Selama dalam perjalanan menuju tempat janjiannya dengan sang sahabat setelah menunggalkan gedung perkantoran Dion, pikiran Selin tak henti-hentinya memikirkan tentang kedatangan Diandra ke kantor sang calon suami.
Ia kemudian mempertanyakan pada dirinya sendiri tentang status hubungan keduanya, benarkah mereka hanya berstatus sebagai mantan kekasih saja atau malah telah kembali menjalin hubungan yang sempat terhenti itu?, Tapi jika memang mereka kembali bersama, mengapa Dion masih mempertahankan rencana pernikahan mereka? Sungguh, Selin dibuat sangat frustasi setiap memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk tersebut.
Dan jika memang mereka sudah tidak memiliki hubungan yang spesial, mengapa pula Dion tidak pernah jujur padanya tentang pertemuannya dengan Diandra?. Tanpa Selin sadari, air matanya mengalir tanpa permisi di kedua pipinya.
Ia sungguh tidak ingin jika ia harus kembali merasakan sakit hati yang dulu ia alami, sungguh ia tidak akan sanggup jika itu kembali terjadi pada hidupnya.
Tak membutuhkan waktu lama, Selin telah sampai di salah satu Restoran yang menjadi tempat janjiannya dengan sang sahabat. Selin tidak langsung keluar dari mobilnya, ia berdiam diri sejenak sembari mengatur ulang emosi serta penampilannya. Ia tidak mau jika sahabatnya mendeteksi suasana hatinya yang sedang tak menentu.
Setelah ia merasa cukup tenang dan telah memastikan penampilannya sudah kembali rapi, ia sekali lagi menghela napas dan menghembuskannya dengan pelan sebelum turun dari mobilnya dan berjalan memasuki restoran tersebut.
Selin menghampiri Cerry dan Farukh yang telah menempati salah satu meja disudut ruangan. Kebetulan restoran yang mereka pilih asalah salah satu restoran yang lumayan mewah dan kapasitas meja yang mereka sediakan tidak terlalu banyak dan di setiap mejanya berjarak kurang lebih 1,5 meter antara meja yang satu dengan meja yang lainnya dan memberi hal itu memberi privasi yang cukup bagi para pengunjungnya.
"Maaf, aku telat" ucap Selin sembari mendudukkan dirinya disalah satu kursi yang berhadapan dengan Cerry dan Farukh yang menyisakan 1 kursi kosong di sebelahnya yang nantinya akan ditempati oleh Dion.
"Ngga apa-apa, kami juga baru datang kok" jawab Cerry "Dion mana? Tanyanya saat menyadari bahwa sang sahabat hanya datang seorang diri.
"Dia bakalan menyusul, aku udah kirim alamat tempat ini sama dia" Jawab Selin setenang mungkin, 'yah, dia bakalan nyusul kalau memang membaca pesan ku' sambungnya dalam hati.
"Gimana urusan perijinan tinggal kamu, lancar?" tanya Selin pada Farukh untuk mengalihkan pembicaraan mereka mengenai Dion.
"Alhamdulillah lancar. Untungnya aku punya kenalan yang bekerja di kantor imigrasi, jadi permohonanku bisa segera di proses." Jawab Farukh dengan Logat barat nya yang masih kentara.
"Syukurlah kalau begitu" ucap Selin menanggapi. "Lalu kapan kalian berencana melangsungkan pernikahan kalian? Ingat kalian yang lebih dulu bertunangan tapi nyatanya aku duluan yang bakalan nikah" tanyanya lagi.
"Aku ngga keberatan kok kalo kamu nikung kami buat nikah duluan, iyakan sayang?" celetuk Cerry sambil meminta pendapat pada Farukh yang diangguki oleh lelaki keturunan setengah Turki itu.
"Iya, kami ngga masalah kok. Yang penting kamu bahagia" timpal Farukh " Oh ya Sel, ngomong-ngomong calon suami kamu mana sih? Kok lama banget?" tanya Farukh lagi karna mereka sudah menunggu cukup lama.
"Mungkin masih dijalan, kalian harus tau kalau di jam seperti ini orang-orang pada keluar nyari makan dan bisa saja dia lagi ke jebak macet" jawab Selin berdalih, padahal ia juga sudah sedari tadi menunggu kedatangan sang calon suami, 'semoga saja ia tidak lupa dengan janji mereka' harap Selin.
Belum sempat Cerry membuka suaranya untuk berbicara lagi, Suara seseorang telah menginstruksi mereka.
"Maaf aku telat, aku terlambat baca pesan Selin" ucap Dion setelah ia duduk di kursi sebelah Selin dan mengatakan alasan keterlambatannya.
"Loh, kok telat baca pesan Selin? Memangnya Selin ngga ngasih tau kamu lebih awal?" Tanya Cerry heran, ia menatap Dion dan Selin secara bergantian meminta penjelasan.
"Sebenarnya kami berencana datang bersama tadi, tapi dijalan aku mendapat sedikit insiden dan langsung menyuruh Dion langsung datang kemari saja" Jawab Selin setelah menemukan alasan yang pas. Ia menatap kearah Dion dengan maksud meminta maaf karna ia tidak datang ke kantor Dion sesuai rencana mereka sebelumnya.
