Chereads / SELIN—DION / Chapter 28 - 27. Sepupu Dion

Chapter 28 - 27. Sepupu Dion

"Dion?" tanya Cerry saat melihat sang sahabat kembali menyimpan ponselnya ke Dalam tas tangannya. Ia tidak perlu menanyakan siapa yang sedang berbalas pesan dengan sahabatnya itu, karna dilihat dari ekspresinya Cerry sudah bisa menebak jawabannya.

Selin masih mempertahankan senyuman yang sedari tadi menghiasi wajahnya sejak ia menerima pesan Dion. Ia akui, semenjak mengenal Dion, wajah datarnya sudah sering dihiasi senyuman. Dion memang memiliki pengaruh yang cukup besar pada suasana hatinya, pikir Selin.

"Iya, dia menanyakan kapan acara makan malam kita selesai dan juga menawarkan diri untuk menjemputku" Jawab Selin sambil mulai memilih makanan yang akan ia santap.

Mereka memesan beberapa menu agar bisa mencicipi setiap makanan yang ada.

"Kamu ngga bilang kalau kita ada ditempat yang sama, sama dia?" tanya Cerry lagi sambil ikut memilih makanan yang ingin ia cicipi.

"ngga, nanti aja" jawab Selin masih fokus pada makanannya.

"Oya Sel... kamu ngga ada niat buat ngenalin calon suami kamu ke kita-kita nih?" tanya Mbak Anggi yang mendengar percakapan antara dua sahabat itu yang membahas calon suami Selin.

"Kan kalian bisa kenalan pas di resepsi pernikahan kami" jawab Selin. Ia memang tidak berniat memperkenalkan calon suaminya pada kedua rekan kerjanya itu, ia akan mengenalkan Dion pada rekan-rekan kerjanya pada saat resepsi saja hingga Selin bisa langsung memperkenalkan Dion sebagai suaminya, bukan calon suami lagi.

"Mbak jadi penasaran deh sama calon suami kamu, sehebat apa sih dia sampai bisa meluluhkan hati kamu?" ucap Mbak Anggi yang sangat penasaran dengan sosok calon suami calon mantan atasannya itu.

"Dion itu ganteng, baik, perhatian. Pokoknya dia 11-12 lah sama Farukh" ucap Cerry semangat, kedua rekannya ini memang sudah mengenal sosok Farukh yang pernah beberapa kali menjemput Cerry dan mereka juga sempat berkenalan dengannya.

"Kalian beruntung banget yah bisa dapet laki-laki seperti mereka, ngga kayak Mbak yang sampai sekarang pun ngga ada satu pun laki-laki yang cocok sama Mbak" keluh Mbak Anggi.

"Makanya jangan drakor mulu, jadinya Mbak malah banding-bandingin cowok yang deket sama Mbak sama yang di drama" celetuk Dewa yang sedari tadi fokus pada makanannya, tapi setelah mendengar keluh kesah Mbak Anggi, ia malah gemas untuk menyahutinya. "Inget, kehidupan nyata itu ngga seindah sama yang ada di drama yang sering Mbak nonton." Sambungnya kemudian, lalu melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda. Dewa memang lebih dekat dengan Mbak Anggi yang memang lebih sering berinteraksi dengannya dari pada Selin dan Cerry.

Mbak Anggi hanya mendengus jengkel mendengar perkataan Dewa yang memang ada benarnya, ia memang sering membanding-bandingkan setiap ada laki-laki yang dekat dengannya dengan para pemain yang ada di drama favoritnya.

"Lalu setelah kalian keluar dari kantor, kalian punya rencana apa?" tanya Mbak Anggi mengalihkan pembahasan.

Kedua rekan kerja mereka ini atau bahkan seluruh staf dikantor mereka memang tidak mengetahui identitas asli mereka yang ternyata seorang pewaris di masing-masing perusahaan milik keluarga mereka.

"Aku setelah keluar dari kantor akan fokus dulu menyiapkan persiapan pernikahan kami, dan setelah acara kami selesai aku akan bergabung dengan perusahaan papa ku" ucap Selin akhirnya memberitahu mereka. Kedua rekannya itu hanya terdiam mendengar perkataan Selin.

"Bu Selin punya perusahaan sendiri?" tanya dewa yang menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang ada dikepala Mbak Anggi.

"Kamu tau 'Lawang Grup' " tanya Cerry menanyakan salah satu perusahaan yang cukup besar dikota mereka. Dewa mengangguk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Cerry, siapa yang tidak tau perusahaan se-besar itu, pikir Dewa.

