Chereads / Show up dreamer in that world / Chapter 30 - Forbidden forest - 3

Chapter 30 - Forbidden forest - 3

Hari mulai menjelang pagi cahaya matahari menyinari di sekitaran hutan, Barnat perlahan membuka matanya dan mengerakkan seluruh tubuhnya. Ia merasakan energi yang besar ada di dalam tubuhnya dengan gerakan tangan ia pun mengalirkannya ke arah sungai.

"Bam" terjadi sebuah ledakan dari sungai air berhamburan melompat keluar beberapa ikan terdampar ke darat.

Pelayan dan Ksatria terkejut melihat apa yang di lakukan oleh nya. Mereka pun bertanya apakah ia memilki kemampuan sihir penguat.

Ka-kamu memiliki sihir penguat? (Kepala ksatria)

Ma-maaf saya hanya mengalirkan tenaga dalam dari tubuh saya. Mengenai sihir saya sama sekali tidak tahu akan hal itu.

"Hmm, apakah kamu sama sekali belum pernah belajar sihir? (Pelayan)

"Be-belum pernah".

Jika melihat keahlian mu selama ini, semua orang hanya bisa berpikir bahwa itu adalah sihir penguat. Dan apa itu tenaga dalam? (Pelayan)

I-itu hanya aliran tenaga yang tersimpan di dalam tubuh hanya bisa di bangkitkan dengan melatihnya.

Bukankah itu sama seperti mana? (Kepala ksatria)

Ti-tidak itu sangat berbeda dari mana.

Memang benar hal itu sangat berbeda dengan mana, karena mana tidak dapat di latih. (Pelayan)

Apakah kamu berasal dari kekaisaran Danlada? (Pelayan)

Tentu saja tidak, saya tidak berasal dari kekaisaran itu.

"Hahaha, itu benar tidak ada satu pun ras dari kekaisaran danlada yang mirip seperti manusia. Meskipun begitu jika melihat keahlian mu itu mirip dengan kemampuan mereka.

"Berbeda? Apakah mereka tidak seperti manusia?" (Barnat)

Benar, kekaisaran danlada di isi oleh Ras Barbar.

Ras Barbar?

Ras Barbar terdiri dari orc, giant, goblin dan ras kejam lainnya. Dan saat ini yang membantu kerajaan milian adalah dari Ras Giant, seorang giant memiliki kekuatan 10.000 kali lebih kuat dari manusia biasa. Sekalipun mereka tidak memiliki keahlian sihir, namun dengan kekuatan sepertimu mereka sangat di takuti.

Baiklah, mari kita lanjutkan pencarian kita.

Kami kembali berjalan di sekitar hutan, entah kenapa aku merasakan aura yang menakutkan berasal dari dalam hutan. Pada saat aku bermeditasi aku mendengar suara detak jantung hewan yang terasa sangat berbahaya dan diikuti dengan suara teriakan dari makhluk itu.

Apakah ia akan menganggu kami.

Haruskah aku memberitahu mereka.

Tidak, Tidak apa-apa selama kondisi masih akan aman terkendali sebaiknya jangan memberitahu mereka. Bagaimana pun di dalam hutan terlarang merupakan sarang hewan - hewan berbahaya. Jadi wajar saja jika di temukan sekitar 100 hewan yang berukuran besar.

Kami terus menelusuri hutan, dan aku merasa arah yang akan kami lewati adalah sarang monster tersebut. Segera ku hentikan langkah kaki mereka.

"Berhenti!"

Mereka pun berhenti memandang ku dan merasa aneh.

Ada apa, kenapa kamu menyuruh kami berhenti. (Kepala ksatria)

Aku merasa tempat yang akan kita tuju adalah tempat yang berbahaya. Sebaiknya kita mundur dan tidak melewati tempat itu.

Adakah yang membuat mu berpikiran seperti itu? (Pelayan)

Aku berusaha menyembunyikan tentang suara hewan yang ku dengar saat bermeditasi semalam. Dan menjawabnya hanya karena berdasarkan perasaan.

"Ya, aku rasa tempat yang akan kita tuju akan sangat berbahaya, tidak mungkin kita akan berjalan ke tempat itu bukan.

Darimana kau tahu tempat yang akan kita lewati akan sangat berbahaya? (Kepala ksatria)

A-aku tidak tahu, tapi perasaan ku tidak enak terhadap arah yang akan kita tuju.

Sebaiknya kita cepat menemukan nona agar kita bisa segera kembali ke earldom. (Pelayan)

Tanpa menghiraukan perkataan ku mereka pergi menuju ke arah yang aku takutkan. Pada akhirnya aku mengikuti mereka dari belakang.

Setelah sampai di sebuah tempat yang sedikit berkabut. Tiba-tiba dari arah atas sebuah kepala ular yang sangat besar menyerang kami. Dan secara bergantian muncul kepala - kepala yang lain.

Kami terus menghindari serangan hewan besar itu. Jika aku memperkirakan ukurannya sama seperti gedung pencakar langit.

Perlahan-lahan hewan itu mulai menampakkan wujudnya dan kabut semakin lama - semakin menghilang. Terlihat makhluk yang mirip dengan kadal dan memiliki kepala ular berjumlah banyak dalam satu tubuh.

