Chereads / SELIN—DION / Chapter 38 - 37. Kecelakaan (Flashback)

Chapter 38 - 37. Kecelakaan (Flashback)

Setelah beberapa saat berpelukan dan menjadi pusat perhatian para mengunjung kedai kopi yang saat ini mereka tempati, Selin dan Raka melepaskan diri dari pelukan masing-masing, tetapi Raka tetap pada posisinya yang duduk di sebelah Selin, ia tidak kembali ke tempat duduk semulanya yang awalnya berhadapan dengan mantan kekasih yang masing sangat ia cintai itu.

Selin menghela napas ringan beberapa kali untuk menenangkan dirinya dan supaya kontrol dirinya bisa kembali seperti semula. Setelah ia merasa cukup, Selin kemudian kembali menatap Raka dengan tatapan datarnya.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku" ucap Selin dingin, sungguh ia sangat penasaran dengan apa yang menjadi alasan Raka meninggalkannya dulu.

Raka menghela nafas pelah untuk mengumpulkan segala keberaniannya untuk menjelaskan segala sesuatu yang terjadi dimasa lalu yang menjadi penyebab ia meninggalkan gadis yang sangat ia cintai itu agar tidak ada lagi penyesalan dan rasa sakit yang akan mereka rasakan. Karna sama seperti Selin yang selama ini mengalami rasa sakit dan patah hati terhebat, ia pun merasakan hal yang sama, tersiksa setiap harinya memikirkan seberapa besar sakit yang dirasakan Selin karna perbuatannya sendiri.

Padahal ia telah berjanji pada Selin dan dirinya sendiri bahwa ia akan menjauhkan segala kesedihan pada gadis itu dan tidak akan pernah meninggalkannya, tetapi pada kenyataannya ia melakukan semua itu.

Sekali lagi Raka menghela nafasnya, ia kemudian menatap kearah Selin yang berada disampingnya dengan tatapan menyesal yang teramat. Tak sanggup berlama-lama menatap wajah mantan kekasihnya itu, Raka menarik pandangannya dan malah menundukkah kepalanya sebelum mulai bercerita.

Flashback on

2 bulan sebelum acara pertunangan.

Raka sedang mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia baru saja kembali dari rumah kedua orang tuanya diluar kota.

Saat itu waktu sudah memasuki tengah malam dengan cuaca yang sedikit tidak bersahabat, hujan turun cukup lebat yang mengakibatkan jarak pandang Raka menjadi terganggu, apalagi Raka memang memiliki masalah pada penglihatannya yang minus hingga membuat pandangannya semakin terganggu.

Raka tetap mempertahankan kecepatan mobilnya dengan batas wajar, tetapi Raka tidak menyadari bahwa didepannya ada pohon yang cukup besar telah tumbang dan terlentang menghalangi jalan, tanpa bisa ia hindari ia menabrak batang pohon tumbang tersebut.

Kecelakaan tersebut memang tidak mengakibatkan luka yang parah pada fisik Raka, hanya kaki kanan dan lengannya yang terkilir akibat terjepit dan lebam di dahinya yang terbentur dengan bagian kemudi yang berada didepannya, selebihnya tidak ada lagi yang terluka. Bersyukurlah ia mengemudikan m9bilnya dengan kecepatan standar, ia tidak bisa membayangkan jika ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata mungkin saat ini ia hanya akan tinggal nama saja.

Raka dirawat dirumah sakit selama 3 hari untuk memulihkan kakinya, dan selama itu pun Selin tidak pernah beranjak meninggalkannya, bahkan ia rela tidur di sofa panjang yang disediakan oleh rumah sakit dari pada kembali ke rumahnya dan tidur nyaman diatas kasur empuknya.

Saat pertama kali Selin menerima kabar tentang kecelakaan sang kekasih, ia sangat panik dan langsung menuju rumah sakit dimana sang kekasih berada.

Kepanikan Selin semakin menjadi-jadi saat ia sampai dirumah sakit dan mendapati Raka belum sadarkan diri, padahal Dokter telah memberitahunya kalau Raka hanya diberi obat tidur untuk memulihkan tenaganya, tetapi memang Selin yang sudah terlanjur panik malah tidak menghiraukan perkataan sang dokter dan tetap pada kepanikannya.

Selin duduk di sofa panjang yang tersedia diruang perawatan Raka dan memandang sang kekasih dengan tatapan khawatir yang tidak ia tutup-tutupi, ia tidak akan tenang sampai Raka sadar dari tidurnya.

Saat ia melihat Raka telah siuman, Selin segera beranjak dari duduknya dan menghampiri sang kekasih. Ia berdiri tepat di samoing tempat tidur Raka sambil bersedekap memandang kearah sang kekasih.

