Acara makan malam kedua keluarga yang akan segera menjadi satu itu berjalan dengan lancar, mereka banyak membahas tentang persiapan pernikahan kedua anak mereka serta berbagai rencana mereka setelah menikah nanti.
Selin dan Dion sepakat untuk melakukan perjalanan bulan madu mereka untuk menjelajahi Spanyol terkhusus kota bagian Andalusia, seperti Granada, Sevilla, Toledon, serta Cordova kota yang mendapat julukan kota para filsuf dan Mutiara Dunia, kota yang menjadi pusat peradaban ilmu pengetahuan di Dunia. Mereka juga akan menyempatkan diri untuk mampir ke Maroko setelah pulang dari perjalanan mereka di Andalusia.
Menurut Selin, sangat tidak adil rasanya jika ia tidak mengunjungi Maroko, karna ditempat itulah sejarah Andalusia dimulai. Ia ingin mengunjungi kota Tangier yang menjadi saksi nyata dari sejarah penaklukan Andalusia.
Sedari dulu, memang Selin sangat memimpikan untuk menjelajah tempat tersebut tetapi dengan kesibukannya yang cukup padat ia belum bisa mewujudkan impiannya tersebut, jadi ia akan menggunakan momen Bulan Madu mereka sebagai momen yang pas untuk mengunjungi tempat impiannya itu.
"Kenapa Andalusia?" tanya Dion. Saat ini mereka sedang makan siang disalah satu rumah makan yang terletak tidak jauh dari tempat kerja Selin, mereka memilih tempat tersebut karna mengingat Selin yang tidak bisa pergi terlalu lama dari kantor karna masih ada beberapa hal yang harus ia selesaikan sebelum batas pengunduran dirinya selesai.
Selin tidak langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh sang calon suami, ia terdiam sesaat sambil menatap kearah luar jendela. Pandangannya memang mengarah keluar tapi tatapannya seakan menjangkau tempat yang lebih jauh.
"Karna bagiku tidak ada tempat terindah didunia ini selain disana" jawab Selin tanpa mengalihkan pandangannya. Dion hanya manggut-manggut mendengar jawaban Selin.
"Setelah dari sana, apa masih ada destinasi lain yang ingin kamu kunjungi? Paris atau Venice misalnya?" tanya Dion merekomendasikan beberapa tempat yang juga menurutnya cocok untuk mereka kunjungi dimasa bulan madu mereka. "Kita bisa mampir disana setelah pulang dari Andalusia" sambungnya lagi.
"Kau ingin pergi kesalah satu tempat itu?" tanya Selin tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Dion padanya.
Gadis itu kini mengalihkan pandangannya dan menatap kearah Dion yang berasa di depannya.
"Entahlah, aku sudah mengunjungi keduanya sebelumnya" jawab Dion jujur, ia memang sudah pernah ke kedua kota cantik tersebut beberapa kali saat ia masih berstatus pacaran dengan Diandra karna gadis itu yang mengundangnya untuk menyaksikan penampilannya saat melakukan Show di catwalk.
"Dan bagaimana pendapatmu tentang tempat itu?" tanya Selin lagi, entah kenapa ia mulai tertarik pada dua kota yang digadang-gadang sebagai kota ter-romantis didunia.
"Keduanya bagus, pemandangannya juga indah dan yang lebih menariknya lagi adalah kedua kota tersebut adalah kota yang paling diminati oleh pasangan baru yang sedang melakukan perjalanan bulan madu mereka." jawab Dion.
"Dan bagaimana dengan mu? apakah kamu juga ingin berkunjung kesana dalam perjalanan bulan madu kita?" tanya Selin meminta pendapat.
"Aku tidak terlalu memikirkan tempat apa yang akan kita kunjungi selama yang bersamaku adalah kamu, semua tempat akan terasa spesial" Jawab Dion sambil tersenyum kearah Selin. Mungkin apa yang baru saja ia katakan terdengar seperti gombalan receh, tapi sungguh Dion mengatakan hal yang sebenarnya.
Ia tidak masalah kemana ia akan berkunjung selama yang bersamanya Adalah gadis yang sedang duduk di hadapannya ini.
Selin hanya tersenyum sebagai balasan dari ucapan Dion yang terdengar manis dan sungguh-sungguh.
