Karna sering sakit hati Zia mengubah pandangannya terhadap laki-laki, Zia sama sekali tidak ingin membuat hubungan yang serius dengan seorang laki-laki sekalipun itu hanya pacaran.
beberapa waktu berlalu begitu saja. Zia masih asik di sosial medianya hanya sekedar memposting status dan berbincang melalui box chat nya. Zia banyak menghabiskan waktu dengan Handphone nya dibanding pergi bersama teman-temannya sepulang kuliyah.
banyak notifikasi pertemanan yang Zia terima termasuk akun yang bernama Sang Malaikat Jahat.
Pagi itu kuliyah libur Zia pagi-pagi sekali berjalan-jalan di sekitar asrama menikmati udara pagi dan mengosongkan fikiran.
"Zia lihat ini apa ?" Elis menunjukan buah yang jatuh di tanah yang berwarna coklat dan panjang seperti timun*
"apa itu ?" tanya Zia polos.
"entahlah pohon itu berbuah seperti ini" jawab Elis sambil melanjutkan pembahasannya.
"tau gak Zia... "punya laki-laki sama seperti ini dan besar seperti ini".
Zia tertegun "kenapa dia bisa tau" gumam Zia dalam hati.
Elis melanjutkan ceritanya "dulu aku punya pacar, dia lebih tua dari ku, dia sangat menyayangi ku dan begitu pula dengan aku"...waktu kita pacaran sering kali pacarku memintaku untuk melakukan itu " sambil menahan malu dan ragu-ragu Elis melanjutkan ceritanya. "maka dari itu aku tau bentuknya", seperti ini !!!""sambil mengacungkannya ke arah Zia.
Zia yang membayangkannya merasa geli karna dia belum pernah melihat kepunyaan laki-laki dan berlari menjauh. Elis masih mengacungkannya ke Zia sambil kejar-kejaran.
Dan akhirnya mereka duduk dibangku taman dekat dengan asrama. Elis akhirnya melanjutkan ceritanya. "aku sangat menyayanginya tapi ketika dia dipaksa menikah oleh orangtuanya dan dia melamar aku tapi orangtuaku tidak setuju." aku sangat merasa kehilangan..."akhirnya dia menikah dengan temanku sendiri dan rumahnya bersebelahan dengan rumahku." Dia mengundangku bulan lalu tapi aku tidak datang". Elis menguatkan dirinya sendiri dan mengajak Zia untuk kembali ke asrama untuk sarapan.
mata Zia masih memperhatikan buah yang aneh itu fikiranya mulai berimajinasi "OMG sebesar itu masuk ke sini apa muat !!! pasti sakit sekali" bulu tipis dilehernya mulai berdiri dan dia mulai merasa geli " ahhh gak mau". batin Zia sambil berlari menyusul Elis.
entah kenapa Zia masih memikirkan apa yang di bicarakan Elis tadi pagi bukan soal hubungan masa lalunya tapi soal buah itu, fikirannya menyebar kemana-mana hingga dia teringat kejadian di masa lalunya.
-----------***------------
flastback masa SMA lagi
setelah Ujian sekolah berakhir dan setelah pengumuman kelulusan di dapatkan.
suatu ketika Zia mendapatkan telpon dari seseorang... ya seorang laki-laki...
"hallo"
"ini Zia ya ?" suara itu menekankan pertanyaan yang tidak bisa dipungkiri.
"oh iya siapa ya?" (penasaran)
"Aku Dika, kamu temennya Lia ya anak komplek B yang sekolah di SMA A?"
"iya" "ada apa ya?"... dengan suara lembut khas suara remaja yang ceria, setiap laki-laki yang mendengarnya pasti jatuh hati walau hanya dengan suaranya saja.
"em, cuma mau kenalan aja"
"beberapa hari yang lalu... udah lama sih aku lihat kamu di taman sama cowok, cowok kamu ya?" Dika menambahi pembicaraan.
Zia :"APA??? jangan-jangan dia lihat apa yang aku dan Jion lakuin" . dalam batin Zia sambil bingung dan menahan malu.
"oh iya dulu, sekarang udah nggak". Zia menegaskan.
Dika berfikir "wah kebetulan banget" dalam hati.
"oh gt ya" jawab singkat dan melanjutkan obrolan.
"Aku tetangganya Lia dan Lia sering lho cerita tentang kamu"
"Oh.." merasa tidak tertarik karena masih beranggapan Lia adalah teman Jion dan sama jahatnya.
mereka sering chatingan tapi hanya bertemu satu kali saja karena sikap Zia yang cuek dan tidak ingin membuka hati ataupun terikat dengan sebuah hubungan. hingga pertemuan kedua itu terjadi dan itu merupakan pertemuan terakhir bagi mereka.
*buah kabau