Chereads / SELIN—DION / Chapter 44 - 43. Fakta Baru

Chapter 44 - 43. Fakta Baru

"Mama ngga nyangka, putri kecil mama sudah sebesar ini dan ternyata sudah dewasa. Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri." ucap Mama Sophia sambil mengelus kepala Selin yang saat ini sedang berbaring di pangkuannya dengan perasaan sayang. "Mama yakin, kamu akan menjadi istri yang luar biasa untuk suamimu nanti" lanjutnya.

"Walaupun nanti Selin udah nikah, tapi Selin akan tetap jadi putri kecil Mama" ujar Selin sambil menenggelamkan wajahnya diperut sang mama dan memeluknya erat.

"Mama cuman mau pesan sama kamu, sebesar apa pun masalah yang nantinya akan kalian hadapi, jangan sekali-kali mengambil keputusan sepihak. Kalian harus menyelesaikannya bersama-sama." Pesan Mama Sophia, dia mengatakan hal tersebut karna ia sangat tau seperti apa putrinya ini. Selin sering kali mengambil keputusan sepihak tanpa mau mendengarkan orang lain maupun membicarakannya terlebih dahulu.

Selin mengangguk tanpa membalas ucapan mamanya, karna ia pun tau tentang kebiasaannya itu. Ia sadar jika ia terus mempertahankan sifat buruknya itu, ia takut hal tersebut akan mempengaruhi rumah tangganya kelak.

"Mama yakin, Dion akan menjadi suami yang baik dan mama mendoakan kalian akan menjadi pasangan yang selalu diberkahi kebahagiaan sampai kapan pun. Kalian akan menua bersama seperti kami" ucap Mama Sophia lagi mendoakan kebahagiaan rumah tangga putrinya kelak.

Selin mengaminkan segala doa yang di panjatkan oleh mamanya barusan. Setiap pasangan pasti menginginkan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka, tidak terkecuali pada Selin dan Dion sendiri.

Berbicara soal Dion, mereka sudah tidak bertemu selama 3 hari. Hal ini dikarenakan kedua orang tua mereka sepakat untuk melakukan pingitan atau melarang mereka untuk bertemu dulu sampai hari pernikahan mereka tiba.

TING.... TONG....

TING... TONG....

Suara bel menginterupsi pasangan ibu dan anak yang sedang bersantai diruang keluarga mereka.

Salah satu asisten rumah tangga Mama Sophia yang kebetulan berada dekat dengan pintu depan segera membukakan pintu untuk sang tamu.

Dibalik pintu kokoh berbahan jati dengan ukiran indah itu, berdiri sosok Cerry, sahabat baik sang nona.

"Malam bik" Sapa Cerry dengan senyum mengembang seperti biasa pada sang asisten rumah tangga saat pintu di depannya terbuka sempurna.

"Malam non Cerry" balas Sang asisten rumah tangga dengan senyum tak kalah mengembangnya. Para asisten rumah tangga dirumah ini memang sudah sangan mengenal sosok Cerry dan menganggapnya sudah sebagai bagian dari keluarga ini.

"Bik, Selin dimana?" tanya Cerry menanyakan keberadaan sang sahabat.

"Ada diruang tengah non, disana juga ada nyonya" jawab sang asisten rumah tangga dan memberitahukan jika disana juga ada sang nyonya rumah.

"Ya sudah... aku kesana dulu bik" ucap Cerry mulai memasuki kediaman sang sahabat. "Oh ya... ini tolong siapin di piring, setelah itu bawa kesana yah. Dan yang ini buat para bibi di belakang." Lanjutnya sambil menyerahkan beberapa Paper bag dengan bertuliskan nama merek roti yang sering dibeli oleh nyonya mereka. Cerry juga tak lupa menyiapkan roti yang sama untuk para asisten rumah tangga.

"Baik Non, dan terima kasih untuk rotinya" jawab sang bibi sambil menerima Paper bag tersebut dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada gadis itu untuk roti bagian mereka.

Cerry berjalan dengan santai menuju ruangan yang dimaksudkan oleh sang asisten rumah tangga tadi, sementara sang asisten rumah tangga segera menyiapkan apa yang di minta oleh tamu sang nona.

"Malam tante... malan calon manten" sapa Cerry ceria setelah sampai di ruangan dimana pasangan ibu dan anak pemilih rumah berada. Dan tak lupa untuk menggoda Selin dengan sebutan calon manten. Cerry memberikan salam pada mama sang sahabat dan memberi pelukan hangatnya.

