"Ada apa ini?" Kenapa semua hewan yang bertugas menjaga gua ini telah pingsan.
Para seranga dan tumbuhan yang ada disini, apa yang telah terjadi?
"Jadi begitu, ia pergi meningalkan gua ini, bersama dengan seorang pria".
Baiklah. "Wahai spirit of healthy yang menjaga tubuh ijinkan aku menggunakan kekuatan mu".
"Rcovery spirit"
Hai kalian semua, apa yang telah terjadi di sini?
"Ah, kalian di kalahkan oleh seorang manusia. Setelah itu, kalian sudah tidak tahu apa - apa lagi.
"Para seranga mengatakan bahwa mereka pergi meninggalkan gua ini bersama".
Tidak perlu terlalu kecewa dan merasa bersalah. Bagaimanapun kalian sudah melakukan yang terbaik, aku tidak memperhitungkan bahwa akan ada seseorang yang datang menyelamatkannya, baiklah aku akan mengejarnya.
Sekarang apa yang akan kita lakukan padanya. "Hmm, jika memang ia mampu menaklukan 2 ekor fenrir maka akan ku bawah lima ekor dari mereka. Lalu apakah aku harus memangil Coacktrice untuk membuatnya menjadi batu atau seekor tarasque, hydra, wyvern, manticore. Kita lihat saja seberapa hebat dia.
******
Kami tidur di tempat istirahat kami, tampaknya sudah pagi.
"Eh, kenapa dia tidur di dada ku.
"Gawat", kalau dia terbangun bisa bahaya sebaiknya aku pindahkan dia ke rumput dengan hati- hati.
"Huah, apakah sekarang sudah pagi?"
Ia terbangun dan menatap ku begitu dekat. Aku menjawabnya dengan terkejut.
"I-iya".
Setelah ia tersadar ia melihat tangan ku di dadanya, langsung saja wajahnya menunduk malu dan merah. Seketika ia berteriak.
"A-apa? Kamu!!!"
Tanpa melepas tangan ku dari dadanya yang berada tepat di payudara sebelah kanan. Aku menjawabnya.
"Iya"
"BERGULING DI TANAH!!!"
Tanpa banyak membantah aku melakukan apa yang dia perintahkan. Aku berguling dari kanan ke kiri terus ke kiri sampai menabrak pohon.
"Sekarang, berguling ke kanan!"
"Bangkit dan berputar!"
Aku terus berputar sampai tidak bisa berdiri lagi dan terjatuh ke tanah.
"Hmm, sekarang kau bisa berhenti!".
Selama beberapa lama aku terus terbaring tanpa bisa berdiri lagi. Melihat ku seperti itu ia langsung mendekati ku dan mencubit pipiku.
"Aduh-duh"
Ayo kita segera pergi.
"Tu-tunggu sebentar biarkan aku beristirahat sebentar lagi".
"Baiklah", aku akan membiarkan mu seperti ini.
Dia duduk di dekat ku dengan posisi kakinya di peluk.
"Hei, nama mu adalah Barnat bukan?"
"Iya, ada apa, kenapa nona bertanya nama ku?"
"Tidak", aku hanya ingin memastikan saja. Barnat, apakah kau tahu alasan ku membeli mu?
Alasan nona membeli ku?
Iya.
"A-Aku", sama sekali tidak tahu kalau nona memiliki alasan untuk membeli ku, tapi, aku pikir-pikir memang sangat aneh bila seorang bangsawan mau membeli seorang budak laki-laki.
"iya kau benar sekali".
Lalu, bisakah nona memberitahu ku alasan nona muda mau membeli ku.
Aku pikir tidak ada alasan apapun yang harus kuberitahukan pada mu.
Jika nona tidak ingin memberitahukannya, aku akan menghentikan pertanyaan ku.
"Ka-kau tidak penasaran sama sekali dengan hal itu!".
Aku rasa tidak.
"Ke-kenapa, tidakkah kau penasaran alasan ku membeli mu dari perusahaan budak?".
"Tidak!", karena nona sendiri tidak ingin memberitahukannya. Jadi untuk apa aku memaksakan nona untuk memberitahu ku.
"Baiklah, aku tidak akan pernah menayakannya lagi padamu!"
Tapi, aku rasa, aku penasaran terhadap sesuatu.
Terhadap apa?
Apakah nona tahu siapa yang menculik nona dan untuk apa ia melakukan nya?
"I-Itu"
Ia terdiam dan wajahnya terlihat memerah.
"Itu, kenapa nona?"
A-Aku di culik oleh Roh Hutan untuk menikah dengan nya.
Menikah? Hahaha, apakah ada yang ingin menikah dengan nona yang galak.
"KAU!"
"Bersujud!"
Tidak sopan mengatakan itu pada wanita. "Minta maaf sekarang!"
Ba-Baik, saya minta maaf nona muda.
"Dengar, aku tidak mau kau memberitahukan hal itu pada yang lainnya!"
Tapi, kalau begitu apa yang harus ku katakan pada yang lain tentang penculikan nona.
"Katakan apa saja, asalkan jangan hal itu!"
Tiba - tiba saat kami berbicara sebuah serangan datang ke arah kami. Aku bangkit dan langsung memeluk nona liliana melompat ke samping menghindari serangan itu.
"Awas nona!"
Sebuah serangan angin, siapakah yang menyerang kita. (Liliana)
Aku tidak tahu nona. Tampaknya kita telah di serang.
Aku melepaskan liliana dari pelukan ku dan berdiri di depannya. Saat aku melihat ke sekeliling ku terdapat lima ekor serigala fenrir telah mengelilingi kami.
