Chereads / SELIN—DION / Chapter 41 - 40. Pikiran Negative Dion

Chapter 41 - 40. Pikiran Negative Dion

Air mata Selin kembali membanjiri pipinya tanpa dikomando setelah Raka menyelesaikan ceritanya. Ia tidak pernah menyangka sedikit pun kalau alasan sebenarnya Raka meninggalkannya karna dia mantan kekasihnya ini tidak ingin melihatnya merasa cemas dan mengkhawatirkan keadaannya.

Kekasih macam apa dia dulu? Sampai-sampai kondisi calon tunangannya sendiri tidak ia ketahui, pikir Selin.

Jadi, selama ini ia membenci Raka dengan kebencian yang salah? Ia menghakimi Raka yang meninggalkannya tanpa tau alasan yang sebenarnya.

"Kenapa kamu tidak pernah jujur soal kondisi kamu?" tanya Selin setelah menenangkan dirinya, ia tahu kalau Raka melakukan ini semua untuk dirinya. Raka tidak ingin melihatnya cemas dan khawatir memikirkan kondisinya saat itu, tetapi ia ingin mendengar langsung dari mulut sang mantan kekasih.

"Aku tidak ingin melihatmu dalam kondisi seperti ini. Aku tidak akan pernah bisa sanggup melihatmu terpuruk karna mengkhawatirkan tentang kondisiku saat itu yang aku sendiri ngga tau apakah aku bisa bertahan atau malah kalah. Maafkan aku yang tidak pernah jujur sama kamu. Aku ngga pernah menyangka kalau keputusanku yang tidak jujur akan membuatmu seperti ini.... Sekali lagi aku minta maaf... " jawab Raka menundukkan kepalanya tidak mampu membalas tatapan sang mantan kekasih yang masih sangat ia cintai ini dengan penuh penyesalan.

"Lalu, apa bedanya dulu dan sekarang?" tanya Selin lagi.

"Jika dulu aku jujur dengan kondisiku saat itu aku tidak akan pernah bisa menenangkanmu, tidak akan ada yang bisa memberikan pundaknya padamu, tidak akan ada yang bisa menguatkanmu selain keluargamu. Tetapi sekarang sudah ada Dion, aku yakin dia akan menjagamu dan akan menjadi pelindungmu, dari tatapannya aku sangat yakin kalau dia sangat mencintaimu sama seperti aku mencintaimu, dan dari yang aku lihat, kamu juga sudah mencintainyakan?" ucap Raka dan di akhir kalimatnya ia mempertanyakan perasaan Selin terhadap Dion. Selin mengangguk setelah mendengar pertanyaan Raka dengan pipi yang bersemu.

Dion yang duduk berjarak lumayan jauh dari meja Selin dan Raka tidak misa mendengar percakapan mereka, ia hanya bisa mengawasi gerak-gerik keduanya dengan penuh perhatian. Ia akan menghampiri mereka jika melihat Selin sudah merasa tidak nyaman. Ia mulai berpikir, apakah Selin akan kembali pada Raka setelah mendengar seluruh penjelasan yang sebenarnya dari Raka? Apakah Setelah ini mereka akan kembali bersama? Lalu, bagai mana dengan dirinya? Apakah semua usaha yang ia lakukan selama ini akan menjadi sia-sia?. Berbagai pikiran negatif mulai menyerang masuk dalam pikirannya dan Dion sungguh tidak menyukai hal tersebut.

"Aku memang sudah mencintainya, aku tidak memiliki alasan untuk tidak jatuh cinta padanya. Dia baik dengan segala perhatian-perhatian kecil yang ia berikan padaku" jawab Selin jujur sambil menerawang pada setiap perhatian yang diberikan oleh sang calon suami. "Tunggu... dari mana kamu tau tentang Dion?" tanya Selin bingung dari mana Raka tahu soal Calon suaminya itu.

"Oh... itu, Mama Sophia yang ngasih tahu aku" jawab Raka Jujur, karna memang selama ini ia tidak pernah putus komunikasi dengan kedua orang tua mantan kekasihnya itu terutama Mama Sophia yang sering memintanya untuk jujur pada putrinya agar mereka bisa kembali bersama, tetapi Raka tetap pada pendiriannya untuk tetap akan menjadi masa lalu Selin. Mungkin ini sudah menjadi takdir tuhan yang memang menakdirkan mereka untuk tidak bersama.

"Lalu, sekarang bagaimana keadaanmu?" tanya Selin Mengalihkan pembicaraan.