"Kamu tau nama lengkap Selin" Cerry kembali melontarkan pertanyaannya. Dewa dan Mbak Anggi terdiam, ia memang tidak tau nama lengkap sang calon mantan atasannya itu, ia hanya tau nama Selin sebagai Selina Putri L, mereka tidak tau nama lengkapnya.

"Memangnya apa hubungannya antara Lawang Grup dengan nama Lengkap Bu Selin?" tanya dewa menyuarakan kebingungannya. Yang di angguki oleh Mbak Anggi. Selin sedari tadi hanya diam menyaksikan kelakuan Cerry yang sepertinya ingin mengerjai kedua rekannya itu.

"Mbak Anggi juga ngga tau nama Lengkap Bu Selin?" tanya dewa pada Mbak Anggi yang di angguki oleh orang tersebut.

"Nama lengkap Selin itu Selina Putri L, dan L yang dimaksud itu adalah nama keluarganya LAWANG." Ucap Cerry dengan nada puas setelah melihat reaksi yang diberikan oleh kedua rekannya itu.

Kedua orang itu terdiam sesaat, dan setelah itu menatap kearah Selin dan Cerry secara bergantian tanpa sepata kata pun.

"Beneran?" tanya Mbak Anggi yang lebih dulu sasar dari keterkejutannya. Selin hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Terus kenapa kamu kerja di perusahaan kita kalau keluarga kamu sendiri punya perusahaan sebesar itu?" tanya Mbak Anggi. Belum Sempat Selin menjawab Pertanyaan tersebut, Dewa tiba-tiba mengajukan pertanyaannya yang membuat Selin dan mereka semua terdiam seketika

"Jadi Bu Selin ini Calon istrinya Mas Dion?" tanyanya dengan tatapan terkejut.

"Kamu kenal Sama Dion?" tanya Cerry kaget karna ternyata Dewa mengenal Dion, calon suami sang sahabat.

"Bisa dibilang kami masih sepupu, karna papa ku dan Tante Ina adalah sepupu dari kakek kami" ucap Dewa menjawab pertanyaan Cerry. "Minggu lalu keluarga Mas Dion datang ke rumah buat ngasih kabar rencana pernikahan kalian" sambungnya, ia tidak menyangka bahwa calon Istri sepupunya itu adalah Selin, orang yang selama ini ia kagumi dan hormati. Ia sangat senang mengetahui hal tersebut.

"Jadi mulai sekarang aku ngga bakalan lagi manggil Bu Selin dengan panggilan yang biasa ku gunakan, mulai sekarang aku bakalan panggil Mbak aja. Kan sebentar lagi kita jadi sepupu-an" ucap Dewa lagi dengan nada menggoda. Selin memerah mendengar godaan yang dilontarkan oleh Dewa. Ia juga tidak menyaknya bahwa Dewa adalah Sepupu dari calon suaminya sendiri.

Acara makan malam mereka berjalan dengan lancar dan lebih terasa hangat. Mereka melanjutkan obrolan mereka tentang berbagai hal, dan setelah jam dinding di Private Room yang mereka tempati menunjukkan pukul 9 malam, mereka memutuskan menyudahi acara makan malam mereka dan beranjak dari ruangan tersebut untuk pulang.

"Kamu antar aku saja ke halte dekat sini, aku akan menunggu Dion disana." Ucap Selin setelah mereka tiba di samping mobil Cerry. Cerry menyerngit mendengar perkataan sang sahabat.

"Kamu ngga mau menyuruh Dion menjemputmu disini aja?" ucap Cerry, tadi ia melihat kalau meja yang tadi ditempati oleh Dion dan teman-temannya telah berganti penghuni dan menduga bahwa mereka telah pulang duluan.

"kalau dia jemput aku disini malah harus mutar lagi, jadi mending dia jemput aku di halte saja." Jawab Selin memberi alasan. Memang benar, jika Dion menjemputnya langsung ke tempat ini, maka ia harus memutar arah dari bundaran diujung jalan. Tetapi alasan Selin yang sebenarnya adalah, ia tidak ingin kalau sampai Dion akan menduga bahwa tadi ia sempat melihat keberadaan Dion dan teman-temannya beserta Diandra di tempat itu. Biar saja Dion yang memberitahunya, jika memang ia berniat memberitahunya. Selin tidak berniat untuk menanyakan hal tersebut.

"Baiklah aku juga bakalan nemenin kamu nunggu Dion sampai dia datang" ucap Selin setelah mendengar jawaban sang sahabat.

Mereka lalu masuk kedalam mobil Cerry dan segera menuju halte yang terletak tidak jauh dari tempat mereka sekarang. Selin sudah mengirim pesan pada Dion dan mendapat balasan bahwa sang calon suaminya itu sudah menuju ke lokasi yang ia kirimkan.