"Capek?" tanya Dion yang baru saja masuk kedalam kamar pengantin mereka pada istrinya, yang hanya diangguki oleh Selin. Selin sudah mengganti pakaiannya dengan gaun tidur, walaupun masih terlalu sore tetapi ia merasa terlalu lelah dan membutuhkan tidur untuk memulihkan tenaganya. "Kamu istirahat duluan saja, aku mau mandi dulu" lanjutnya dan beranjak ke arah kamar mandi yang berada dikamar mereka.
Selin yang sedari tadi duduk bersandar di kepala ranjang dan sibuk dengan ponselnya kini mengubah posisinya dan berbaring dengan nyaman di ranjang empuknya.
"Ah.... nyamannya.." desah Selin setelah berbaring dengan nyamannya, dan tak menunggu waktu lama ia pun kini telah terlelap.
Resepsi pernikahan mereka telah berakhir 2 jam lalu dan dengan pengertian Dion menyuruh Selin untuk kembali ke kamar lebih dulu karena masih ada beberapa rekannya yang belum pulang.
15 menit kemudian Dion telah selesai dengan kegiatan mandinya dan telah berganti pakaian dengan pakaian santainya, kaos polos dan celana selutut menjadi pilihannya dan penampilannya ini tampak lebih segar.
Dion keluar dari kamar mandi dan mendapati istrinya telah terlelap dengan wajah yang tampak terlihat sangat kelelahan. Ia berjalan kearah ranjang dan kemudian ikut merebahkan tubuhnya bergabung dengan istrinya.
Dion memeluk Selin dari belakang dan membenamkan wajahnya di rambut Selin dan ikut terlelap bersama istrinya.
*****
Sesuai rencana mereka sejak awal, seminggu setelah pernikahan mereka akan segera melakukan perjalanan bulan madu mereka untuk menjelajah di Andalusia selama 2 minggu seperti keinginan Selin.
Segala keperluan telah mereka siapkan dengan sangat baik, mulai dari surat-surat yang dibutuhkan untuk perjalanan mereka, akomodasi, hingga barang-barang yang akan mereka perlukan selama dua minggu kedepannya.
Sebenarnya menurut Selin, waktu dua minggu yang mereka miliki sangat tidak cukup untuk menjelajahi setiap inci dari Andalusia, Andalusia adalah salah satu tempat terbesar yang membentuk daratan Spanyol. Dan setiap incinya menyimpan sangat banyak nilai sejarah didalamnya.
Namun, karna mereka memiliki tanggung jawab pada pekerjaan masing-masing, maka Mereka memutuskan untuk hanya mengunjungi tempat-tempat penting saja.
Kata Dion, mereka akan kembali lagi kesana jika mereka kembali memiliki waktu luang. Suaminya itu juga menjanjikan untuk menyiapkan setidaknya sekali dalam setahun untuk mereka berlibur keluar negri dan dua sampai tiga bulan sekali untuk berlibur di dalam negri.
"Kalian baik-baik yah disana" ucap mama Sophia sambil memeluk putri semata wayangnya. Selin menganggukkan kepalanya paham sambil membalas pelukan sang mama.
Setelah melepaskan pelukan mamanya, sekarang Selin beralih menghampiri mama Ini yang sudah resmi menjadi mama mertuanya sejak dua minggu yang lalu.
"Jaga kesehatan selama kalian disana, dan perhatikan suamimu. Dia sering lalai dengan kesehatannya sendiri" pesan mama Ina pada sang menantu kesayangan. Lagi, Selin mengangguk untuk mengiyakan pesan sang mama mertua.
Selin kembali melepaskan pelukan dari mama Ina dan melangkah menghampiri papa Chandra dan papa Hans "Paa, Selin pamit ya" ucapnya sambil memeluk kedua pria paruh baya tersebut. Hal serupa pun dilakukan oleh Dion pada kedua orang tua dan mertuanya itu.
Suara petugas informasi bandara kemudian terdengar menyampaikan untuk para penumpang dengan tujuan Bandara internasional Jose Maria Cordova untuk lekas melakukan check-in karna waktu keberangkatan tinggal tiga puluh menit lagi.
"Kami pamit yah" ucap Selin dan Dion sekali lagi sebelum beranjak menuju bagian check-in. Dion menarik koper besar yang berisi barang-barangnya dengan sang istri tercinta, sedangkan Selin berjalan disebelahnya memegang tiket serta kelengkapan berkas perjalanannya.
*****
"Aku deg-degan" ucap Selin setelah mereka duduk nyaman di kursi pesawat dengan Dion yang duduk disebelahnya sambil menggenggam telapak tangan Kiri Selin.