"Sudah lebih baik dari 5 tahun lalu, walaupun aku masih harus menjalani pemeriksaan rutin dan di tunjang oleh obat-obatan" jawab Raka cuek. Ia tidak ingin membuat orang-orang yang ia sayangi menjadi cemar dengan keadaannya. Selin mengangguk mengerti jika Raka tidak mau membahas soal penyakitnya.

"Lalu, anak dan istri mu bagaimana?" tanya Selin lagi, jujur ia sangat penasaran dengan apa yang pernah ia lihat tempo hari dimana Raka datang bersama seorang wanita beserta gadis kecil yang lucu ke kafe yang Selin dan Dion tempati yang sempat menyebabkan kesalah pahaman diantara mereka.

Raka tampak bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Selin, anak dan istri? Apa maksudnya?.

"Maksudmu anak dan Istriku apa? Aku belum punya istri, apalagi anak" tanya Raka bingung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Maksud mu, kamu belum pernah menikah?" tanya Selin tidak percaya. "Lalu yang aku lihat bersama mu tempo hari di kafe itu siapa?" lanjutnya sama bingungnya.

Raka terdiam mengingat-ingat siapa yang Selin maksud, dan setelah ia m3ngingatnya Raka lantas tertawa sambil menatap kearah Selin yang langsung memberinya tatapan bingung melihatnya malah tertawa.

"Apanya yang lucu?" tanya Selin kesal karna Raka tidak menghentikan tawanya walaupun Selin sudah menampilkan raut kesalnya.

Raka berusaha meredakan tawanya karna tidak ingin membuat Selin semakin kesal padanya. "Namanya Annisa dan gadis lucu yang kamu lihat itu namanya Amira, mereka itu istri dan anak dari salah satu dokter yang menanganiku, sebenarnya saat itu kami tidak hanya bertiga karna kami seberanya masih menunggu dokter Rian yang kebetulan telat datang" jelas Raka. "Jangan bilang kalau kamu cemburu yah?" tanya Raka dengan nada menggoda sambil menaik turunkan kedua alisnya, khas Raka sekali saat menggoda Selin.

"Ng...ngga... apaan sih? Mana ada aku cemburu sama mereka" jawab Selin memukul lengan Raka dengan tampang yang ia buat kesal untuk menutupi kegugupannya. Jujur saja, saat itu ia memang merasa sedikit cemburu saat melihat betapa mereka saat itu terlihat seperti keluarga bahagia sedangkan ia dengan susah paya menyembuhkan luka hatinya.

"Aku ngga akan pernah bisa melanjutkan hidupku sebelum memastikan kamu menemukan kebahagiaanmu, karna bagiku memastikan kebahagiaanmu adalah yang terpenting bagiku, melihatmu bahagia sudah cukup bagiku." Ucap Raka tiba-tiba. Selin terdiam tak mampu berkata-kata saat mendengar ucapan Raka yang terdengar begitu sungguh-sungguh. Tuhan, sebesar inikah Raka mencintainya? Pikir Selin dengan mata yang kembali berkaca-kaca.

Selin menatap langsung pada manik Raka dan memberanikan diri untuk mengusap wajah sang mantan kekasih "Kamu juga harus bahagia... karna sama sepertimu, aku juga ingin melihatmu bahagia" ucap Selin dan setelahnya ia kembali menghambur ke pelukan Raka dengan tangisannya yang tanpa bisa ia tahan lagi.

Sekali lagi mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung yang ada tak terkecuali Dion yang terpaku ditempatnya menyaksikan adegan tersebut. Apakah mereka kembali bersama? Pikirnya lagi dan sekarang pikiran negatifnya lebih kuat dari sebelumnya. Mungkin memang ia tidak pernah ditakdirkan untuk bersama Selin, mungkin ia ditakdirkan hanya untuk mengobati luka hati Selin.

Kedua mantan kekasih itu kembali melepaskan pelukan mereka, dan tanpa sengaja Raka menoleh kearah belakang dan melihat Dion yang sedang menatap kearah mereka. Raka tersenyum kearah Dion dan memberi isyarat pada lelaki tersebut dengan anggukannya untuk menghampiri mereka.

Dion yang mengerti isyarat yang diberikan oleh Raka tampak ragu, tetapi ia tetap beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri meja mereka.

"Dion ada disini" bisik Raka yang seketika membuat tubuh Selin menegang mendengar bisikan Raka yang mengatakan bahwa sang calon suami ada ditempat itu.