Dua penjaga berjalan menuju ruang bawah tanah, sesuai dengan perintah yang telah di perintahkan oleh penjual budak. Dengan membawa para budak ke ruangan sel di ruang bawah tanah.
Kedua tangan para budak di ikat oleh rantai, sehingga memudahkan penjaga untuk membawa mereka menuju ruangan sel.
Kondisi ruang bawah tanah itu sangat lah gelap, dan dengan diterangi oleh cahaya dari obor yang mereka berdua pegang, mereka berjalan menuruni tangga ruang bawah tanah tersebut.
Tanpa disadari oleh mereka. Sesosok bayangan yang telah lama berada di ruangan sel bawah tanah ini, telah memperhatikan ke datangan mereka.
Ke dua penjaga itu pun berjalan menulusuri lorong yang gelap. Mereka menuju salah satu ruangan sel yang ada.
Lalu, dengan kunci yang telah mereka bawah. Ke dua penjaga itu membuka masing - masing ruangan sel dan memasukkan budak - budak itu. Mereka memisahkan budak tersebut berdasarkan ras mereka, yang terbagi 2 dan terdiri dari 4 budak.
Ruangan sel itu tergolong cukup besar, jika di lihat, tampaknya dapat diisi oleh lima puluh orang. Dengan asumsi diisi dengan tidak saling berdesakan, dan bila di paksakan, dapat diisi oleh dua kali lipatnya.
Setelah ke delapan budak - budak itu masuk kedalam ruangan sel. Para penjaga itu pun mengunci pintu jeruji besi sel tersebut. Lalu beranjak pergi.
Mereka pergi meninggalkan para budak itu dan menaiki tangga. Setelah sampai di atas, mereka keluar dari gudang itu, dengan tetap memegang obor.
Kondisi di luar sudah sangat gelap, dan langit juga terlihat menampilkan bulan dan bintang, yang menandakan hari sudah malam.
Dengan di terangi oleh obor yang mereka bawah dari gudang tersebut. Mereka pergi ketempat istirahat para penjaga, dikarenakan tugas jaga mereka telah berakhir.
Tugas jaga dilakukan secara bergantian. Dimana terdapat dua kali pergantian, yaitu: pagi dan sore.
Tugas berjaga pagi dimulai saat matahari terbit sampai matahari terbenam atau sore hari. Dan tugas jaga sore dilakukan sebaliknya.
Obor yang di bawa oleh mereka akan di kembalikan pada saat mereka berjaga. Sudah merupakan hal umum bagi penjaga disini, untuk tidak memperdulikan darimana budak - budak special itu datang.
Bagi mereka adalah hal tabu. Jika mempertanyakan tentang budak yang memiliki kharastik yang berbeda dari manusia.
"Hey Toni, apakah kau tidak kepikiran, bagaimana orang - orang yang bekerjasama dengan tuan ali, bisa mendapatkan budak tersebut?
Aku kepikiran sih, tapi buat apa kita tahu hal itu. Jika kita mencari tahu, bisa - bisa, malah kita nanti yang di pecat.
Ya, itu benar sih. Tapi, kenapa harus kita sembunyikan para budak itu ya?
Bukankah sudah jelas kan ken. Kalau perdagangan budak seperti itu, bisa di bilang di larang baru - baru ini.
"Maksudmu?"
Ya, kau tahu kan, semenjak tuan putri kita ikut ambil bagian di dalam parlemen. Ia mulai melakukan pelarangan dalam berbagai hal; yang berkaitan dengan perbudakan.
"Oh, bagaimana kau bisa tahu?
Tentu tahu dong, aku sedikit mendapatkan informasi dari beberapa orang.
Darimana kau bisa mendapatkan informasi itu?
Aku mendapatkannya dari pembicaraan para bangsawan yang datang kesini. Aku dengar, mereka tidak menyukai tuan putri kita.
"Wah", bukankah itu bisa berbahaya bagi tuan putri, jika banyak bangsawan tidak menyukainya.
Sejauh ini sih, belum ku dengar ada tindakan apapun terhadap tuan putri. Jadi, aku pikir, tidak perlu terlalu dipusingkan. Toh, kita juga tidak ada kaitannya dengan itu.
Mereka pun telah kembali ke gedung perusahaan budak. Masuk ke dalam dan mereka menuju tempat peristirahatan para penjaga.
" Eh ton, lihat itu. Bukankah itu orang yang bekerja sama dengan tuan ali?
Yang mana.
Itu loh.
Oh itu, tuan saan.
Mereka melihat saan ke luar dari tempat ruangan para tamu, lalu melewati area kamar penjaga dan pergi menaiki tangga.
Secara kebetulan mereka berdua melihat saan yang telah melewati mereka, tapi saan sama sekali tidak melihat mereka karena arah yang dituju itu lurus ke depan. Sedangkan para penjaga berada jauh di sampingnya. (arah 2 penjaga --, dan arah saan | )
Sedang apa tuan saan berada di ruangan para tamu?
Loh, bukankah tuan saan adalah tamunya tuan ali. Gimana sih kamu ken.
"Oh iya, hahahaha.
Mari kita lanjut ke kamar. Aku sudah mau tidur.
Mari.
Mereka berdua pun pergi menuju kamar mereka, dan mengantungkan obor yang mereka bawa ke dinding lalu mematikannya. Setelah itu mereka lansung terbaring di lantai dengan karpet yang seadanya.
