Selama pencarian kami di dalam hutan terlarang banyak makhluk yang berbahaya yang harus kami hadapi. Namun tidak seberbahaya serigala Fenrir.
Di hutan ini juga terdapat tumbuhan yang dapat digunakan untuk menyembuhkan luka-luka kami dengan cepat. Saat kami bertarung melawan serigala Fenrir, ksatria tua mengalami sedikit luka pada tubuhnya. Memang tidak terlalu berbahaya, tapi lebih baik mencegah hal yang lebih buruk.
Lalu aku melihat seekor rusa yang memiliki sayap, terlihat sangat indah. Kami berhenti sejenak untuk memperhatikannya.
"Seekor Radjusno" (Pelayan)
Rusa bersayap, ini merupakan pertama kali aku melihatnya. (Kepala ksatria)
"Seekor Rusa bersayap yang juga dapat di temukan di hutan - hutan lainnya, namun ini jauh lebih indah daripada rusa bersayap biasa. (Ksatria Tua)
Aku mendengar pembicaraan mereka, aku mengetahui bahwa hewan ini disebut sebagai Radjusno atau rusa bersayap.
Pelayan apakah anda mengetahui sesuatu tentang rusa bersayap ini?
Jadi anda ingin mengetahui tentang Rusa bersayap?
"Iya", bisakah anda memberitahu saya tentang hewan ini?
Rusa bersayap atau disebut sebagai Radjusno, adalah rusa yang juga terdapat di hutan biasa. Walau memang jarang sekali dapat menemukannya di hutan biasa.
Rusa bersayap yang biasanya di temukan di hutan biasa tidak memiliki kecerahan seindah ini, biasanya mereka tidak berkilau keemasan.
"Jadi, hewan ini berbeda dengan rusa bersayap pada umumnya?"
"Itu benar!", tapi jika memang di hutan ini, hewan ini bisa berkilau seindah ini, mungkin saja faktor alam yang menjadikan kemampuannya bisa berbeda.
Setelah hewan tersebut menyadari keberadaan kami, ia pun pergi dan meninggalkan kami.
Melihat hewan itu pergi kami melanjutkan perjalanan. Terasa pencarian kami sungguh melelahkan. Kami berhenti sejenak di dekat sebuah aliran sungai kecil dan di sana kami berteduh. Sudah 2 hari ini kami berjalan mencari nona liliana dan tidak makan. Terasa perut sangat lapar. Aku jadi yakin alasan kenapa pelayan hanya mengajak ksatria tua dan kepala ksatria adalah karena mereka mampu bertahan dan jauh lebih kuat di banding ksatria muda.
Aku berniat bertanya pada mereka apakah mereka masih bisa bertahan dengan semua ini. Terlebih, saat kami bertarung melawan serigala Fenrir mereka sudah sangat kelelahan.
Saat aku berjalan mendekati mereka, pelayan dan kepala ksatria mengambil sebuah batu dari sungai dan menyuruh mencari kayu kering.
Setelah itu kami pun berkeliling mencari kayu yang sudah kering. Dan setelah terkumpul kami menumpukkannya di tanah.
Lalu pelayan mengosokkan batu itu dengan kuat pada kayu tersebut, sebuah percikan api membakar kayu tersebut.
"Wow, anda mampu membuat api.
"Tentu saja, mungkin kamu sudah tahu ini, sebagai seorang mantan ksatria harus manpu membuat api dengan alat - alat seadanya.
Kepala ksatria dan ksatria tua telah menangkap ikan di sungai tersebut dan membawanya kemari.
Malam mulai menjelang kami terpaksa bermalam di hutan ini. Jika di hitung, besok akan menjadi hari ke tiga kami mencari nona liliana.
Kayu - kayu telah di pilah, pelayan menusukkan ikan - ikan yang telah di bersihkan tersebut dan membakarnya di atas api. Di malam itu kami makan hasil tangkapan sendiri. Entah mengapa aku merasa tidak enak dengan mereka karena tidak ikut membantu.
Aku minta maaf karena tidak ikut membantu. (Barnat)
"Ah, tidak apa-apa kamu sudah membantu mencarikan kayu - kayu bakar yang bagus dan bisa juga di gunakan sebagai tusukan untuk memanggang ikan. Itu juga sudah salah satu bantuan yang kami butuhkan. (Kepala ksatria)
Itu benar, mungkin kamu memiliki keahlian pelayan tapi bagaimanapun kamu belum pernah tinggal di dalam hutan; jadi ini juga sebagai pelajaran buat mu. (Pelayan)
Sebenarnya semalam, saya mau menyiapkan makanan, akan tetapi karena terlalu lelah dan sangat kuatir dengan keberadaan nona, saya jadi tidak sempat menyiapkan ini semua. Padahal ada seekor babi yang cukup besar untuk dimakan. (Pelayan)
"Tidak apa-apa" (Barnat)
Tidak usah terlalu mengkhawatirkan kami, kita ini ksatria harus mampu hidup dalam segala medan sekalipun bahkan tanpa makanan. (Kepala Ksatria)
"Hah..., saya jadi merasa kuatir dengan nasib nona, semoga ia baik-baik saja. (Pelayan)
Pelayan itu mengatakannya sambil menundukkan kepala. Terlihat wajahnya sangat sedih dan memikirkan hal itu. Aku sendiri binggung harus berkata apa, seandainya waktu itu aku memperingatkan mereka akan kedatangan makhluk yang menyerang kami mungkin keadaannya akan sangat berbeda.
