Malam ini aku dan Reina akan pergi ke festival musim panas. Aku akan mengenakan yukata laki-laki yang dibuatkan oleh Reina. Warnanya hitam dan obi nya berwarna putih. Kalau dipikir-pikir, terakhir kali aku pergi festival musim panas waktu aku berumur 10 tahun dan itu juga aku pergi bersama kakak Taiga.
Setelah mengenakan yukata, aku menunggu Reina yang sedang bersiap-siap di kamarnya. Jam menunjukan pukul 6:30 sore, seharusnya kami berangkat setengah jam lalu tapi sepertinya Reina sedang asik bersiap-siap hingga lupa waktu.
*ting-tong
"Yahoo Kazuto, gimana? Aku cantik gak pake yukata ini?".
Kizuna dan Chloe datang menjemput kami berdua. Ya aku mengajak mereka juga demi tidak memunculkan sebuah skandal hubungan murid dan guru.
"Iya cantik," Jawabku.
Wajah Kizuna tiba-tiba memerah lalu dia memalingkan wajahnya dari pandanganku. Chloe mendekatiku lalu berputar pelan sambil mengangkat kedua tangannya.
"Kalau aku gimana?!".
Bersemangat sekali pengen di puji. Yah, aku harus memujinya kalau tidak dia akan membuat boneka voodooyang berwajah kan muka ku.
"Iya, cantik juga kok."
"Yatta! Kazuto bilang aku cantik. Jadi malu, hehe."
Dasar Chloe, tingkahnya seperti anak-anak saja. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, sekarang ini sama saja aku mengajak tiga cewek yang cantik-cantik sekaligus menawan dan salah satunya seorang Idol papan atas. Mungkin para laki-laki diluar sana akan iri denganku sekarang ini.
"Udah punya pacar masih aja menggoda cewek lain," Ucap Reina yang baru saja keluar dari kamarnya.
Reina memakai yukata berwarna biru dengan gambar bunga sakura membuatnya semakin terlihat cantik. Reina memakai gaya rambut french twist dengan satu ikat rambut khas Jepang yang berbentuk bunga sakura membuat penampilan Reina semakin menawan.
Jujur, aku sudah sangat terpesona melihatnya berpenampilan seperti itu. Sepertinya aku tidak salah memilih pasangan hidup ku.
"J-Jangan diliatin terus…malu jadinya tau!…," Ucap Reina dengan malu-malu.
"M-Makanya jangan terlalu cantik…," Ucapku juga malu-malu melihat Reina.
Kizuna dan Chloe menggerutu karena mereka telah kalah penampilan dengan Reina. Tapi tetap saja, apapun yang mereka kenakan untuk terlihat cantik di depanku aku akan tetap mencintai Reina.
"Ayo berangkat," Aku menarik tangan Reina keluar rumah.
Kami pun berangkat menuju festival musim panas dilaksanakan. Banyak sekali orang-orang di jalanan bersama keluarga dan pacarnya pergi ke festival. Banyak juga yang mengenakan yukata terutama para perempuan. Tapi sedari tadi aku tidak melihat laki-laki yang mengenakan yukata dan sedari tadi juga hanya aku saja yang memakai yukata. Sudahlah, biar saja. Lagi pula ini yukata buatan Reina.
Semua orang tampak bersemangat dengan festival yang diadakan satu tahun sekali ini. Semua orang tertawa, bercanda, dan bermesraan bersama orang-orang yang spesial baginya. Tapi untukku bermesraan dengan Reina di festival itu mustahil, karena hubungan guru dan murid lah yang menjadi penghalang nya.
"Wih! Ada permen apel! Aku pengen makan itu sejak lama!," Teriak Kizuna yang histeris melihat kedai permen apel. Lalu dia berlari ke kedai permen apel dan lalu memakannya ditempat itu juga.
"Dasar Kizuna, kayak anak kecil—Itu kan yakisoba! Aku pengen banget makan itu!," Teriak Chloe yang sama histeris nya kayak Kizuna.
Lalu Chloe berlari menuju kedai Yakisoba dan kami berdua tinggal olehnya. Yah mau bagaimana lagi juga, Kizuna terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai Idol makanya dia belum sempat merasakan permen apel dan Chloe yang baru saja di Jepang pasti ingin merasakan makanan khas dari Jepang.
"Jadi gimana nih? Mau jalan aja sambil liat-liat stan-stan yang ada disini?," Tanyaku kepada Reina.
