Jion mendekat memeluk Zia berusaha menenangkan keadaan.
"aku sama sekali tidak menyukai Elen, Elen lah yang mengejar2 aku"."aku dan Elen sudah tidak ada hubungan lagi dan Elen juga sudah pergi"... "aku dapat kabar Elen pindah kerumah neneknya di Kota C"... "aku sangat mencintai mu" jangan ungkit masalah Elen lagi". sambil menepuk dan mengelus punggung Zia.
Zia mulai merasa tenang dan kembali duduk keposisi sebelumnya... taman itu begitu sepi karena bukan hari libur, suara angin dan daun yang berjatuhan bisa terdengar dengan jelas...
Zia memakan coklatnya tanpa berkedip, perasaannya mulai tenang dia berfikir lagi.."mungkin benar apa yang sepupunya bilang "mungkin Elen lah yang mengejar2 Jion dan mereka kini tidak ada hubungan lagi setelah Elen pindah ke kota C" , batin Zia dan membuat rasa sakit itu hilang.
tiba-tiba Jion datang dengan sebotol air mineral. " kamu pasti haus setelah menangis" "ini minumlah" kata Jion.
tanpa berkata2 Zia langsung meminum air itu dengan sekuat tenaga... seolah2 tangisan itu telah memeras tenaganya.
Jion memegang tangan Zia "maafkan aku" sebenarnya aku ingin jujur padamu tapi...(Jion terdiam) "aku takut " aku mohon jangan mengungkit masalah itu lagi" ... "aku sangat menyukaimu" maukah kau memaafkan ku" (memeluk Zia dengan erat lagi).
Zia terdiam :"em"...
dengan perlahan Zia mendongak ke atas mata mereka saling bertemu dan tiba-tiba Jion melahap habis bibir kecil milik Zia yang lembut itu. Zia tersentak kaget baru pertama kali Zia berciuman dan rasanya aneh. rasa yang tidak bisa diungkapkan yang membuat jantungnya hampir copot. lidah Jion menari-nari menikmati kelembutan bibir Zia yang mungil itu sambil memeluk Zia tanpa Zia sadari tangan nakal Jion mulai menjalar kemana2 menyentuh yang tak seharusnya di sentuh dan meremasnya. Zia yang kaget dengan perlakuan Jion berusaha untuk melawan tapi tenaganya kurang kuat. Ciuman Jion menjalar ke leher Zia sambil terus meremas payudara Zia yang masih ranum itu yang masih terbungkus kaos panjang yang di pakai Zia.
beberapa menit berlalu akhirnya Jion melepaskan Zia ketika Zia berhasil mendorong Jion menjauh.
Zia memandangi Jion tanpa berkedip dia sangat marah dan kaget dengan perlakuakan Jion yang tak pernah dia duga. sebelum Zia bertindak karna marah Jion memeluknya lagi "maafkan aku karna tidak bisa menahanya aku sangat merindukanmu".. teramat sangat menyukaimu". maafkan aku karna menjadi kurang ajar semua ini aku pelajari dari Elen". Zia kaget dengan apa yang dia dengar dan dia terima.
Zia masih terdiam hingga waktu telah berkata waktunya untuk berpisah. Zia berpamitan tanpa memandang Jion dan berlalu begitu saja.
Jion masih mengirim beberapa pesan dan sesekali menelpon Zia. tapi Zia merespon acuh tak acuh bahkan sesekali dia mengabaikanya. hingga suatu ketika Jion mengatakan bahwa dia akan mengumumkan hubungan mereka dan Zia mempercayainya lagi dan lagi... rasa cintanya menutupi segalanya...
hari jumat ini Zia menunggu di kelasnya hingga tak terasa jam sekolah sudah berakhir tapi Jion tidak datang juga menemuinya, hingga sore pun menyilaukan penglihatan Zia akhirnya ia memutuskan untuk pulang.