Kepala ular raksasa itu totalnya berjumlah 7 dengan empat kaki yang menopang tubuhnya. Makhluk ini mirip dengan Hydra yang aku tahu. Tapi apakah di sini sama.

Dengan cepat ia menyemburkan racunnya yang mampu melelehkan sekitar bahkan tanah sekalipun. Kami meloncat dan menghindar.

"Ini gawat seekor Hydra" (Pelayan)

"Sebaiknya kita segera kabur dari tempat ini" (Kepala Ksatria)

Apakah kita bisa mengalahkannya?

Sulit, untuk menghadapi hydra kita membutuhkan penyihir penyembuh. (Pelayan)

Kami bergerak mundur, namun ke tujuh kepala ular itu terus menyerang kami. membuat kami kesulitan menghadapinya.

Saat mulut salah satu kepala ular tersebut datang menyerang kepala ksatria, ia menahan giginya dengan pedang yang digunakannya dan dengan cepat pelayan menyerang hydra itu dengan sihir anginnya.

"Bertahanlah!"

"Wind Attack"

Membuat kepala ular hydra itu melepaskan serangan nya dan kepala ksatria berlari menghindar dari kepala ular hydra itu.

Apa yang harus kita lakukan, kita tidak akan bisa mengalahkannya. (Ksatria tua)

Berpencar kita kabur. (Pelayan)

Tanpa kami duga kepala ular itu membuat ksatria tua terluka. Terlihat kakinya berdarah terkena kepala ular tersebut.

Ini gawat, rilan terluka. (Kepala ksatria)

Menghindar! (Barnat)

Ular itu menyerang kami dengan bisanya.

Dengan serangan sihir berturut - turut pelayan menyerang Hydra itu, namun tidak dapat melumpuhkan nya.

Lalu aku mencari pohon yang tinggi dan berlari memanjat pohon itu, dengan cepat aku melompat dan memanjat pohon yang tinggi. Lalu aku menyerang kepalanya dengan tendangan kaki ku. Namun terlalu banyak kepala hydra yang harus ku hadapi, dengan segera aku menghindari serangan kepala - kepala itu dan mendarat ke tanah.

"Bagaimana ini, apa yang harus kulakukan?"

Kepala ksatria dan pelayan kembali mengunakan kekuatan sihir sepenuhnya dan menyerang Hydra itu.

"Crushing Sword"

"Tornado Maximum"

Serangan itu saling bertabrakan dan terkena Hydra. Namun sayang sekali tidak berhasil.

"Tidak" x 3

Kami terpaksa segera lari dan membawa lari Ksatria Tua, tetapi ia terus mengejar kami.

Ini gawat, kita butuh seseorang untuk mengecohnya.

Biar aku saja yang melakukannya! (Pelayan)

Tidak, anda dan kepala ksatria yang harus menjaga ksatria tua biar aku saja yang menjadi umpan.

"Tidak!" (Pelayan)

Tanpa menghiraukannya aku meloncat dan berjalan di udara dengan cepat. Mereka terkejut saat aku menunujukkan kemampuan ku.

Dengan cepat aku kembali menembakkan serangan dari tenaga dalam yang telah ku kumpulkan.

Ku pusatkan serangan itu dengan jari ku, tembakan ku mampu menghancurkan pohon dan batu di sekitarnya, tetapi tidak bisa membuatnya jatuh.

"Sial!" masih belum cukup juga.

Aku melihat ke arah mereka pergi, dan tampaknya mereka menghormati keputusan ku dan pergi meninggalkan ku bertarung dengan Hydra ini.

Pertarungan terus berlangsung antara aku dengan Hydra. Tidak ada satu pun dari serangan ku yang membuat makhluk itu tampak jatuh.

"Ya, setidaknya ini jauh lebih baik karena aku mampu membuatnya fokus pada serangan ku.

Dalam kondisi meloncat - loncat sambil berjalan di udara, aku terus menyerangnya dengan tenaga dalam yang aku miliki. Dan saat aku sudah ke habisan tenaga, aku terkena serangan kepalanya.

"Ah....."

Tubuhku jatuh terlempar kebawah dan jatuh ke tanah.

"Sial!" Aku kelelahan.

Dengan tenaga yang tinggal sedikit, aku kembali bangkit dan menyerang nya. Namun serangan dari kepalanya membuat ku terlempar cukup jauh.

"Boom"

Aku terlempar dari serangannya. Tubuhku terbaring dan tidak bisa bergerak.

Dengan melihat dari kejauhan, tampaknya hydra itu telah berhenti menyerang ku.

"Tidak, tampaknya ia masih berjalan ke arah ku.

Dengan kekuatan yang seadanya aku bangkit dan berdiri, segera aku berlari lebih cepat sampai pada akhirnya aku berhenti di sebuah danau. Aku jatuh dan terbaring disana.

"Ah, tidak ada siapapun, aku harap tidak ada hewan yang berbahaya di danau ini. Semoga saja.

Dengan kelelahan aku terbaring dengan bersandar di pohon. Lalu aku pun menutup mataku dan tertidur karena kelelahan.

"Apakah seberbahaya ini hutan terlarang?"

Seandainya saja aku memiliki kekuatan yang lebih kuat lagi. Mungkin saja aku bisa mengalahkan Hydra itu.