Mata kuliah kalkulus pun berakhir dengan cepat, aku langsung mengambil buku ku untuk dimasukkan ke dalam tas, dan langsung bergerak keluar, kemudian ajir memanggilku "Yud,,,?" soraknya agak jauh di belakangku sambil berlari ke arahku, aku pun langsung memalingkan badan ke arah suara itu berasal.
"oh kamu jir, ada apa? ayoo kita pulang". kataku.
"Iya ayo, kamu jadi kan ke toko kakak ku, kita akan bertanya mengenai hal yang tadi pagi kita bicarakan" tanyanya ajir padaku.
"Oh iya aku hampir lupa, oke ayo kita berangkat, tapi jir, nanti dijalan kita mampir ke kedai nasi uduk ya, aku tak pandai memasak, jadi makan siang ku hari ini adalah nasi uduk" sela ku sambil ketawa.
"Jangan yud, kita makan siang di tempat kakak ku saja, dia selalu memasak banyak karena ada beberapa pegawai di toko nya yang juga makan siang di sana" jawab ajir agak memaksaku.
"Yasudah, oke" jawabku singkat.
Tak lama berjalan sambil sedikit berbincang mengenai mata kuliah tadi, kami pun tiba di toko yang menjual peralatan olahraga, itu sebuah toko yang lumayan besar, barang di dalamnya pun menggiurkan, tak sengaja pandangan ku tertuju kepada sebuah sepatu olahraga wanita yang begitu menawan jika di pakai oleh kak kinan, mungkin lebih bagusnya kalau dipakai untuk naik gunung atau jogging, pikiranku langsung teringat sosok wanita manis yang tadi kujumpai di kantin kampus. Sesaat aku melamun dan di kagetkan oleh suara ajir yang memanggilku untuk di kenalkan dengan kakaknya.
"Yud? kemari lah, ini kakakku dan di suaminya" sambil memberi isyarat tangan tanda menyuruhku kesana.
Aku pun langsung berjalan menemui mereka, dan bersalaman satu persatu dengan mereka sambil memperkenalkan diri. Yang tak ku sangka adalah, kakaknya ajir sangat cantik, sangat-sangat cantik dengan tinggi ideal sekitar 160cm dan berat badan 50kg, itu membuat dia terlalu sempurna, sedangkan suaminya pun tak kalah tampan, mereka pasangan yang serasi menurutku, kata ajir kakaknya sedang hamil, tapi menurut yang aku lihat perutnya tak terasa buncit sama sekali, mungkin masih hamil muda kataku dalam hati.
Mas Ilham bertanya padaku, iya mas ilham adalah suami dari kakaknya ajir. "kamu serius mau bantu-bantu kami disini yud? kalau iya itu kabar baik untuk ajir, dia selalu mengeluh karna tak memiliki teman yang sebaya di toko ini" kata mas ilham padaku sambil tertawa pada ajir.
"Iya mas Ilham, kalau saya diijinkan saya sangat senang bisa membantu" sahutku sambil tersenyum.
" Kamu yud boleh bantu-bantu disini, kami tak memaksa kamu untuk mengisi jadwal, kapan kamu bisa saja, kami tau kamu dan ajir masih mahasiswa, jadi kami membayarmu per jam saja, gimana kamu setuju?" kata Kak Sheila kakaknya ajir sambil tersenyum menjelaskan padaku.
Aku pun langsung menjawab " Boleh kak boleh, saya sangat senang bisa membantu, masalah bayaran jangan terlalu dipikirkan, karena saya bekerja bukan untuk dibayar tapi hanya untuk tidak bosan di kos aja" jawabku sambil tertawa. dan mereka bertiga pun langsung ikut tertawa mendengar penjelasanku.
" Yaudah kalau gitu sana gih kalian makan dulu Ini udah mau sore tapi kalian belum makan siang" tutur kak sheila sambil menyuruh kami untuk makan.
Sesudah makan aku pun langsung pulang ke kos, aku pun langsung menelpon kedua orang tuaku untuk menceritakan kabar tentang hari pertamaku kuliah, melihat dari reaksi kedua orang tuaku mereka sangat senang karena dari caraku berbicara aku terlihat senang, namun masih ada kejanggalan di hati Ayahku, karena Ayah menyuruhku untuk kuliah di jurusan teknik sipil atau teknik arsitektur agar bisa melanjutkan usaha ayah yang Seorang kontraktor besar di kotaku.
