Aku berlari kearah dimana aku telah memastikan arah terdengarnya jeritan nona liliana. Dengan berlari secepatnya, mungkin aku bisa sampai lebih cepat ke tempat nona liliana.
Langkah kaki ku tiba - tiba terhenti karena mendengar suara hembusan angin yang sangat keras. Terasa angin itu berhembus cukup kencang.
Apa ini, adakah hewan yang berbahaya lagi?
Dengan memperlambat gerakan ku aku berusaha menghindari hewan yang mungkin cukup berbahaya. Aku jadi teringat ada beberapa hewan yang belum kutemukan disini.
Sambil berjalan, aku menghitung hewan - hewan yang telah ku temukan disini. Jika memang perkiraan ku benar ada sekitar 90 hewan lagi yang belum kutemukan disini.
Aku pun melihat ada bebarapa hewan disana. Terlihat apa yang terjadi saat ini sungguh aneh, hewan - hewan yang ada di sekitar tempat yang ku datangi semuanya pada bersembunyi dan berlarian serta sebagian lagi terlihat mati namun saat disentuh tubuh mereka mengeras seperti batu dan tidak bisa di gerakkan.
Karena merasa ada yang berbahaya disini, aku berjalan dengan mengendap - gendap melewati tempat itu. Lalu sebuah makhluk yang terlihat cukup besar dan jika ku perkirakan ukurannya sebesar rumah 3 tingkat berjalan kearah ku, dan sambil menghembuskan nafasnya.
Makhluk itu terlihat seperti seekor ayam dengan sayap yang seperti seekor burung merpati dan memiliki ekor seperti ular dengan seluruh tubuhnya yang di penuhi oleh sisik ular.
Aku terkejut saat melihat seekor hewan yang terkena hembusan nafasnya langsung mematung tak bergerak, segera saat itu aku langsung berlari ke belakang pohon serta bersembunyi. Aku bertanya-tanya makhluk apakah itu, setiap hewan yang menatap matanya dan terkena hembusan nafasnya langsung mematung dan berhenti bergerak. Syukur pada saat itu aku tidak melihat matanya sama sekali.
Aku bersembunyi di balik pohon sambil berjalan pergi meninggalkan tempat itu. Aku kepikiran untuk mencoba melawanya, namun aku takut itu akan memakan waktu yang lama.
Setelah itu aku terus berlari dan mencari ke arah dimana nona liliana berteriak. Aku sama sekali tidak dapat menemukannya.
"Sial!" aku kehilangan jejak.
Saat aku berhenti di sebuah pohon yang memiliki akar merambat, aku terkejut bahwa akar itu langsung berusaha melilit tubuhku.
Segera aku melepaskan diri dari lilitan akar pohon itu dengan mengeluarkan tenaga dalam ku, seketika akar pohon itu hancur berkeping-keping.
Setelah lepas dari ikatan akar tersebut, aku kembali mencari jejak nona liliana dan tidak dapat kutemukan siapapun disini. Entah kenapa aku yakin sekali bawah disinilah liliana berteriak.
Namun sayang sekali aku tidak dapat menemukannya. Berulang kali aku melihat ke sekitar hutan dan tidak ada yang bisa kutemukan.
Aku berpikir bahwa aku telah salah arah, dan akhirnya memutuskan untuk pergi dari tempat itu dan menjelajahi ke tempat lain. Pada akhirnya yang kulakukan hanya memutari tempat itu.
Karena kesal tidak menemukan apapun yang bisa membantu ku menemukan nona liliana. Aku menyerah, aku menyerah atas pencarian yang sia - sia ini. Tidak ada yang bisa kulakukan dan aku hanya berjalan dan terus berjalan.
Karena aku terus berjalan tanpa memperhatikan arah sama sekali, aku melihat banyak pepohonan yang berubah menjadi terlihat menakutkan. Aku tidak takut akan hal itu, tetapi merasa seolah semua keindahan yang tadi kulihat menghilang begitu saja. Aku mulai berpikir kenapa pohon disekitar tempat ini berbeda dengan pohon yang ada di bagian depan.
Kalau di ingat - ingat pohon di sekitar sini bila dibanding dengan bagian depan terlihat sangat indah dan hijau seperti pohon - pohon yang ada pada umumnya. Namun semakin masuk ke dalam hutan, pohon - pohon tersebut terlihat semakin besar dan tinggi, serta kekuatan pohon itu semakin kuat dan tidak mudah menghancurkannya. Dan sekarang, aku sudah memasuki hutan yang lebih dalam, terlihat disini pohon - pohon itu justru semakin terasa hidup dan terlihat menakutkan, apakah ini hanya untuk menakuti seseorang agar tidak masuk ke bagian yang lebih dalam dari hutan ini.
