Chereads / SELIN—DION / Chapter 27 - 26. Saling Memberi Kabar

Chapter 27 - 26. Saling Memberi Kabar

"Wah... lagi ngomongin apa nih, Kok seru banget" Suara seseorang gadis menginterupsi orang-orang yang berada di meja tersebut, mereka semua selain Dion, langsung menoleh kearah asal suara tersebut dan menemukan bahwa pemilih suara tersebut adalah orang yang mereka tunggu-tunggu sedari tadi, gadis tersebut tersenyum dengan manisnya kearah mereka semua yang ternyata adalah Diandra.

Tanpa dipersilahkan untuk duduk, Diandra langsung duduk di satu-satunya kursi kosong di meja mereka yang kebetulan berada tepat di samping Dion.

"Hai, kamu juga datang?" sapa Diandra yang menyadari bahwa hanya Dion yang tidak antusias menyambut kedatangannya, Dion hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia mainkan, Dion tampak cuek padanya dan malah sibuk dengan ponselnya, ia memperhatikan bahwa Dion sedang berbalas pesan dengan seseorang yang bisa Diandra tebak siapa orangnya. Pasti Selin, Pikir Diandra. Ia sedikit kecewa dengan sikap Dion yang banyak berubah, tetapi ia bisa mengerti akan hal itu. Tak mau memikirkannya lebih lanjut, Diandra segera bergabung dengan percakapan teman-temannya yang membahas tentang masa-masa sekolah mereka dulu.

Dion masih sibuk dengan ponselnya, ia sedang berbalas pesan dengan Selin. Ia memberitahu calon istrinya itu bahwa ia sedang berkumpul bersama teman-teman semasa SMA-nya, tapi Dion tidak memberitahukan kepada Selin kalau Diandra juga ada diantara mereka, toh ini hanya reuni biasa antara teman-temannya tidak ada yang spesial, pikir Dion.

*****

Lagi chat-an sama siapa, kok serius amat?" tanya Cerry yang sedang mengemudikan Mobilnya menuju lokasi yang telah mereka sepakati untuk makan malan perpisahan bersama kedua rekannya yang lain, Mbak Anggi dan Dewa yang sudah sampai disana lebih dulu.

"Sama Dion, dia ngasih kabar kalau dia lagi ada reunian sama teman-teman SMA-nya." Jawab Selin tanpa mengalihkan dari ponselnya saat menjawab pertanyaan sang sahabat.

"Cieee.... udah main lapor-laporan soal kegiatan masing-masing" ucap Cerry dengan nada menggoda pada sahabatnya itu.

Tadi sebelum mereka berangkat, Selin juga sempat memberitahu Dion kalau malam ini ia akan mengadakan acara makan malam dengan rekan-rekan kerjanya sebagai bentuk ucapan perpisahan dari mereka karna tidak akan lagi bekerja di perusahaan tersebut.

"Apaan sih? Lebay..." Sunggut Selin menutupi rasa malunya, ia sadar bahwa apa yang mereka lakukan ini sangat kekanakan, mereka seperti remaja yang baru saja merasakan apa itu pacaran dan saling memberi kabar pada pasangan masing-masing. Tapi, heii... bukankah itu wajar?, pikir Selin.

Ia menganggap hal ini wajar saja dilakukan oleh pasangan untuk menghindari jika nanti ada kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka.

Selang beberapa saat, mobil yang kedua gadis itu kendarai telah sampai disalah satu kafe yang terlihat cukup ramai, banyak pengunjung yang didominasi oleh remaja yang memadati sudut ruangan saat mereka sampai di bagian dalam kafe tersebut.

Kafe yang mereka pilih tersebut terdiri dari dua lantai, lantai pertama memiliki konsep yang hampir serupa dengan kebanyakan kafe yang menyediakan banyak meja dan kursi serta ada panggung yang biasanya di pakai oleh Band untuk menghibur para pengunjung, seperti saat ini. Sedangkan lantai 2 mengusung konsep yang sedikit privasi dengan beberapa ruangan yang biasanya digunakan untuk mengadakan pertemuan yang menginginkan privasi agar orang luar tidak akan mengganggu mereka, atau bahkan mereka yang malah takut jika mengganggu pengunjung lain.

Rekan-rekan Selin lebih memilih menggunakan Private Room dilantai dua agar mereka bisa mengobrol sepuasnya tanpa takut menarik perhatian pengunjung lain.

Selin dan Cerry segera melangkah untuk menuju ke lantai dua dimana Mbak Anggi dan Dewa telah menunggu mereka, mereka melewati beberapa meja pengunjung karna memang tangga penghubung yang akan mereka gunakan ke lantai atas terletak di surut ruangan.

Cerry menghentikan langkahnya tepat sebelum menaiki anak tangga saat tanpa sengaja ia melihat sosok yang ia kenali, Selin yang menyadari kalau Cerry menghentikan langkahnya ikut berhenti di anak tangga kedua.