Malam itu Zia bersama dengan sepupunya, melakukan aktifitas biasa sesama perempuan hingga dia mendengar berita "kak, aku tadi lihat Jion bersama Elen di sekolah"...
rasa sakit yang hampir hilang mulai membengkak lagi bahkan lebih parah menginfeksi hatinya. Zia berusaha acuh dan berkata "kapan? "
"tadi siang kak," mereka ngobrol di sudut sekolahku" aku gak tau apa yang mereka obrolkan".
Zia mengetahu kebenaran kenapa Jion siang ini tidak menemuinya dan memenuhi janjinya. Jion lebih memilih menemui Elen daripada Zia. itu rasanya sakit sekali, sakit yang bisa membuatmu mati tanpa luka... Zia berpamitan untuk tidur lebih awal kepada sepupunya itu.
Zia menangis lagi sampai matanya bengkak. dia mulai memantapkan hatinya "Lupakan Jion..." Lupakan !!! kamu terlalu bodoh dan tidak tahu malu Zia" berkata pada dirinya sendiri.
beberapa waktu berlalu begitu cepat Jion yang tidak tau kalau Zia mengetahui kalau Jion bertemu Elen di belakang Zia masih mengirim pesan dan menghubungi Zia. hingga si Lia teman sebangku Zia mengetahu hubungan mereka, wajar saja karena Lia berteman baik dengan Jion. tapi Zia sudah terlanjur kecewa dan beranggapan bahwa Lia sama jahatnya dengan Jion.
Zia belajar untuk bersifat acuh dan cuek menghadapi nya.
malam itu Jion mengirimkan pesan bahwa dia akan menunggu Zia di depan sekolah tepatnya di depan kelas dan akan mengumumkan hubungan mereka.
"Fi, Jion bilang dia mau ketemu kamu di depan kelas nanti siang"! kata Lia mengingatkan. Lia yang dulunya akrab dengan Zia selalu memanggil Zia dengan nama Fiska atau "Fi" yang terdengar lebih akrab.
Zia tidak ingin merespon apapun dia pergi begitu saja tanpa mengatakan apa2. seolah2 tidak mendengar apa yang dikatakan Lia. padahal Zia sudah mengetahuinya tapi fikiran Zia tertutupi oleh rasa sakit hatinya. rasa sakit hati karna cintanya bertepuk sebelah tangan atau rasa sakit hati karena cinta nya diacuhkan atau lebih tepatnya rasa sakit hati karna tidak dianggap.
pagi itu waktu yang di janjikan Jion untuk mengumumkan hubungannya dengan Zia.
Zia berusaha tegar dan acuh melupakan semua hal dan fokus untuk persiapan ujian.
dan pada hari itu juga hari dimana mereka mengikuti stimulasi ujian dan secara tidak terduga bangku yang berada di belakang Zia adalah milik Jion karena bangku mereka di acak dari semua kelas.
Zia bingung dengan kondisinya sendiri orang yang tidak ingin dia temui, orang yang tidak ingin dia lihat sekarang berapa tepat dibelakangnya. rasa canggung dan perasaan yang lain beradu menjadi satu. Zia tidak berani melihat ketika duduk di bangkunya, hanya fokus dengan soal yang ada dan berharap semua cepat berlalu dan ia berlari keluar dan pulang.
semua berlalu begitu saja kemantapan Zia untuk melupakan Jion sudah kokoh dibangunnya dan tiada seorangpun yang dapat merobohkannya sekalipun Jion berlutut dihadapannya. kata putus itu dikirimkannya kepada Jion. Jion masih bingung dengan keadaan itu. dan tidak menganggapnya dan dia memohon berulang kali kepada Zia untuk bertemu tapi Zia tidak merespon.
Jion masih seperti biasa berusaha menghubungi Zia berkali-kali tapi karena tidak ada respon dari Zia selama beberapa minggu hingga akhirnya Jion putus asa dan mengirim pesan "okey kita putus".
cerita itu berakhir dengan bergantinya nomer hp Zia.