Tidak, mungkin saja ini adalah kondisi dari hutan ini.
Saat aku berjalan tanpa tahu arah, aku melihat dari kejauhan terdapat sebuah gua yang ada di atas bukit. Aku penasaran dengan gua tersebut.
Tapi, kalau di lihat arahnya tidak sesuai dengan arah ku datang ini justru berbeda. Arah saat ku datang adalah utara namun sekarang arahnya adalah barat.
Bukit tersebut terlihat memiliki pemandangan yang indah, di sana terdapat padang rumput yang hijau dan beberapa pohon.
Aku merasa bahwa akan kutemukan sesuatu disana, siapa tahu sebuah benda bersejarah atau sebuah gua yang di penuhi oleh batu - batu alam. Lalu aku berjalan ke arah tempat itu. Tanpa memperdulikan lagi untuk mencari keberadaan liliana, aku mendekati bukit untuk melihat isi gua itu.
Samar- samar saat aku mendekat ke bawah bukit, terdengar suara seseorang sedang berbicara.
Karena penasaran dengan suara yang telah ku dengar, aku kembali memfokuskan pada pendengaran ku pada suara itu.
"Lepaskan, lepaskan, tidak, aku tidak mau memakai ini, lepaskan aku tidak akan memakainya. Hei jangan memaksa ku. Tidak!, lepaskan ini. Tunggu aku tidak menginginkan mengenakan pakaian ini. Apakah kalian pikir aku akan menikahi binatang itu. Tidak, lepaskan"
Saat aku mendengar suara itu, aku yakin bahwa suara itu adalah milik nona liliana. Segera aku mendekat dan masuk ke dalam gua. Terlihat di depan ku terdapat dua ekor serigala fenrir.
"Ini berbahaya!"
Saat serigala itu melihat ku segera salah satu dari mereka datang menyerang dan menghentikan langkah ku. Seekor lagi menembakkan ku dengan bola apinya.
Dengan cepat aku langsung menghindari serangan ke dua serigala fenrir itu. Aku mulai bertarung dengan ke dua serigala ini. Aku tahu bahwa mereka akan sulit dihadapi, tapi aku yakin mereka bisa kukalahkan dengan mudah.
Mereka berdua berada di depan ku dan membelakangi gua. Saat keduanya menyerang dengan sihir api, segera aku berlari kearah kiri dan meninju tubuh serigala yang ada di sebelah kiri dengan tenaga dalam yang telah aku pusatkan di tangan ku, serigala itu tercampak ke kanan dan mengenai serigala di sampingnya. Kedua serigala itu terbaring di tanah.
Tampaknya karena mendengar suara jatuhnya ke dua serigala fenrir itu, dua ekor wesperer keluar dari gua.
"Wah, ternyata terdapat beberapa hewan yang ada disini. Tidak hanya 2 ekor wesperer yang keluar, juga terdapat hewan yang terlihat mirip seperti monyet namun memiliki tanduk yang berwarna hitam dan bulu berwarna merah juga keluar, jumlahnya sekitar 4 ekor. Mereka menyerang ku secara bersamaan dengan cepat aku menghindar dan menendang semua hewan itu.
Ku tembakkan serangan tenaga dalam ku dan menghempaskan semua hewan tersebut. Setelah melihat dampaknya terhadap mereka, aku merasa tenaga dalam ku jauh lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya.
Serigala fenrir yang tidak terkena serangan langsung ku segera bangkit dan kembali menyerang ku dengan tenaga yang di paksakan olehnya. Sekali lagi ku tembak serigala itu dengan tenaga dalam ku dan ia langsung segera jatuh.
Aku berlari masuk ke dalam gua, dan memeriksa seluruh isi gua tersebut, lalu kutemukan liliana berada disana.
Saat aku menghampirinya, aku melihat nona liliana yang sedang di kelilingi oleh beberapa monyet merah bertanduk seperti di depan, namun yang ini jauh lebih elegan dan memiliki tanduk yang lebih kecil dibanding yang tadi, apakah mereka ini betina? atau apa?
Saat liliana melihat kedatangan ku segera ia berteriak pada ku untuk menolongnya. Dan segera kujatuhkan monyet merah bertanduk itu jumlahnya sekitar 15 ekor.
"Dengan ini selesai sudah".
Liliana menatap ku dengan mata yang sayu dan dengan cepat ia segera memelukku.
Liliana memakai begitu banyak hiasan bunga diseluruh pakaiannya dan juga ada sebuah mahkota yang indah terbuat dari bunga di kepalanya.
Dengan menangis ia mengatakan.
"Lama sekali, terimakasih karena sudah berada disini, aku ingin pulang"
Karena merasa cangung aku hanya terdiam dan tidak banyak bertanya, dengan begitu banyak hiasan di seluruh tubuhnya.