"Malam sayang" jawab Mama Sophia membalas pelukan sahabat dari putri semata wayangnya itu yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.

Cerry duduk di salah satu sofa yang berseberangan dengan pasangan ibu dan anak yang belum merubah posisinya itu. Masih dengan posisi Selin yang berbaring nyaman di pangkuan sang mama.

"Gimana besok, semua persiapannya lancarkan?" tanya Cerry menanyakan persiapan pernikahan sang sahabat yang akan dilangsungkan esok hari.

"Sejauh ini, semuanya lancar. Selin hanya perlu istirahat yang cukup untuk malam ini agar besok tidak terlalu kelelahan" jawab Mama Sophia masih mengusap rambut sang putri dengan sayang.

"Permisi nyonya, Non" ucap salah satu asisten rumah tangga yang membukakan pintu untuk Cerry tadi. Sang asisten rumah tangga membawa nampan berisi piring saji dengan beberapa potongan roti favorit sang nyonya yang tadi dibawa Cerry beserta minuman untuk mereka.

"Oh ya... ini tadi Cerry yang bawa. Kebetulan dalam perjalanan kesini Cerry melewati toko roti langganan tante." Ucap Cerry yang mengerti raut kebingungan mama sang sahabat melihat roti favoritnya yang terhidang, sedangkan seingatnya ia tidak memiliki stok roti tersebut. Mama Sophia mengangguk paham dan mengucapkan terima kasih pada sahabat sang putri.

Selin beranjak dari posisi baringnya di pangkuan sang mama dan menyamankan duduknya disebelah sang mama.

"Memangnya, sebelum kemari kami dari mana. Bukankan toko roti itu berlawanan arah dari rumah mu?" tanya Selin sambil mencomot satu potongan kecil roti yang terhidang di meja didepannya.

Cerry tidak langsung menjawab pertanyaan sang sahabat, ia ragu apakah ia harus mengatakan dari mana ia sebelum datang ke rumah ini. Dengan ragu Cerry menjawab pertanyaan sang sahabat " abis ketemu Raka" jawab Cerry pelah. Selin hanya mengangguk menanggapi ucapan Cerry tentang dari mana ia sebelumnya sebelum datang ke rumahnya. "Kamu ngga kaget... atau marah gitu?" tanya Cerry yang justru ia yang kaget melihat respon sang sahabat saat ia menyebutkan nama mantan kekasih Selin. Cerry memang belum tau kalau hubungan Selin dan Raka sudah kembali membaik, dan permasalahan mereka dimasa lalu telah terselesaikan.

"Marah kenapa?" tanya Selin sambil mengerutkan keningnya. Memangnya dia harus marah kenapa kalau sang sahabat bertemu dengan mantan kekasihnya? Oh... ia paham sekarang, pasti Raka belum memberitahukan pada sahabatnya 8ni bahwa hubungan mereka telah kembali membaik. " Raka rudah menjelaskan semuanya, alasan kenapa dulu dia pergi" ucap Selin santai.

"Jadi dia sudah menjelaskan alasannya?" tanya Cerry dengan ekspresi kaget sekaligus lega yang tergambar jelas diwajahnya.

Selin kembali mengerutkan keningnya melihat ekspresi kelegaan pada wajah sahabatnya itu " Jadi kamu sudah tau alasannya?" tanya Selin kaget.

Cerry menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali " Sebenarnya aku tau hal ini sudah dari 2 tahun yang lalu, itu pun karna ngga sengaja mendengar percakapan om Jaya ditelepon pas aku main ke rumahnya" jawab Cerry ragu. Yah, Dokter Jaya–dokter yang menangani kesegaran Raka adalah om dari Cerry dari keluarga mamanya.

Kini Selin mengangguk paham, pantas saja selama ini Cerry tidak pernah memperlihatkan sikap ke tidak sukaannya pada Raka–sang mantan kekasih. Ternyata selama ini ia telah tau alasan Raka yang sebenarnya.

Ada sedikit rasa kecil dihati Selin pada sahabatnya ini karna tidak pernah meluruskan kesalah pahamannya terhadap Raka dulu, tapi kenali lagi dengan sikap Cerry, walaupun ia sangat suka bercerita tapi ia tetap akan menjaga batasannya untuk tidak mengatakan hal-hal tidak ada sangkut pautnya pada dirinya. Dengan kata lain, Cerry adalah tempat teraman untuk membagikan informasi yang bersifat rahasia. Ini juga yang menjadi alasan Selin sangat menyayangi sahabatnya itu.