"AKU INGIN KE PANTAI!," Teriak Mamoru yang sedang duduk di depanku di perpustakan.
"Harap tenang, kalau tidak keluar dari tempat suci ini," ucapku.
Aku mengerti perasaan nya ingin pergi ke pantai di musim panas ini, tapi nilai ulangannya saja merah semua. Gimana coba mau liburan kalau nilai ulangan merah semua.
Seperti biasa, murid-murid di Jepang yang mendapat nilai merah di ulangan semester akan menjalani remedial selama musim panas sampai nilainya tuntas.
"Tapi, Senpai kok bisa dapat nilai merah sih?," Tanya Aoyama yang sedang merapikan buku di rak buku.
"Aku memang tidak pandai dalam pelajaran…," Jawab Mamoru.
Setelah itu Aoyama tidak bertanya lagi dan kembali menyusun buku-buku baru. Aku ingin membantu Aoyama tapi aku harus mengajari anak satu ini biar aku dapat liburan bersama Reina.
"Loh, kalian masih disini?," Ucap Kizuna yang baru saja membuka pintu perpustakaan.
"Kizuna? Gimana remedial mu?," Tanyaku.
"Sukses dong!," Jawab Kizuna. Lalu Kizuna melihat kearah Mamoru yang terlihat depresi. "Terus gimana Mamoru remedial mu?," Tanyanya kepada Mamoru.
"Tinggal satu mata pelajaran lagi…matematika…," Jawab Mamoru dengan nada yang lesu.
Kizuna datang ke perpustakaan. Dia juga mendapat nilai merah di beberapa mata pelajaran karena kesibukannya sebagai Idol. Tidak seperti Mamoru, Kizuna itu lebih pintar dibandingkan aku. Jika dia tidak sibuk dengan pekerjaannya sebagai idol maka dia akan dengan mudah mengambil peringkat pertama yang selalu kudapatkan di ulangan semester.
"Terus gimana lagu barumu yang kamu tulis? Sudah rekaman?".
"Sudah nih, mau dengar?".
"Boleh-boleh."
Kizuna memberikan ku salah satu Airpods nya dan tak lama kemudian lagu yang dia buat pun diputar.
"Hati ini terus akan kujaga"
"Apapun yang dikatakan orang aku terus menjaga hati ini"
"Walaupun kau tidak memilihku, aku tetap menjaga hati ini"
"Cinta ini bukan rekayasa semata"
"Kenangan indah menjadi buktinya"
"Jika saja kau tidak bertemu dengannya"
"Akan ku bahagiakan kamu selamanya"
"Mulut ini memang berkata demikian, tapi hati tidak mengatakan demikian"
"Kebahagianmu adalah kebahagiaan ku"
"Karena itu aku ingin kau tetap tersenyum"
"Apapun itu tetaplah tersenyum"
"Pangeranku…."
Lagunya masih panjang tapi aku dapat menarik kesimpulan jika lagu ini dia ciptakan sesuai dengan perasaannya saat ini. Aku tidak akan bertanya lebih tentang lagu yang dibuat Kizuna ini, tapi di lubuk hatiku aku ucapakan terima kasih banyak kepada Kizuna.
"Gimana, gimana? Bagus gak lagunya."
"Iya, bagus banget."
"Syukurlah kamu menyukainya," Ucap Kizuna lalu dia memegang kedua tanganku. "Walaupun Kazuto tidak menyukai ku tapi aku ingin Kazuto menyukai laguku."
Aku tau jika semua lagu yang diciptakan Kizuna ini sebenarnya dari perasaan nya selama ini terhadapku. Isami dan Alisa juga mengatakan demikian, karena itu aku harus menghargai perasaan dari lagu nya yang aku dengarkan.
"Aku akan menjadi orang pertama yang akan mendengarkan lagu-lagu baru Holy Maiden!," Ucapku dengan nada sombong.
"Hehe, Kazuto…terima kasih."
Kizuna berdiri dan tiba-tiba dia mencium keningku dengan sangat cepat sehingga tidak bisa aku hindari. "Dah dulu ya Kazuto, Mamoru, dan juga Aoyama!".
Setelah Itu Kizuna pergi dari perpustakaan. Aku masih terdiam karena tidak akan menyangka akan dicium oleh Kizuna.
Mamoru melihat kejadian tadi langsung memasang wajah yang membuatku ingin membunuhnya sekarang ini. "Rahasiakan ini!".
"Wani piro?".
"Hah, baiklah besok kita ke pantai dengan yang lain."
"Hore—".
"Tapi selesaikan remedial mu dulu!".
"Baik bos!"
Setelah itu aku melihat ke arah Aoyama yang masih terkejut dengan kejadian tadi. Pandangannya terlihat kosong dan sepertinya jiwanya sedang pergi ke suatu tempat. Sepertinya aku harus mempermainkan nya agar dia sadar dan kembali ke tubuhnya.
Aku berjalan ketempat Aoyama dan berdiri di belakangnya. Aku mengangkat tubuhnya dan menaruhnya di meja panjang. Setelah itu mencubit kedua pipinya selama 5 detik.
Habis mencubit kedua pipinya, barulah dia sadar "Aduh! Senpai kenapa mencubit pipi ku? Sakit tau!," Ucap Aoyama sambil mengelus-elus kedua pipinya yang kucubit tadi.
"Habisnya kamu ngelamun aja sih," Aku mengelus kepalanya sebagai permintaan maaf ku. "Jadi Aoyama mau ikut bersama kami ke pantai besok?".
