Chereads / Show up dreamer in that world / Chapter 12 - Meeting - 4

Chapter 12 - Meeting - 4

Hari sudah mulai menjelang malam, Liliana dan pelayannya itu, pergi mencari penginapan.

Mereka pun berkeliling, dengan menanyakan kepada salah satu warga yang masih terlihat disana. Mereka menanyakan tentang penginapan - penginapan yang ada.

Karena sudah menemukan arah yang mereka tuju. Mereka pun kembali menaiki kereta kudanya.

Dengan informasi yang sudah diberikan, mereka pun pergi ke penginapan tersebut.

Ditemani oleh para penjaga, mereka datang ke salah satu penginapan yang terlihat bagus.

Kemudian liliana dan Raffin turun dari kereta kudanya. Mereka masuk kedalam penginapan tersebut dan bertemu dengan orang yang berjaga disana.

Setelah itu para penjaga dan juga kusir menunggu di depan.

Didalam penginapan, terlihat seorang wanita muda menyambut mereka di depan kasir.

Selamat datang di penginapan kami. Adakah yang bisa kami bantu.

Tolong sediakan kamar, malam ini kami akan menginap disini.

Baiklah, anda bisa memilih kamar yang anda mau, disini kami menyediakan satu kamar besar yang bisa di isi empat orang, dan ada juga kamar yang agak kecil yang bisa di isi oleh dua orang. Atau anda ingin kamar untuk satu orang.

Nona liliana, malam ini kita akan menginap ditempat ini, saya akan memesan satu kamar untuk nona liliana. Dan satu kamar besar untuk saya dan para penjaga.

"Baiklah, tolong urus itu Raffin".

Baik nona.

E..., apakah disini ada tempat untuk mandi?

Ah, bila anda ingin mandi, kami menyediakan tempat pemandian di belakang penginapan ini.

Nyonya kasir, kami akan memesan tiga kamar, satu kamar untuk satu orang, satu lagi kamar yang berisi dua orang dan satu kamar besar yang berisi empat orang .

Kalau begitu anda ingin menginap berapa hari?

Kami akan menginap untuk satu hari.

Untuk biaya satu kamar yang berisi satu orang adalah 1 tembaga besar, dan untuk satu kamar yang besar adalah 1 Perunggu. Sedangkan kamar yang berisi dua orang adalah 6 tembaga. Jadi Totalnya 2 perunggu dan 1 tembaga.

Kemudian, Raffin mengeluarkan kantong uang yang telah dipersiapkan untuk biaya perjalanan mereka. Ia lalu membayar dengan 1 koin perak.

"Wah, uang yang cukup besar.

Sang kasir pun menghitung uang kembaliannya. Dan ia menyerahkan uang kembalian kepada raffin, 1 Perunggu besar 2 perunggu 1 Tembaga besar dan 4 Tembaga.

Terimakasih, kami akan memandu anda ke kamar tersebut.

Kasir lalu memperkenalkan pada seorang laki - laki yang menjadi pekerja mereka.

Ini adalah pelayan kami, ia yang akan membimbing anda ke dalam kamar dan juga membawa barang - barang anda.

Karena liliana akan langsung masuk ke kamarnya, ia terlebih dahulu di bimbing oleh pelayan untuk menuju kamarnya. Sedangkan Raffin, pergi keluar untuk membawa masuk barang - barang yang mereka butuhkan.

Raffin keluar ke depan pintu penginapan. ia lalu memanggil para penjaga dan juga kusir untuk masuk kedalam penginapan.

Sebelum memasuki penginapan, ada satu pelayan yang bertugas membawa kuda para tamu untuk di bawa ke kandang. Kuda para penjaga dan juga kusir dibawa olehnya. Ia membawa kuda beserta kereta kuda ke dalam kandang yang telah disediakan oleh penginapan.

Letak kandang kuda berada di belakang penginapan itu. Ia lalu masuk melalui sebuah gang.

Para penjaga dan juga raffin beserta kusir, masuk ke dalam penginapan.

Mereka menunggu sebentar, setelah itu, pelayan yang membawa liliana menghampiri mereka dan membimbing mereka menuju kamar mereka.

Mereka pun menaiki tangga ke lantai dua.

Pada lantai satu digunakan sebagai tempat makan. Dan di lantai dua, barulah terdapat kamar untuk menginap, terdapat sekitar 10 kamar di atas lantai tersebut.

Kamar mereka terletak berjauhan dengan liliana, pelayan raffin tidur sekamar dengan kusir. Sedangkan, para penjaga tidur di kamar yang satunya. Untuk para penjaga, kamar mereka tampaknya saling berdekatan dengan kamar liliana. Terletak di depan pintu kamar liliana.

Setelah sampai di kamarnya, liliana kemudian berbaring. Ia langsung mempersiapkan diri untuk pergi menuju pemandian.

Liliana tidak betah apabila tidak mandi berhari - hari.

Ia kemudian keluar dari kamarnya dan pergi bertanya pada pelayan di penginapan.

Seorang pelayan wanita membimbing nya ke tempat pemandian di belakang penginapan.

