telah bersumpah pada dirinya sendiri untuk selalu memberikan kebahagiaan pada sang kekasih dan akan menjauhkan segala kesedihan padanya. Dan sekarang malah dia sendiri yang akan memberikan kesedihan itu? Tidak, ia tidak sanggup!.
Raka menarik napas pelah dan menghembuskannya, mempersiapkan mental untuk membuka hasil pemeriksaannya.
Keringat dingin membasahi telapak tangannya yang gemetar. Dengan pelan ia membuka amplop yang ber-kop rumah sakit tempatnya dirawat dan menarik isinya.
Raka membaca setiap kata yang tertulis dalam lembar surat tersebut dengan tangan yang bergetar hebat serta nafas yang tercekat.
Ia telah membaca keseluruhan dari hasil pemeriksaannya dan tidak ingin percaya dengan apa yang ia baca.
Raka menggelengkan kepalanya tidak percaya, seketika kepalanya berdengut nyeri. Ia meremas kepalanya dengan napas yang memburu.
Merasa membutuhkan penjelasan yang lebih akurat, Raka segera masuk kedalam ruangan Dokter yang menanganinya untuk menanyakan keaslian hasil pemeriksaannya.
Bisa jadikan, hasil pemeriksaannya salah atau tertukar dengan hasil pemeriksaan orang lain? Tidak mungkin ia mengalami pendarahan otak hanya karna kecelakaan kecil yang ia alami hampir sebulan yang lalu.
Tetapi, setelah ia kembali mengingat beberapa kejanggalan yang terjadi pada dirinya setelah kecelakaannya, mau tidak mau ia harus memastikannya.
"Dok, apa maksud dari hasil pemeriksaan ku ini?" tanya Raka setelah duduk didepan sang dokter dan meletakkan surat hasil pemeriksaannya di atas meja. Dalam pikirannya ia sungguh berharap sang dokter mengatakan bahwa hasil pemeriksaannya salah atau pun tertukar.
Sang dokter meraih kertas tersebut dengan menatap dengan tatapan prihatin pada pasiennya itu. Ia sudah sering berhadapan dengan pasiennya yang tampak tidak percaya dengan hasil pemeriksaannya, tetapi sebagai seorang profesional yang terikat sumpah, ia harus mengatakan yang sebenarnya.
"Apa yang tertulis dihasil pemeriksaan anda memang benar. Ada pendarahan pada batang otak anda yang disebabkan oleh epidural hematoma.
Kondisi tersebut terjadi ketika pendarahan terjadi di antara membran luar yang keras, serta menutupi otak dan tengkorak. Seseorang yang mengalami pendarahan otak mungkin akan mengalami kehilangan kesadaran setelah kecelakaan terjadi.
Pendarahan otak yang disebabkan oleh epidural hematoma dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kebingungan, muntah, dan ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh. Selain itu, cedera kepala yang terjadi dapat mengakibatkan patah tulang temporal dan pendarahan pada arteri meningeal tengah. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi ketika seseorang mengidap epidural hematoma adalah kejang" sang dokter berhenti sejenak dari penjelasannya dan menatap ke arah sang pasien untuk melihat reaksi Raka.
Raka tidak memberikan reaksi apa pun, pandangannya kosong seakan ia tidak percaya dengan penjelasan sang dokter.
"Dan dari apa yang telah kau sampaikan sebelumnya, jelas kau telah mengalami beberapa gejala yang ada" ucap sang dokter yang hanya di angguki oleh Raka untuk membenarkannya. Ia memang telah merasakan beberapa gejala yang ada, tetapi ia tidak pernah mengira sama sekali bahwa hal tersebut akan berakibat fatal baginya.
"Mau saya lanjutkan penjelasannya lebih detail?" tanya sang dokter, Raka kembali mengangguk untuk mempersilahkan sang dokter melanjutkan penjelasannya tentang penyakit yang tiba-tiba bersarang pada kepalanya itu.
"Diagnosis dari pendarahan otak yang disebabkan oleh epidural hematoma umumnya menggunakan CT Scan atau MRI. Alat tersebut akan membantu dokter untuk melihat pendarahan yang terjadi di otak. Dan kita telah melakukan pemeriksaan itu sebelumnya" ucap sang dokter.
Sang dokter menatap iba pada Raka setelah selesai menjelaskan tentang penyakit yang sedang dialami oleh Raka. Ia sangat menyayangkan hal ini sampai terjadi padanya. Sang dokter mengenal baik keluarga Selin dan ia tau kalau tidak lama lagi mereka akan melangsungkan acara pertunangan mereka.
"Lalu, apa yang harus saya lakukan untuk menyembuhkannya?" tanya Raka berusaha tegar, ia juga buka orang bodoh yang tidak bisa menilai kondisinya sendiri. Ia sudah merasakan beberapa gejala yang ada pada dirinya selama beberapa waktu belakangan ini. Sakit kepala hebat yang tiba-tiba, mual dan beberapa gejala yang lainnya yang mungkin tidak ia sadari.
"Kita harus segera melakukan tindakan sesegera mungkin agar tidak berakibat fatal" ucap sang dokter. " dalam kasus ini, kita memiliki dua opsi penyembuhan. Pertama operasi dan uang kedua dengan menggunakan obat-obatan.
Tindakan Operasi pun terdapat dalam dua cara yang mungkin dilakukan. Yang pertama adalah kraniotomi, yang akan dilakukan untuk pengidap epidural hematoma yang berat.
Kraniotomi merupakan proses pembedahan otak yang dilakukan dengan membuka tulang tengkorak untuk memperbaiki gangguan yang terjadi. Dan dalam kasus ini untuk mengatasi pendarahan dan mengangkat gumpalan darah yang ada.
Dan Pada gangguan yang kurang parah, dokter akan melakukan aspirasi atau pengeboran lubang kecil di tengkorak.
Dan setelahnya Seseorang yang mengidap gangguan ini mungkin akan diberikan obat-obatan sebelum dan sesudah operasi. Hal tersebut untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di otak. Selain itu, dokter juga akan memberikan obat anti-kejang selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun.
Dengan kata lain, kita tetap harus melakukan operasi untuk mengangkat gumpalan darah yang ada dan dilanjutkan dengan penyembuhan menggunakan obat-obatan untuk mengurangi resiko terjadinya kembali pendarahan otak pasca operasi." Sang dokter mengakhiri penjelasannya tentang penyakit yang diderita sang pasien.
"Beri saya waktu untuk berpikir dok" ucap Raka sebelum beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan ruangan sang dokter.
Ia berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan kepala tertunduk masih tidak percaya pada berita yang hari ini ia dapatkan tentang kesehatannya.
Bagaimana reaksi Selin jika mendengar tentang kondisinya saat ini? Pasti kekasihnya itu akan sangat sedih dan khawatir. Bagaimana jika nanti pengobatannya tidak berhasil? Semua impian yang telah ia rajut bersama sang kekasih akan kandas dan hal itu akan sangat menyakitkan.
Dengan perasaan kalut Raka meninggalkan Rumah Sakit dengan mobilnya dan berkendara tak tentu arah.