"Heh? Ke pantai? Aku mau!".
"Kalau begitu besok kita kumpul di rumahku ya" aku mengambil secarik kertas dan menuliskan alamat rumahku.
Eh, tapi kalau aku menuliskan alamat rumahku yang merupakan tempat tinggal rahasia ku dengan Reina maka hubunganku dengan Reina akan ketahuan oleh Aoyama. Sepertinya aku harus menuliskan alamat rumah kediaman Kigahara saja.
"Nih alamat rumahku."
"Oke!" Aoyama melihat alamat rumah kediaman Kigahara. "Tapi tidak kusangka rumah Senpai dan rumahku berdekatan."
"Heh? Rumahmu memangnya dimana Aoyama?".
"2 blok dari rumah Senpai."
Sedekat itu kah rumah kediaman Kigahara dengan rumah Aoyama? Tapi selama aku tinggal di rumah kediaman Kigahara aku tidak pernah bertemu dengan Aoyama.
Tak lama kemudian, Mamoru langsung pergi ke ruang kelas remedial matematika dan aku menunggu nya di atap sekolah sambil menikmati angin di musim panas. Di atas atap sekolah, aku menghubungi Chloe, Kizuna, Misaki, Rize, dan Ren untuk mengajak mereka ke pantai besok dan mereka semua menerima ajakan ku. Kalau Reina dia pasti ikut karena sejak kemarin Reina mengajakku ke pantai.
Aku juga sedang memikirkan sesuatu yang menggangu ku akhir-akhir ini yaitu hubungan Mamoru dan Futaki Mizore, si ketua OSIS.
Mungkin kalian lupa siapa Futaki Mizore ini, dia adalah orang yang disukai Mamoru dan Mizore juga menyukai Mamoru. Tapi sekarang ini mereka ada masalah hingga tidak lagi berbicara satu sama lain. Sebagai teman yang baik dan tidak jahat, aku berniat untuk memperbaiki hubungan mereka berdua agar seperti dulu lagi.
"Murid yang tidak remedial seperti mu sedang apa di tempat seperti ini, Kigahara Kazuto?".
Baru aja diomongin, muncul dah orangnya. Kayak Mamoru aja dah Mizore, kalau diomongin pasti aja muncul beberapa saat kemudian.
"Futaki Mizore, ngapain disini?".
"Seharusnya itu pertanyaan ku! Ngapain kamu disini Kazuto?".
"Lagi menikmati angin di musim panas," Balasku. "Terus kamu ngapain disini?".
"Bukan urusanmu kan!".
Dih Tsundere. Aku akan mengabaikan nya jika dia ingin menggangu ku menikmati angin di musim panas ini.
"Di-Dimana Mamoru?".
Ada apa gerangan dia mencari Mamoru? Bukannya dia masih punya masalah dengan Mamoru?. "Remedial matematika di kelas."
"Gi-Gitu ya."
Setelah itu Mizore berdiri disebelah ku. Dia sepertinya ingin menayakan sesuatu lagi kepadaku tapi sepertinya dia malu ingin bertanya. "Jadi gimana hubunganmu dengan Mamoru?," Mungkin ini frontal tapi tetap saja aku harus menanyakan nya.
"Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Ke-Kenaapa bertanya seperti itu?!!!".
'Ke' nya kurang panjang, panjangin lagi kek buat nambah-nambahin kata di chapter ini. "Kudengar kalian lagi ada masalah. Bisa ceritakan kepadaku?".
Aku tidak mendapat alasan dari Mamoru kenapa mereka berdua bisa bermasalah. Aku berharap dapat informasi dari Mizore kali ini karena aku ingin sekali membantu percintaan Mamoru.
"Kalau tidak mau ya gak papa juga," Ucapku. Kumohon kasih tau aku biar aku gak kepo lagi!.
"Sebenarnya…aku nembak Mamoru 1 bulan yang lalu…."
Ahhh…pantas saja. "Terus? Gimana?".
"Aku ditolak oleh Mamoru."
APA SIH YANG DIPIKIRKAN SI KAMBING ITU SAMPAI DIA MENOLAK CEWEK YANG DIA SUKA?!.
"Terus aku marah kepadanya dan menamparnya dengan sangat keras. Lalu sampai sekarang kami tidak lagi berteguran…."
Baiklah. Setelah Mamoru selesai remedial aku akan mencincang berkali-kali.
Aku harus memperbaiki hubungan mereka berdua karena aku juga berhutang budi dengan Mamoru. Dulu Waktu aku diculik dia langsung pergi kerumah ayah dan membawa bala bantuan untuk menyelamatkan ku. Kali ini aku akan membantunya sebisaku.
"Mizore, apa kau besok tidak ada acara?".
"Gak ada sih, kenapa memangnya?".
Aku mengambil secarik kertas di kantung bajuku dan menuliskan alamat kediaman Kigahara. "Besok aku, Mamoru dan yang lain akan ke pantai. Karena kamu besok tidak ada acara kamu harus ikut" aku memberikan kertas yang berisikan alamat kediaman Kigahara. "Besok jam 9 ngumpul di rumahku."
Kemudian aku pergi menuju tangga. "Jangan lupa ya besok! Aku tidak menerima penolakan ataupun alasan! Jadi besok harus datang!".
Mizore masih terdiam dan aku pun meninggalkan nya seperti itu saja. Baiklah! Besok ada pekerjaan yang lebih penting daripada menikmati pantai yaitu menjodohkan teman baikku.