"Setelah kita pulang dari perjalanan bulan madu kita, apa rencana mu sebelum bergabung dengan perusahaan papa mu? kau masih memiliki waktu sekitar seminggu sebelum mulai bekerja" Tanya Dion lagi.
"Mungkin hanya mempersiapkan apa-apa yang harus aku siapkan dan meminta papa untuk memberikan beberapa laporan mengenai perusahaan untuk aku pelajari, tidak mungkinkan aku bergabung di perusahaan itu tanpa tau apa-apa mengenai kondisi perusahaan. Jadi sepertinya aku hanya akan menghabiskan waktu seminggu itu untuk mempelajari masalah kantor." Jawab Selin
"DION..."
Belum sempat Dion membuka mulutnya lagi untuk kembali bertanya, Seseorang yang berada tidak jauh dari meja mereka memanggilnya, Kedua orang tersebut segera menoleh kearah sumber suara untuk melihat si pemanggil tersebut, walaupun tanpa Dion menoleh pun ia sudah tau siapa orang yang memanggilnya itu. Diandra, yahh itu suara Diandra.
Diandra berjalan menghampiri pasangan tersebut dengan mengenakan pakaian yang indah, Rok lipit yang panjangnya beberapa senti diatas lutut berwarna krem, serta atasan tank top putih yang dipadukan dengan kardigan yang berwarna senada dengan rok yang ia kenakan, tak ketinggalan juga high heels yang menghiasi kaki jenjangnya, sungguh penampilannya itu memang menggambarkan penampilan seorang super model dunia.
"Apa kabar?" tanya Diandra saat sudah berada tepat disebelah meja mereka, gadis itu masih berdiri diantara Selin dan Dion sambil mempertahankan senyum indahnya.
"Kami baik, gimana kabar kamu?" jawab Dion mewakili calon istrinya yang Dion perhatikan sepertinya calon istrinya itu tidak terlalu suka dengan kedatangan sang mantan walaupun Selin tidak menunjukannya dengan secara terang-terangan.
"Aku juga baik, boleh aku gabung sama kalian?" tanya Diandra dengan raut berharap.
"Aku sudah selesai dan harus segera kembali kekantor" Kali ini Selin yang menjawab, gadis itu juga terlihat membereskan beberapa barangnya serta meraih ponselnya yang sejak tadi terletak diatas meja.
"Aku juga harus segera kembali ke kantor, kamu tau kan kalau aku baru bergabung dengan perusahaan papa dan masih harus banyak belajar tengenai urusan kantor" ucap Dion cepat sebelum Diandra kembali mengeluarkan suaranya. Ia berusaha memberikan alasan yang masuk akal untuk menolak menemani gadis itu.
Bisa perang dunia ketiga dia jika tetap disini menemani Diandra yang jelas-jelas Selin yang tidak menyukainya. Pikir Dion
"Yahh, padahal aku mau ngobrol-ngobrol bareng kalian" ucap Diandra dengan nada yang ia buat kecewa tanpa berniat ia tutup-tutupi
"Mungkin lain kali yah" ucap Dion yang seketika menggigit lidahnya sendiri setelah mengucapkan itu, bagai mana tidak? sesaat setelah ia melontarka ucapan yang mengandung janji itu ia melihat tatapan Selin yang berubah padanya walaupun hanya sesaat.
'Duhh salah ngomong lagi kan' rutuk Dion pada dirinya sendiri.
Sedangkan Diandra yang mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Dion segera menyunggingkan senyum cerahnya.
"bener yah, lain kali kali aku ngajak buat ketemu kamu harus mau" ucap Diandra senang. Dion hanya mengangguk sebagai jawabannya, Dion kembali menatap kearah Selin dan mendapatka tatapan datar dan dingin dari gadis itu, tatapan yang sama seperti diawal hubungan mereka.
Tanpa mengucapkan kata lagi, Selin segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan melewati Diandra, ia juga tidak menoleh kearah Dion sama sekali.
Dion segera beranjak dari duduknya untuk menyusul langkah sang calon istri tanpa sempat berpamitan lagi pada Diandra yang hanya mampu menatap kedua pasangan itu dengan alis yang berkerut bingung, tak mau memikirkah hal itu lagi, gadis itu kemudian memilih duduk di mejan yang berada tepat disebelah meja yang baru saja digunakan oleh Sang mantan kekasih dan juga calon istrinya.