"Kok malah deg-degan sih?" tanya Dion dengan tatapan geli pada sang istri. Wajah istrinya kalau lagi grogi sangat menggemaskan, pikirnya.
"Yah gimana ngga deg-degan? Ini pertama kalinya aku kesana dan merupakan tempat impianku selama ini" jawab Selin masih dengan raut wajah yang menurut Dion sangat menggemaskan.
"Kota pertama yang akan kita datangi adalah Cordova kan?" tanya Dion mengalihkan pembicaraan.
Kota pertama yang akan mereka kunjungi adalah Cordova, lalu selanjutnya menuju Sevilla–ibukota Andalusia, lalu selanjutnya Granada dengan bangunan ikoniknya yaitu istana Al-hambra, dan terakhir adalah kota Malaga yang diberi julukan sebagai kota putih.
"Iya, Cordova. Kota yang mendapat julukan sebagai 'Mutiara Dunia', kota peradaban ilmu pengetahuan, disanalah lahirnya banyak filsuf terkenal didunia." Jawab Selin sambil tersenyum saat menceritakan sedikit gambaran tentang salah satu kota yang termasuk dalam bagian Andalusia.
"Sepertinya kau sangat mencintai tempat tersebut" ucap Dion setelah menyaksikan betapa antusiasnya istri tercintanya itu saat menjelaskan salah satu kota impiannya.
"Sangat... bahkan andai saja aku tidak memikirkan jika hanya aku yang dimiliki oleh kedua orang tuaku, maka aku sudah lama menjejakkan kakiku disana dan jika perlu aku ingin menetap disana" ucap Selin dengan mata berbinar.
"Aku senang kau masih memikirkan kedua orang tuamu dan memilih untuk tidak tinggal disana" ucap Dion sambil mengusap lembut punggung tangan Selin yang berasa di genggamannya dengan ibu jarinya.
Selin mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan perkataan suaminya, ekspresinya itu sangat menggemaskan dimata Dion.
"Aku senang karna jika kau memutuskan untuk pindah kesana, maka kita tidak akan pernah bertemu dan aku tidak akan pernah jatuh cinta begitu dalam kepadamu" Jelas Dion. Ia menatap wanita yang berada disampingnya itu dengan pandangan penuh cinta yang bisa Selin rasakan.
"Ya... seandainya waktu itu aku memutuskan untuk pergi, maka aku mungkin belum bisa melupakan masa laluku dan tetap terjebak didalamnya." Ucap Selin, ia menyandarkan kepalanya di bahu sang suami. Entah sejak kapan, namun untuk saat ini, inilah tempat ternyaman bagi Selin.
Berada di samping sang suami, berada di samping pria yang mampu menariknya dari keterpurukan akibat masa lalunya, pria yang mampu menyadarkan Selin bahwa masih banyak cinta yang tersisa untuknya.
"Kau tidak mau tidur dulu?" tanya Dion mengelus lembut pada kepala Selin yang bersandar di bahunya "perjalanan masih sangat panjang, aku tidak ingin kau kurang istirahat"
Selin bergumam menjawab pertanyaan sang suami dan mencari posisi ternyamannya untuk tidur sesuai saran sang Suami. "Kau tidak tidur?" tanya Selin setelah menemukan posisi ternyamannya.
"Aku mau membaca beberapa informasi dulu mengenai tempat itu supaya setidaknya aku tidak terkesan tidak tau sama sekali" jawab Dion sambil mengangkat buku panduan tentang Andalusia yang sempat ia beli beberapa hari yang lalu.
Selin terkekeh geli mendengar jawaban sang Suami. Memang dalam seminggu ini Selin melihat bahwa Dion sedang giat-giatnya mencari berbagai informasi tentang tempat tujuan mereka ini.
Selin merasa sangat bahagia dengan itu, karna Dion juga mau mencari tahu tentang tempat impiannya itu. Itu berarti Dion menganggap perjalanan mereka ini sebagai sesuatu yang penting dan memerlukan perhatian lebih.
Selin tahu, jika sebelumnya Suaminya ini yang berprofesi sebagai pilot tentunya telah mengunjungi banyak negara dan tempat-tempat yang menakjubkan, namun dari pengakuan Dion ia belum pernah berkunjung ke wilayah terbesar kedua di daratan Spanyol ini, ia hanya pernah berkunjung ke Madrid dan Barcelona.
"Baiklah, kalau begitu aku tidur duluan" ucap Selin terakhir kali sebelum menutup matanya dan terlelap ke alam mimpi.