"Insiden? Insiden apa? Kamu ngga apa-apa?" tanya Dion dengan nada panik menatap kearah sang calon istrinya itu. Ia memperhatikan tubuh Selin kalau-kalau sang calon istri mendapatkan luka dari insiden yang baru saja ia alami. Selin yang sebenarnya telah berbohong dengan insiden yang ia alami malah merasa bersalah setelah melihat betapa maniknya Dion setalah mendengar bahwa ia baru saja mendapat sedikit insiden, padahal Dion todak tau insiden seperti apa yang telah Selin alami.
"Aku ngga apa-apa, kamu ngga perlu khawatir" ucap Selin menenangkan Dion. "Mending kita pesan makanan dulu, aku sudah lapar sedari tadi" imbuhnya mengalihkan pembicaraan.
"Iya, aku juga udah lapar, dari tadi nungguin kalian yang lama banget" timpal Cerry mengiyakan usulan Selin untuk segera memesan makanan mereka.
Setelah mereka memesan makanan dan menunggu beberapa saat, kini mereka telah menyantap makanan masing-masing.
"Oh ya, ngomong-ngomong kenalin ini Farukh tunangan ku" ucap Cerry pada Dion yang baru mengingat kalau kedua pasangan mereka sedari tadi belum berkenalan secara resmi.
"Farukh" ucap Farukh menyebutkan namanya sembari mengulurkan tangannya kearah Dion
"Dion" ucap Dion sambil menyambut uluran tangan Farukh untuk berjabat tangan. "Semoga kita juga bisa menjadi sahabat seperti kedua pasangan kita" sambungnya sambil melirik kearah dua gadis yang bersama mereka yang di angguki oleh Farukh.
Setelah proses berkenalan kedua lelaki itu secara singkat, mereka kembali melanjutkan acara makan siang mereka sambil membahas berbagai hal yang kebanyakan membahas tentang persiapan pernikahan Selin dan Dion yang akan dilangsungkan minggu depan.
"Sayang, mama mengirim pesan ke aku kalau kita disuruh ke butik buat fitting terakhir" ucap Dion padan sang calon istri setelah membaca pesan dari sang mama. Mereka masih duduk di meja yang tadi mereka tempati saat makan siang, Cerry dan Farukh sudah lebih dulu meninggalkan tempat tersebut karna masih memiliki urusan yang harus segera diselesaikan, sedangkan Dion memang berencana untuk tidak kembali ke kantornya setelah jam makan siang.
"Memangnya kamu sudah ngga ada urusan lagi dikantor?" tanya Selin
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku untuk hari ini, dan ini juga adalah hari terakhirku bekerja" jawab Dion, ini memang adalah hari terakhirnya masuk kantor karna sudah diberi libur oleh sang papa untuk memberinya istirahat dan dapat memfokuskan pikirannya pada persiapan pernikahan mereka.
"Kalau begitu, kita langsung kesana saja" ucap Selin sambil beranjak dari duduknya. Dion mengikuti Selin untuk beranjak juga dari duduknya dan meninggalkan restoran tersebut menuju parkiran.
"Kita kesana sendiri-sendiri saja, kebetulan aku bawa mobil sendiri" ucap Selin saat mereka telah berdiri tepat di samping mobil Selin.
"Ngga mau bareng aja? Mobilmu biar aku surih sopir papa buat jemput kesini" ucap Dion menawarkan, ia tidak mau membiarkan Selin mengendarai mobilnya sendiri selama ia masih bisa mengantarnya.
"Tidak perlu, aku tidak mau merepotkan orang lain hanya untuk menjemput mobilku kesini" jawab Selin menolak secara halus tawaran Dion. Dion sebenarnya masih tidak rela membiarkan Selin mengemudi sendiri, namun ia juga tidak mau membantah keinginan sang calon istrinya itu.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengikutimu dari belakang" ucap Dion mengalah, Selin hanya mengangguk mendengar ucapan Dion yang akan mengikutinya dari belakang.
Mereka kemudian masuk kedalam mobil masing-masing dan segera melaju kearah butik tempat ia memesan baju pengantinnya dengan Dion yang mengikuti Selin dari belakang.
_______________________________________________
Dear Readers ku tersayang dan terlope-lope...
Maaf banget kalau seandainya sejauh chapter yang udah publish ( sekarang udah masuk chapt 31) cerita ini tidak sesuai dengan ekspektasi kalian, dan menurut kalian udah kayak sinetron yg di channel ikan terbang ono nohh.
Kalo ceritanya mau sesuai dengan apa yg kalian mau berarti itu bukan karya saya dong? krna saya sudah punya versi saya sendiri dan tidak bakalan berubah sesuai dengan alur yang kalian inginkan.
Jadi kalau ngga suka sama alur yang saya buat, silahakan, Tabe' bisa ki cari saja cerita yang sesuai selera masing-masing (tuh kan logat makassarnya udah keluar).
Itu aja deh yang mau saya sampein.
INTINYA kalo ceritanya TIDAK SESUAI dengan keinginan kalian, silahkan CARI CERITA LAIN...
Makasih, luv u all (ketjup batsahh dari Selena)