Reina menjawab dengan sebuah anggukan kepala. Kami pun berjalan bersama sambil melihat-lihat stan-stan makanan yang ada. Selama kami berdua berjalan bersama, Reina menceritakan berbagai kejadian-kejadian yang dialami selama pergi ke festival musim panas. Bahkan yang mengejutkannya dan aku juga baru tau kalau Reina pernah ditembak oleh teman satu angkatan nya di SMA saat pergi ke festival musim panas 6 tahun yang lalu. Wajar saja sih karena Reina itu cantik, baik hati, dan penyayang. Laki-laki mana yang tidak jatuh cinta padanya, aku saja telah jatuh hati kepadanya.
Sedari tadi kami berbicara, aku ingin sekali bergandengan tangan dengan Reina. Tapi dengan posisi kami berdua sekarang ini membuat aku tida bisa bergandengan tangan dengan Reina…hah, sial aku ingin cepat lulus.
"Semakin banyak orang ya," Ucap Reina.
"Iya, Reina mendekat lah nanti kita bisa-bisa terpisah."
Reina mendekat kepadaku dan aku memegang pundak Reina supaya dia tidak terbawa kerumunan yang mulai ramai. Tapi lama kelamaan orang-orang semakin banyak dan semakin sempit hingga aku dan Reina seperti berpelukan karena terlalu sempit.
Wajah kami berdekatan dan aku dapat melihat wajah cantiknya Reina dari dekat. Aku juga dapat mencium baru harum dari Reina, baunya sangat harum hingga membuatku ingin terus mencium baunya.
Aku terus didorong-dorong oleh orang berada didekat ku hingga kepalaku dan kepala Reina hingga kening kami bertemu. Wajah Reina semakin dekat sekarang, dan aku sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangan ku dari wajahnya. Begitu juga Reina, dia terus melihat kearah ku dengan wajah yang memerah.
"Kazuto…."
"Reina…."
Tanpa sadar aku mencium bibir Reina di tengah keramaian. Jujur, aku sebenarnya tidak tahu apa yang aku lakukan sekarang ini.
Setelah adegan ciuman yang dilakukan tanpa sadar itu, kami keluar dari kerumunan itu dan pergi ke sungai Sumida untuk pergi melihat kembang api di sana. Kami berdua merasa canggung satu sama lain berkat ciuman tanpa disengaja itu.
Tapi berkat ciuman tanpa disengaja itu, aku dan Reina dapat bergandengan tangan.
Sesaat kami sampai di sungai Sumida, ada seseorang yang menyapa kami dari belakang. "Dasar pasangan di festival musim panas. Gak tau tempat yang pas buat melakukan itu."
Ternyata dia adalah orang yang paling bodoh dan paling baik yang pernah kukenal, siapa lagi kalau bukan Mamoru. Dia pergi ke festival bersama dengan Ren, kasihan sekali dirinya.
"Jadi kalian melihat itu ya…."
"Iya, pas aku beli Yakisoba dengan Ren dan kami melihat kamu dengan Reina-Sensei ciuman."
Wajahku langsung memerah begitu juga dengan Reina. Kami berdua menutup wajah kami menggunakan kedua tangan kami untuk menyembunyikan rasa malu.
Kembang api mulai dinyalakan dan suaranya membuat telinga ku lumayan kesakitan. Aku melihat kearah langit yang dihiasi oleh kembang api yang indah. Saat melihat kembang api, aku merasa seperti sedang melepaskan semua masalah yang ada. Banyak yang terjadi sejak bulan April kemarin. Aku berpacaran, tinggal serumah, dan bertunangan dengan Reina, membantu Rize dan Misaki menyelesaikan masalah mereka dengan keluarga Miyazawa, dan menepati ikatan ku dengan Kizuna, Chloe, dan Reina. Aku merasa lebih dewasa selama 3 bulan ini berkat adanya Reina dan teman-teman ku yang ada di sampingku.
"Kazuto? Ada apa?".
"Tidak apa-apa. Aku hanya merasa senang saja sekarang ini."
Aku memegang erat tangan Reina. "Kita memulai lagi dari awal kan?".
"Iya, kita akan memulainya lagi dari awal."
Lalu kami berdua melihat ke atas langit dengan wajah tersenyum. Disaat ini juga aku bertekad menjadi orang yang pantas untuk Reina kedepannya. Aku juga akan berusaha untuk membuat Reina tersenyum setiap saat dan tidak membuatnya menangis lagi.
Semoga saja tidak ada masalah yang dapat membuat hubungan kami berdua goyah.