"Ada apa?" tanya Selin menoleh kearah sang sahabat sambil menoleh kearah sang sahabat.

"Bukankah itu Dion?" tanya Cerry menunjuk kearah salah satu meja yang berada tak jauh dari posisi mereka dengan dagunya. Selin mengikuti arah pandang Cerry ke arah meja yang terletak disudut ruangan dan memang disana ia melihat salah satu dari mereka memang Dion.

"Iya, itu Dion" jawab Selin masih mengarahkan pandangannya kearah meja tersebut yang berisi 9 orang termasuk Dion, 6 laki-laki dan 3 perempuan.

"Mungkin ini acara reuni yang Dion maksud tadi" ucap Cerry yang juga masih mengarahkan pandangannya ke arah meja Dion.

"Iya, mungkin acara yang ia maksud memang acara ini" ucap Selin datar saat pandangannya mengarak ke arah seorang gadis yang duduk tepat disebelah Dion, ia mengenali gadis itu walaupun mereka baru bertemu sekali, tetapi ia tetap bisa mengenali mantan kekasih Sang calon suami, yahh gadis itu adalah Diandra–mantan kekasih Dion. Gadis itu tampak asyik berbincang dengan teman-temannya yang lain yang berada di meja tersebut sambil sesekali tertawa kecil saat temannya yang lain mengatakan hal yang lucu.

Tatapan Selin kembali mengarah pada Dion, disana Dion yang paling tenang dan tidak banyak bicara, ia hanya sesekali menjawab jika teman-temannya bertanya padanya.

"Ayo kita naik, Mbak Anggi bakalan mengomel kalau kita sampai terlambat" ucap Selin melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga yang tadi sempat terhenti, ia tidak akan mengganggu Dion yang sedang bersama dengan teman-temannya. Cerry yang mendengar perkataan Selin segera mengikuti langkah sang sahabat untuk menaiki anak tangga dan bergegas mencari ruangan yang telah ditempati oleh rekan kerjanya itu.

Saat Selin dan Cerry memasuki ruangan mereka, mereka mendapati kedua rekannya itu sedang asyik mengobrol sambil menunggu mereka.

"Maaf, kami agak telat" ucap Selin meminta maaf setelah mengambil tempat duduk di samping Dewa dan Cerry duduk di samping Mbak Anggi.

"Iya... ngga apa-apa, santai aja lagi" ucap Mbak Anggi tenang, Mbak Anggi kemudian memanggil pelayan dengan memencet tombol yang menempel bagian tembok, hal digunakan untuk memudahkan para pengunjung yang menggunakan Private Room untuk memanggil pelayan untuk menghampiri mereka tanpa perlu berteriak lagi.

Seorang pelayan datang menghampiri mereka dengan membawa daftar menu dan menyerahkannya pada mereka, dan setelah mereka selesai melakukan pesanan mereka sang pelayan pun kemudian meninggalkan tempat mereka untuk menyiapkan pesanan sang pelanggan.

Selin yang sedang mengobrol dengan yang lain merasakan Ponselnya bergetar sekali didalam tas tangannya yang menandakan bahwa ada pesan yang masuk. Ia merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya lalu memeriksa siapa yang mengiriminya pesan, yang ternyata adalah Dion.

[Kamu selesai jam berapa, mau aku jemput?] Isi pesan Dion yang menanyakan kapan ia selesai dan menawarkan jemputan untuk mengantarnya pulang. Selin sedikit tersenyum saat membaca isi pesan dari sang calon suami, walaupun ia sedang berkumpul dengan teman-temannya, ia masih tetap menyempatkan diri untuk menanyakan kabarnya.

[Mungkin sekitar jam 9 malam. Kamu ngga perlu menjemputku, aku bisa meminta Cerry untuk mengantarku pulang] balas Selin. Ia memberi balasan seperti itu karna memang ia tidak ingin mengganggu kebersamaan Dion dengan teman-temannya.

[Ngga apa-apa, aku bakalan jemput kamu. Kamu kirim lokasi kamu aja setelah kamu selesai, aku merasa ada yang kurang jika tidak menjemput mu walau hanya sehari] balas Dion lagi. Jika ada orang lain yang membaca isi pesan Dion, mereka akan menganggap bahwa Dion sedang melancarkan gombalannya, tetapi sebenarnya Dion mengatakan hal yang sebenarnya, mengantar-jemput Selin setiap hari sudah menjadi rutinitasnya selama beberapa bulan belakangan ini da Dion menyukai rutinitasnya tersebut.

[Baiklah, aku akan mengabarimu jika sudah selesai] balas Selin akhirnya menerima tawaran jemputan dari Dion.

[Oke, aku tunggu kabar dari mu. Selamat bersenang-senang] balas Dion yang diikuti dengan emoticon Love di akhir kalimatnya.

[Terima kasih. Kau juga, selamat bersenang-senang] balas Selin lalu kembali memasukkan ponselnya kedalam tas tangannya bersamaan dengan datangnya pelayan yang membawakan pesanan mereka.