Chereads / Cinta Tak Tau Memilih / Chapter 5 - Bab 5

Chapter 5 - Bab 5

"Bik? boleh saya meminta segelas air?" kataku.

"Oh iya boleh mas, sebentar ya, mau air yang berasa atau yang tidak ada rasa?" oceh bibik sambil merayuku.

"Yang berasa saja bik" sahutku senyam senyum.

Lalu bibik langsung ke dapur, dan aku pun mengambil kesempatan untuk bertanya kepada Dea.

"De? kamu sakit karena tadi makan somay saus kacang yang aku pesan di kantin?" tanyaku dengan wajah mengintimidasi Dea.

Dia tersenyum, lalu menjawab pelan "Aku alergi kacang yud, tapi gapapa, berkat alergi ku kambuh aku jadi bisa di antar kamu".

"Apaan sih kamu de, aku merasa bersalah karena tadi tidak menanyakan kamu mau pakai saus apa, lalu kenapa kamu tetap memakannya meski kamu alergi de" kataku sambil sedikit menggosok rambut Dea tanda aku sangat perhatian.

"Aku gak mungkin nolak apa yang kamu kasih yud, bahkan kalau kamu kasih racun, aku akan tetap memakannya" jawabnya sembari tertawa karna sudah agak mendingan setelah bibik memberi obat anti alergi untuknya.

"Ini mas air berasa nya, rasa nya manis kayak bibik" sembari tertawa bibik memberiku segelas air bewarna merah.

"Ah terimakasih bik, lebih tepatnya manis seperti Dea bik" jawabku sembari menggoda Dea dengan mencubit pipi kirinya.

"Apaan sih kamu yud, gombal deh, ntar pacar kamu marah tau" Respon Dea dan langsung duduk dari tidurnya di atas sofa ruang tamu.

"Tapi kamu bukannya calon pacarku de?" tanya yudi penasaran ke Dea.

"Kalau kamu mau, dengan senang hati" jawab dea sambil ketawa menepuk bahuku.

"Jadi sekarang nih kita pacaran?" jawabku sambil bertatapan dengan dea.

"Boleh" sambil tersenyum.

"Kalian ini, masih muda kok mesra-mesraan depan bibik sih?, bibik kan jadi iri, keingat masa muda dulu" lanjut bibik sambil berdiri dan menggoda kami.

"Biasa bik, jiwa muda" lanjutku sambil tertawa.

"Bik? jangan kasih tau papa ya kalau aku pulang dari kampus karna sakit, ntar bisa-bisa papa gak ngijinin aku kuliah lagi" kata Dea memberitahu bibik.

"Siap non, bibik tutup mulut" lanjut bibi. "kalau gitu bibik ke dapur dulu lanjut masak ya non, non istirahat aja dulu dikamar" kata bibik ke dea.

"Iya bik, siap" sahut Dea.

Aku pun membantu Dea untuk bangkit dari duduknya, dan membantunya ke atas naik tangga untuk ke kamarnya "De? aku selesai antar kamu ke kamar langsung balik yah, gak enak lama-lama ntar orangtua kamu marah lagi" kata ku sambil merasa tidak nyaman.

"Loh, kok gitu? santai aja kali, papa ku pulangnya malam kok, lagian kalau dia tau kamu disini juga gapapa, malahan dia senang kalau aku punya teman" sambar dea dengan tatapan tak mengizinkan aku pulang.

"Terus mama kamu kemana De? dia gak dirumah?" tanyaku sambil melihat2 ke arah lain rumah.

"Mamaku udah lama meninggal, saat aku kecil, aku hanya tinggal dengan papa dan bibik" jawab dea dengan nada sedih.

"Oh maaf De, aku gak tau, kalau gitu aku bakal jagain kamu deh sampe kamu mendingan. tapi aku harus kabari ajir dulu kalau aku gak bisa masuk kerja hari ini" jawabku sambil mengalihkan pembicaraan dan mengambil telpon genggam dari saku ku untuk menelpon ajir.

"Kamu kerja? kerja dimana?" tanya dea penasaran setelah aku menutup telpon ajir.

"Enggak, cuman kerja paruh waktu di toko kakaknya ajir, bantu-bantu lah sepulang dari kampus" jawabku.

"Oh iya yud" sahut dea sambil mencoba membaringkan badannya di ranjang sambil aku bantu.

Aku pun mengambil tempat duduk tepat disamping dea, dan bertanya "Kamu ingin sesuatu De biar aku ambilkan?"

"Enggak yud, aku cuman mau kamu disini sampai aku tertidur" kata dea sambil menggenggam tangan ku.

"Oke, aku akan disini untu kamu, aku kan pacarmu" kataku sambil tangan kiriku menggenggam tangan Dea dan tangan kanan ku mengelus kepala Dea.

Kami sedikit bersenda gurau, bahkan kami mencoba seakrab mungkin karna status kami sudah berubah menjadi pacaran. Aku menyukai Dea, sangat, sangat menyukai Dea, Dia cantik dan perhatian terhadapku, seperti inilah kisah ku dimulai saat kuliah.

......

......

......

*bersambung*