"Hah, ada apa ini?" (Barnat)
Kau! (Liliana)
Liliana melihat ke atas pohon dan menunjuk seorang pria yang memiliki kaki seperti kambing dan tanduk di kepalanya.
Siapa kau? (Barnat)
"Aku tidak mau menikah dengan mu. Pergi dari sini Roh Hutan!" (Liliana)
Roh Hutan? Jadi dia yang disebut sebagai Roh Hutan. (Barnat berbicara dalam hatinya)
Apa mau mu? (Barnat)
Mau ku, kau tanya apa mau ku? (Roh Hutan)
Iya, tentu saja.
Mau ku adalah kau segera mengembalikan calon istri ku yang ada di belakang mu itu.
"Calon istri?"
Aku melihat ke arah liliana dengan kepala yang di miringkan.
"Ka-kau sudah ku beritahu tadi!" (Liliana)
Seperti yang ia katakan sebelumnya, ia tidak mau dengan mu. Segera pergi tinggalkan tempat ini dan biarkan kami pergi dari sini, jangan ganggu kami.
Tentu saja tidak, aku tidak akan membiarkan wanita yang begitu berharga pergi begitu saja.
Ia meloncat turun dari pohon dan mendarat di tanah. Dengan tenang ia berjalan mendekati kami.
Apakah kamu yang telah mengalahkan para penjaga di gua ku? (Roh Hutan)
Apa maksud mu? (Barnat)
Ia berhenti melangkah dan tersenyum.
Apa maksud ku? Bukankah saat kau menyelamatkannya kau berhadapan dengan beberapa hewan?
Hewan? "Ah, hewan - hewan itu" memangnya kenapa?
Jika memang kau lah yang mengalahkan mereka, maka kau harus berhadapan dengan mereka sekali lagi. "Serang!"
Segera ke lima serigala fenrir itu datang menyerang ku. Karena aka takut hal ini akan sangat membahayakan bagi nona liliana. Aku mempercepat gerakan ku dan menghajar mereka yang datang menyerang.
Aku bergerak dengan cepat aku memukul perut serigala itu dari bawa. Salah satu dari mereka terbang ke atas dan jatuh. Lalu kulakukan hal yang sama dengan ke empat serigala itu.
Aku sendiri tidak menyangka bahwa kekuatan ku telah bertambah. Walau kelima serigala itu tetap bisa bangkit kembali.
Mereka kompak menyerang ku. Sedangkan Roh Hutan itu hanya berdiri diam melihat kami bertarung.
Saat aku kembali memusatkan tenaga dalam ku segera saja kupukul tubuh mereka lagi dari bawa dengan sangat kuat. Mereka terjatuh dan pingsan. Dalam waktu sekitar 10 menit aku telah mengalahkan mereka semua.
"Wah wah wah, ia bertepuk tangan dan tersenyum.
Tampaknya kau jauh lebih kuat dari yang kuduga. (Roh Hutan)
Aku bertanya dengan keras kepadanya.
Roh Hutan, kenapa kau mau menikahi gadis galak ini. Bukankah itu tidak ada gunanya. Kehidupanmu akan menderita jika kau menikah dengan gadis yang galak. (Barnat)
"APA? KAMU JANGAN MENJELEKAN KU!"
"Lihat, bukankah ia sangat menakutkan bukan?"
A-aku sama sekali tidak menakutkan!. (Liliana)
"Hahaha, jadi kau berpikir aku telah memilih wanita yang salah?" (Roh Hutan)
"Itu benar"
Kalau begitu, bagaimana kalau kau serahkan wanita itu pada ku. Jika kau sama sekali tidak menyukainya, berikan saja pada ku.
"Hm, yang ku maksudkan itu adalah kau, bukan aku.
"Ah, kau tidak ingin memberikannya pada ku. Bukankah kau mengatakan bahwa kau tidak menyukainya.
"Suka atau tidak suka. Tentu saja tidak akan ku berikan nona pada mu"
"Kenapa?"
"Karena ia adalah bos ku di dunia ini!"
"Bos mu?"
"Iya, bagaimana seorang budak tidak melindungi tuannya!"
"Jadi kau adalah seorang budak. Bukankah itu bagus jika kau memberikannya pada ku, kau akan bebas".
Lalu kenapa jika aku tidak mau bebas darinya. Dan kenapa juga kau mau mempertahankan untuk membawa dia bersamamu. Apakah ada alasan yang membuat mu sangat menginginkannya, atau ia telah mencuri sesuatu darimu?
Untuk apa aku harus memberitahukan alasan ku pada mu.
Tanpa aku sadari liliana telah merangkul tanganku dan berteriak pada Roh Hutan.
Dengar, Roh Hutan dia adalah suami ku. Kau tidak bisa menikah dengan ku. (Liliana)
"Eh... x2
"APA ITU BENAR?" (Roh Hutan)
Ti-tidak kau salah paham, nona ada apa ini. (Barnat)
Aku hanya memancingnya agar ia meninggalkan ku. Jadi sebagai budak kau harus menuruti kemauan ku. (Liliana berbisik di telinga)
Aku tidak peduli itu salah paham atau bukan. Jika ia menyatakan kau adalah suaminya maka kau harus ku musnahkan!
Segera ia menyerang ku dengan melemparkan bola api pada ku. Aku terkejut karena ia sama sekali tidak membacakan mantra apapun. Dan secepatnya aku menghindar dan membawa liliana ke tempat yang aman.
"Nona, sebaiknya nona berlindung di bawah pohon ini. Tampaknya ia akan mengeluarkan seluruh kemampuannya, aku akan bertarung dengan nya".
"Barnat, kau berhati - hatilah"
"Tentu nona!"