Selesai menelepon mereka dan sedikit berbincang, aku pun langsung memilih untuk beristirahat karena malam sudah tiba aku mengotak ngatik kontak hp, aku ingin mengirim pesan kepada kak kinan, namun aku bingung harus memulainya dari mana, tak lama aku mengotak ngatik hp 1 pesan masuk dari Dea,
"(Hay yud, ini Dea, kamu lagi apa?)" dan sebuah icon senyum yang dikirimnya.
"(Hay juga Dea, aku lagi bosan gak tau ngapain)" balasku dan sebuah icon ketawa yang ku kirim.
"(Boleh aku telpon vidio dengan kamu?) balasnya lagi.
Aku langsung membalas "(Boleh Dea)"
Kriiinnngggg,,, kriiiinggggg,,, tak lama sesudah aku mengirim pesan Dea langsung menelpon, aku pun langsung mengangkatnya. Ya Tuhaannn,,, dia sangat cantik dengan piayama biru dan rambut terurai lepas, aku tak sanggup berkata-kata dan kemudian Dea memanggilku dan aku kaget dari lamunanku.
"Yud?" katanya sambil tersenyum padaku.
Aku pun tak mau kalah dan mengeluarkan aura terbaikku, "iya Dea, kamu lagi apa?" tanyaku sambil tersenyum dan sedikit mengacak rambut.
"Aku suka kamu" jawabnya sambil malu-malu.
Oh Tuhaannn,, apa artinya ini, aku menjadi salah tingkah, wanita cantik di telpon hp ku menyukaiku, apa yang harus kulakukan, aku menjadi mati gaya, dan lanjut mengacak-ngacak rambutku.
"Yud, kamu kenapa? kamu marah ya? maaf kalau aku salah bicara, aku hanya ingin bilang itu, kalau kamu marah aku minta maaf, kalau gitu aku tutup telponnya ya yud, semoga mimpi indah, bye". lanjut Dea merasa kecewa karena aku tak merespon dan dia langsung mematikan telponnya.
Bagaimana cara ku merespon, aku tak tau apa yang harus aku katakan, harus kah aku berkata menyukainya? tapi aku menyukai kak kinan, atau haruskah aku berkata aku tak menyukainya? itu tak mungkin, dia sangat cantik, dia juga tipe ku.
Oh yampuunn,,, aku bingung, sangat bingung bagaimana ini? kenapa Dea tiba-tiba bilang suka kepadaku, padahal baru tadi pagi kami bertemu, dan kami tidak terlalu banyak ber basa-basi. Ini membuatku frustasi, kenapa bukan kak Kinan yang bilang suka padaku, aku benar-benar dibuat galau oleh 2 wanita ini.
Benar seperti perkiraanku, aku tak bisa tidur, aku mengingat kata-katanya Dea dan terbayang wajahnya yang begitu cantik, namun dalam 1 sisi aku membayangkan kak Kinan, betapa manisnya dia ketika berbicara padaku.
Sebenarnya kejadian seperti ini bukan hanya sekali terjadi padaku, ini sudah beberapa kali, mungkin karena di SMA aku adalah cowok yang di idolakan banyak siswi cewek dan tak jauh dari kata playboy di cap kan untuk menjelaskan tentang diriku, di SMA sudah banyak siswi yang di kecewakan oleh ku, sebenarnya aku tak ingin pacaran dan mengecewakan mereka, tapi cewek-cewek di sekolahku memaksa untu menerima mereka, dan dengan terpaksa aku menerimanya tanpa rasa suka, aku tak pernah memutuskan mereka, mereka yang akhirnya memutuskan ku, kadang ada diantara mereka berkelahi karena ku, itu bukan karena aku jahat, tapi setiap yang mengajakku pacaran aku menerima mereka, bahkan dalam sebulan aku menerima 1 sampai 5 cewek, aku tak tega menolak mereka karna mereka bersungguh-sungguh untuk memberanikan diri mengungkap kannya, aku juga bukan orang yang pemilih, tapi itu masa SMA, masa aku populer 2 bulan yang lalu, kini aku sudah Kuliah, aku berharap masa itu tak terulang lagi, tapi sekarang aku dihadapkan oleh kenyataan orang yang kusuka dan orang yang menyukaiku, aku bingung, aku harus bagaimana.
.......
.......
.......
*bersambung*