******
Sementara itu...
Di ruang bawah tanah tempat barnat, ia melihat para budak yang memiliki ciri khas yang berbeda dari manusia, berada di depan ruangan sel nya. Dimana budak yang memiliki telinga runcing tepat di depan selnya, dan budak yang terlihat bertelinga kucing atau anjing berada di samping ruangan sel budak telinga runcing.
Barnat memperhatikan para budak itu.
Itu bukankah?
"Ha", bukankah itu terlihat seperti elf. Dan mereka yang di sebelah sana, terlihat seperti bertelinga kucing atau anjing.
Jumlah yang terlihat seperti elf itu ada 4, dan yang bertelinga kucing dan anjing itu masing - masing ada 2.
Mungkinkah di sebelah ruangan sel elf itu adalah demihuman. Tapi, bukankah elf juga termasuk demi human.
" Wah", ini benar - benar terasa seperti romansa pria. Barnat terlihat meneteskan air mata sambil melihat mereka.
Tidak! [mengelengkan kepala].
Benar [menganggukan kepala].
Tidak boleh. [sambil mengengam tangan keatas]
Aku bukan lolicon. Aku ini sudah dewasa. Kriteria wanita yang aku mau usianya berkisar 20 sampai 30. Tidak boleh berada dibawah.
Mereka terlihat seperti anak - anak yang berusia berkisar 6 sampai 10 tahun. Bagaimana mungkin aku memiliki imaginasi seperti itu.
Kalau aku menduga, ras yang bertelinga kucing dan anjing itu disebut beast man. Tapi mungkin ras mereka berbeda. Ya, paling tidak ras umum mereka adalah beast man.
Aku pun mencoba memangil mereka.
Hey...., Hey..., Hey....,
Tidak ada reaksi dari mereka.
Apa yang mereka lakukan.
Ah, aku mengerti tampaknya mereka takut dengan suara ku tadi.
Mereka terlihat saling meraba dan berpelukan, setelah mendengar teriakan ku.
Tampaknya akan sulit membujuk mereka untuk mau berbicara padaku.
Sial!, tidak ada lampu penerang disini.
"Eh, tungu".
Tampaknya yang terlihat bertelinga kucing menghadap kemari. Sesuai dengan perkiraan ku usia mereka berdua terlihat berusia 7 tahun.
Yang bertelinga runcing melihat kearah ku.
Kemudian aku pun mendekat menuju jeruji besi ruangan sel ku.
Hey kalian apakah kalian berasal dari luar? Tidak perlu takut. Aku tidak akan menyakiti kalian.
Dia mencoba berbicara. Tapi aku sama sekali tidak mengerti.
@$%& ( ya kami datang dari luar)
Apa?...
@#% ( Ya itu benar)
Aku bingung, aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka ucapkan.
Lalu budak yang lain merasa heran dengan ke dua budak kucing itu, dan mereka melihat ke arah ku dengan seksama.
Sepintas aku merasa mereka sudah mengerti, bahwa ada orang di depan ruangan sel mereka.
Akhirnya para budak itu pun mulai membuka suara mereka.
Akan tetapi budak elf masih merasa penasaran dengan ke 4 budak itu.
Lalu mereka terlihat menayakan sesuatu ke budak - budak itu.
Ke 4 elf itu pun mengarahkan matanya ke arah ruangan sel ku. Dan mulai menyadari keberadaan ku.
Aku berusaha berbicara pada mereka. Dan sekali lagi aku sama sekali tidak mengerti pada apa yang mereka katakan.
Akhirnya aku mencoba mengetahui apakah mereka mengerti pekrataan ku.
Hey kalian, aku sama sekali tidak mengerti apa yang kalian katakan. Jadi, bisakah kalian mengerti perkataan ku? Jika iya, maka anggukan kepala kalian. Tenang saja aku bisa melihat kalian dengan jelas.
Aku melihat mereka memiringkan kepala dan saling menghadap. Jadi aku pikir mereka ragu apakah aku dapat melihat nya. Itu sebabnya aku katakan "tenang saja" pada mereka.
Tampaknya mereka mengerti. Karena mereka menganggukan kepala mereka.
Hem, aku mulai berpikir sebentar. Kenapa mereka bisa mengerti perkataan ku, sedangkan aku tidak mengerti apa yang mereka katakan. Padahal, para budak disini mengerti yang aku katakan.
Saat aku berpikir, mereka hanya diam melihat ku.
Aku pun bertanya pada mereka.
Apakah kalian berasal dari daerah ini? jika iya angukan kepala kalian dan jika tidak geleng kan kepala kalian.
Aku menanyakan hal itu, karena mungkin bahasa setiap daerah berbeda.
Mereka mengelengkan kepalanya.
Kalau begitu, apakah kalian mengerti bahasa satu sama lain? Jawablah seperti tadi.
Mereka menganggukan kepala.
Apakah kalian berasal dari daerah yang sama?
Mereka mengelengkan kepala.
Cukup membinggungkan, mereka tidak berasal dari daerah yang sama. Tapi mereka memiliki bahasa yang sama. Dan mereka mengerti apa yang aku ucapkan. Ini aneh.
Pada akhirnya aku berhenti menayakan mereka. Dan mencoba mengingat bahasa mereka.
Terimakasih karena kalian mau menjawab pertanyaan ku.
Sama - sama.
"Ha, apakah aku telah mengerti bahasa mereka".