"Aku kan sudah bilang, kamu pulangnya besok aja" hardik Selin pada Raka yang baru saja siuman "ini jadinya kalo kamu tidak mau dengar perkataan orang lain, untung saja kamu cuman dapet kecelakaan kecil, gimana kalo kalu dapet kecelakaan yang lebih parah dari ini yang bisa mengancam keselamatanmu? KAMU MAU MELIHATKU MATI?" lanjutnya dengan meninggikan ucapannya pada kalimat terakhirnya, Selin terisak dengan begitu hebatnya setelah mengeluarkan serentetan kalimat yang menggambarkan seberapa besar kekhawatiran yang ia rasakan.

Raka mencoba bangun dan bersandar dikepala ranjang dari posisi baringnya walaupun ia masih merasakan kepalanya berdenyut nyeri dan meraih tangan Selin dan menariknya untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Maaf telah membuatmu khawatir, maaf karna tidak mendengarkan ucapanmu" ucap Raka diatas pucuk kepala Selin, Selin membenamkan dirinya kedalam pelukan Raka sambil terisak hebat. Sesekali Selin memukul dada Raka untuk menyampaikan rasa frustasinya.

Raka menerima saja pukulan-pukulan Selin didadanya sambil terus menggumamkan kata maaf pada sang kekasih karna telah membuat Selin khawatir.

Setelah Selin mulai sedikit tenang dan tangisannya pun telah mereda, ia melepaskan diri dari pelukan sang kekasih.

"Aku harus panggil dokter dulu untuk memeriksa keadaanmu" ucap Selin sambil beranjak dari posisinya, raka membiarkan saja Selin keluar dari ruangan perawatannya untuk memanggil dokter. Dan tak sampai beberapa menit, Selin telah kembali dengan Seorang dokter dan perawat bersamanya.

Sang dokter tersenyum pada Raka dan menanyakan apa yang ia rasakan saat ini, Raka menjawab segala pertanyaan sang dokter. Selin memperhatikan interaksi Dokter dan pasiennya itu untuk memastikan bahwa Raka memang tidak apa-apa.

Dokter tersebut pun mulai memeriksa kondisi Raka, seperti tekanan darah dan berbagai pemeriksaan lainnya, setelah memastikan keadaan sang pasien, dokter beserta perawat tersebut pun pamit pada mereka sebelum meninggalkan ruang perawatan Raka.

Setelah 3 hari berada dirumah sakit, Raka pun akhirnya diperbolehkan pulang dengan catatan ia masih harus beristirahat dirumah.

Selama seminggu setelah kepulangan Raka dari rumah sakit, selama itu pula Selin beralih status, dari kekasih menjadi perawat pribadi Raka dan memastikan melakukan semua anjuran yang dikatakan oleh dokter.

Raka kembali ke rumah sakit untuk memeriksakan kembali kondisinya sesuai apa yang di anjurkan oleh dokter, dan Selin dengan setia menemaninya untuk memastikan sendiri keadaan sang kekasih karna ia tidak akan percaya pada kekasihnya itu, bisa saja kan Raka menyembunyikan sesuatu padanya mengenai kondisinya yang sebenarnya. Dan setelah mendengar sendiri penjelasan dokter yang menangani Raka, ia akhirinya bisa bernafas lega dengan kondisi 4aka yang baik-baik saja.

"Aku sudah bilang kan kalau aku baik-baik saja" ucap Raka setelah keluar dari ruangan dokter yang menanganinya.

"Tapi aku tidak akan pernah tenang sebelum mendengar langsung dari dokter tentang kondisimu" balas Selin mendelik kearah sang kekasih. Mereka berjalan bersisian menuju parkiran dan selanjutnya kembali pulang ke rumah Raka karna memang mereka tidak memiliki kegiatan 6ang harus mereka lakukan hari ini, Selin juga sengaja izin pada papanya untuk tidak masuk kantor dengan alasan akan menemani Raka untuk check-up dan papanya telah memberikan izinnya.

Raka kembali ke rumah sakit setelah memastikan kalau Selin sudah tidak memantaunya dengan ketat.

Ia berniat memeriksakan kembali kondisinya karna sebenarnya kemarin ia tidak mengatakan kondisi yang sebenarnya yang ia rasakan karna ada Selin bersamanya, ia tidak mau membuat sang kekasih menjadi khawatir jika kemarin ia menyampaikan apa yang ia rasakan pada tubuhnya.

Raka meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh pada tubuhnya untuk memastikan kondisinya yang sebenarnya. Dan setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh, dokter memintanya untuk menunggu selama 2 minggu hingga hasil pemeriksaannya keluar.

Raka meninggalkan rumah sakit dengan perasaan cemas dan khawatir memikirkan apa hasil dari pemeriksaannya itu.