Ia melepas pakaian dan masuk ke dalam kolam pemandian tersebut. Dengan bergantung pada cahaya sore hari. Ia mampu melihat kesekitar.

Ia berendam di kolam tersebut, selama beberapa waktu. Selesai mandi, ia pun beranjak kembali ke kamarnya dan mengenakan pakaiannya kembali.

Tidak ada cahaya di sana. Yang menyebabkan liliana sedikit kebingungan untuk mencari kamarnya. Dan dengan dibantu oleh pelayan, ia dapat kembali ke kamarnya.

Penginapan yang di pilih oleh mereka adalah kelas pertengahan. Karena liliana meminta tempat yang memiliki pemandian, dan mereka juga harus berhemat, maka dipilih lah tempat ini. Untuk penginapan yang memiliki penerangan malam juga terbagi atas batu sihir, dan lampu minyak biasa. Masing - masing dengan harga yang juga lumayan.

Di kota decarion ini menawarkan penginapan dari harga 2 koin emas sampai yang temurah 2 Tembaga per malamnya.

Di dalam kamar liliana bergumam. Apakah mungkin keluarga ku bisa bebas dari tekanan ini. Jika bisa, pastinya ayah tidak akan memaksakan keinginan ku.

Malam itu, liliana memandangi bulan yang bersinar lewat kamar jendelanya. Lalu ia pun tertidur.

Di depan kamar liliana, para penjaga masing - masing bergantian untuk menjaga malam. Dan mereka tidur secara bergantian juga.

Di kamar yang lain, raffin dan kusir sudah tertidur. Begitu sampai dikamar mereka, kusir terlebih dahulu langsung membaringkan tubuh dan tidur di kasurnya. Sedangkan Raffin, ia menjaga kantong uang yang telah di percayakan padanya. Ia pun tertidur setelah memastikan tidak ada pencuri yang berniat mengambil uangnya.

*****

Di tempat penjualan budak, Ali bertemu dengan ayah mertuanya. Ia lalu menyambut mereka.

"Oh, Ali.

Mereka berdua saling bersalaman

Apakabar ayah?

Ya ya ya, saya baik - baik saja. Gimana kabar fatimah, apakah dia baik - baik saja?

Fatimah baik - baik saja, ia terbiasa tidak datang ke tempat ini. Dan aku juga jarang pulang ke rumah.

Aku harap kau sering - sering pulang kerumah mu. Jangan terus mengurusi tempat ini sampai lupa pada fatimah.

Tidak ayah, setiap kali saya selalu meminta fatimah untuk datang ke tempat ini. Kalau aku tidak bisa pulang ia lah yang menemaniku disini.

"Oh, begitu ya".

Kalau begitu, bisakah aku mengurus budak - budak itu ayah.

Tentu. Silakan.

Setelah itu, Ali memeriksa para budak yang telah mereka bawa. Di dalam kereta yang di tutupi terpal tersebut, terdapat delapan belas budak. Delapan diantara mereka memiliki telinga yang runcing dan sepuluh dari mereka memiliki telinga seperti seekor rubah.

Apakah ini saja yang ada saan?

Benar Tuan, hanya ini yang bisa kami dapat.

Ya, aku pikir ini sudah lumayan. Tapi harapan ku sebenarnya kamu membawa dua kereta.

Baiklah, aku akan mengikat kontrak pada mereka.

Dengan sebuah alat yang hanya dimiliki olehnya, ia mengikat kontrak pada mereka.

Cara mengikat kontrak ini, hanya di ketahui oleh Ali. Ada berbagai kontrak dalam perbudakan. Tetapi hanya kontrak yang dibuat Ali seorang lah yang bisa mengekang seseorang.

Ia kemudian mengambil darah dari mereka masing - masing. Dengan wajah yang penuh ketakutan, para budak tersebut pun menjauh.

Mereka hanya dipakaikan kalung pengekang, sehingga mereka bisa membantah perintah Ali.

Dulu sekali, ia pernah menjebak seorang penyihir dari bangsa mereka. Namun, karena perlawanannya, ia terus - terusan mencari kesempatan untuk kabur.

Tidak ada yang penyihir itu bisa lakukan. Ia berulangkali terikat akan kontrak itu. Setiap kali ia melawan penyihir itu hanya bisa terdiam.

Penyihir itu digunakan untuk menculik bangsanya sendiri.

Namun, ada suatu keadaan yang tak terduga; yang membuat penyihir itu bisa melarikan diri. Ada sebuah perintah dari Ali yang membuat ia bebas. Ia belajar akan hal itu, untuk lebih berhati - hati dalam membuat kontrak pada budak yang berikutnya.

Ia pun mengikatkan kontrak pada mereka, yang membuat para budak tersebut patuh dan terikat sepenuhnya.

Dengan ini kalian tidak bisa membantah perintahku.

Kemudian, ia menyuruh para penjaga untuk membawa delapan budak diantara mereka ke ruang bawah tanah. Para budak tersebut pun mengikuti dua penjaga yang ia suruh.

Lalu Ali menyuruh saan, untuk membawa sisanya ke ruang rahasia miliknya.

Ia membagi menjadi dua kelompok diantara mereka dari delapan belas budak tersebut.