Dengan kondisi bulan yang terlihat setengah, di malam itu kami tidur di dalam hutan terlarang setiap orang harus saling waspada karena tingkat bahayanya jauh lebih tinggi dibandingkan di hutan biasa.
Mereka tidur dengan posisi duduk, dan karena sudah lama aku tidak bermeditasi untuk meningkatkan kemampuan ku, aku pun melakukan latihan ku lagi. Dengan kondisi alam yang sangat bagus terasa seluruh energi yang ku serap sangatlah segar.
Pendengaran ku seolah -olah menyatu dengan alam, aku mendengar suara detak jantung hewan yang ada di hutan ini. Rasanya penuh dengan kengeriaan. Apakah ada makhluk yang berbahaya disini kenapa detak jantungnya jauh lebih besar di bandingkan hewan yang lain.
******
Di dalam sebuah gua di hutan terlarang terdapat seorang wanita yang menangis. Wanita itu di jaga oleh tiga ekor serigala besar dan seekor makhluk yang mirip dengan serigala.
Wanita itu mendapatkan buah-buahan dari Roh Hutan yang selalu mengantarkan kepadanya. Dengan di terangi oleh sihir roh cahaya ia menyinari seluruh ruangan gua.
Hai ratuku kenapa kau menangis, bukankah aku ada disini untuk menjaga mu. (Roh Hutan)
"Tidak!" bebaskan aku dari sini.
Tidakkah cintaku menyentuh ke dalam hati mu. Apa yang aku harus perbuat agar dirimu mau mencintai diriku?
Bebaskan aku dari sini.
Sayang sekali itu tidak mungkin bisa aku lakukan. Namun jika ada permintaan selain itu mungkin aku bisa mengabulkannya.
Aku ingin keluar dan jalan-jalan di hutan ini. Berlama-lama di dalam gua membuatku bosan.
Untuk permintaan itu, aku saat ini belum bisa mengabulkannya. Adakah permintaan selain itu.
Kalau begitu biarkan aku sendiri dan bawa hewan - hewan itu keluar.
Apakah kau berniat kabur dari ku?
Ti-tidak, aku hanya ingin sendiri.
"Hmm, baiklah mungkin akan ku pertimbangkan permintaan mu.
"Benarkah?"
"Itu benar, asalkan kau mau menerima ku sebagai kekasih mu aku akan memberikan mu kebebasan untuk sendiri.
Ka-kalau begitu cepat bawa pergi hewan - hewan yang menyeramkan itu.
"Baiklah ratuku", akan ku bawa mereka pergi, tapi jika aku menemukan mu kabur dari tempat ini, aku tidak akan pernah lagi membiarkan mu lepas dari pengawasan. Apakah kamu serius dengan ucapanmu?
Ba-baiklah kalau begitu, asalkan aku di biarkan bebas dari pengawasan mereka aku akan mempertimbangkannya!
Tidakkah kau ingin ditemani?
"Tidak!!!"
"Baik, aku akan menurutimu sesuai dengan apa yang kau inginkan.
Roh hutan pun pergi meninggalkan wanita itu dan membawa serta makhluk yang tadinya di tugaskan untuk menjaga wanita itu.
Dengan tersenyum di dalam benaknya tersimpan rencana untuk kabur dari tempat itu.
Namun, tanpa wanita itu ketahui bahwa Roh hutan mampu mendapatkan informasi dari seluruh makhluk yang ada di hutan ini. Termasuk serangga yang kecil dan tidak di perhatikan dan seluruh tumbuhan yang ada di hutan.
Dengan posisi membelakangi wanita itu; Roh hutan memerintah sekelompok semut dan rerumputan untuk memperhatikan kondisi sang wanita.
"Aku akan melihat apakah kamu akan kabur atau tidak". (Roh Hutan)
Terbesit sebuah rencana dari balik pungung Roh Hutan; sang wanita berpikir.
"Sebuah kesempatan ia tidak akan memperhatikanku lagi, aku akan menunggunya pergi, dan keluar dari tempat ini". (Wanita)