Pagi - pagi sekali, ali pergi meninggalkan rumahnya dan berpamitan dengan istrinya. Ia pergi menuju perusahaan budak dengan menaiki kereta kuda.
Sampai di perusahaan budak, ia melakukan kegiatan seperti biasanya. Bukannya ali tidak mempercayai anggotanya mengurus penjualan budak. Hanya saja, di butuhkan keahlian dalam mengurus berbagai ijin dan menghadapi peraturan budak di kerajaan ini.
Terlebih, ia juga harus berhati - hati dalam menangani budak khusus.
*****
Di Pagi hari, Raffin dan para ksatria telah terbangun. Mereka bersiap - siap untuk pergi ke perusahaan budak.
Liliana pun di bangunkan oleh salah satu pelayan penginapan yang telah diminta oleh raffin.
Liliana pun terbangun dan segera beranjak turun untuk pergi mandi. Sedangkan raffin dan para ksatria menunggunya untuk berangkat.
Setelah liliana selesai mandi dan membereskan dirinya. Ia turun dari kamarnya dan ikut bergabung dengan mereka.
Sebelum pergi meninggalkan penginapan. Mereka makan terlebih dahulu di penginapan dengan membayar 2 Tembaga besar.
Para ksatria dan kusir meninggalkan raffin dan liliana berdua di meja makan, dan pergi mengambil kuda beserta kereta kuda untuk pergi meninggalkan penginapan.
Nona, sudah saatnya kita untuk pergi ke perusahaan budak.
Baiklah.
Mereka pun beranjak bangkit dari kursinya, dan menunggu di depan penginapan.
Kereta kuda beserta kuda yang sudah di naiki oleh para ksatria menghampiri mereka. Mereka pun segera menaiki kereta kuda.
Mari nona, kita pergi berangkat.
Dengan anggun liliana menaiki kereta kuda dan diikuti oleh raffin, pintu kereta pun ditutup.
Raffin kemanakah kita selanjutnya pergi?
Kita akan pergi ke perusahaan budak di kota ini.
Menurut mu raffin, apakah aku memerlukan seorang budak?
Tentu nona, nona adalah seorang bangsawan, adalah hal yang umum bagi seorang bangsawan memiliki budaknya sendiri ketika ia sudah beranjak dewasa.
Lalu menurut mu, seberapa pentingkah budak itu bagi seorang wanita?
Budak bagi wanita bangsawan, biasanya digunakan sebagai bagian dari dirinya. Tentu saja budak tersebut bertugas seperti seorang pelayan.
Kalau begitu, apa yang menjadi tugas mu raffin?
Tentu saja adalah pelayan nona saat ini.
Jadi, kau adalah budak ku bukan!.
E!
Raffin pun terkejut dengan pernyataan liliana.
Ma-Maksud nona?
Ya, kau katakan budak bertugas sebagai seorang pelayan. Dan kau adalah seorang pelayan, tidak kah itu sama saja dengan dirimu adalah "budak ku bukan?"
I-Itu.
Jadi, perlukah kita membeli budak lagi?
No-nona, anda datang ke sini untuk membeli budak, dan sudah kewajiban anda membeli budak sesuai perintah tuan earl.
Tentu, aku akan membeli budak sesuai dengan perintah ayah. Tapi, apakah kau tidak pikir untuk apa aku membeli budak, sedangkan tugas mereka tidak ada.
No-nona, saya juga tidak begitu memahami kenapa bangsawan diwajibkan memiliki seorang budak untuk melayani mereka. Tapi, bukan berarti nona tidak memerlukan seorang budak.
Coba nona pikir, bagaimana jika nona diculik, atau nona memerlukan seseorang untuk menemani nona kemana pun. Mungkin dengan seorang budak, nona bisa lebih bebas.
Tidakkah menurut mu ini aneh raffin, kenapa para bangsawan memerlukan seorang budak, jika ada pelayan yang melayani kebutuhan mereka.
Aku pikir, aku sama sekali tidak memerlukan seorang budak pun. Karena kalian sudah menjadi pelayan di rumah kami.
Tidak begitu nona, nona tetap harus membeli seorang budak.
Kalau begitu setelah aku membeli budak, kau akan ku pecat, bukan begitu.
I-itu, juga tidak begitu nona.
Kenapa? Bukankah tugas budak adalah menjadi pelayan ku? Buat apa lagi aku memerlukan seorang pelayan?
Saya pikir, dengan adanya budak yang melayani nona. Nona akan mengerti kenapa mereka di perlukan.
Saya tidak akan memaksa pemikiran nona. Jika dengan saya keluar, nona akan mau membeli budak. Maka setelah ini, saya akan pergi dari kediaman tuan earl dan berhenti menjadi pelayan di rumah nona.
"E"
Ti-tidak begitu raffin, saya tidak bermaksud memberhentikan mu. Terlebih kau juga sudah sangat lama bekerja dengan kami. Tidak mungkin aku akan memecatmu begitu saja.
Ya, karena saya sudah sangat lama bekerja dengan tuan earl. Itu sebabnya saya pikir, sudah waktunya saya meninggalkan kediaman tuan.
Ja-jangan begitu raffin, walau aku sudah membeli budak, aku tidak akan memecatmu, tenang saja.
Saya pikir sudah saatnya, saya berhenti.
Becanda, ya becanda. Aku hanya becanda mengatakannya.
Hohoho, jadi nona mengangapnya serius. (Raffin)
A-Apa, Jadi tadi hanya becanda.
Kau benar - benar keterlaluan.
Uhuk, [Batuk]
Saya pikir dengan begini nona sudah setuju, untuk membeli budak sesuai dengan yang disepakati.
IYA....!
Baiklah, kalau begitu. Agenda kita saat ini adalah menuju perusahaan budak. Setelah ini kita akan singgah sebentar ke tempat kediaman Tuan Duke.
Untuk apa?
Ada surat yang akan di berikan oleh tuan earl kepada tuan Duke Decarion.
Oh, jadi ayah memintamu mengirimkan surat padanya. Isinya seperti apa?
Saya tidak tahu nona, saya hanya di perintahkan mengirimkan surat ini kepada tuan Duke Decarion.
Raffin, bisakah kita singgah sebentar di pasar?
Tentu nona, jika nona ingin singgah, saya tidak akan memaksa nona.
Yosh, Kesa kita pergi ke pasar dulu.
kusir pun mendengat teriakan liliana dan melaju ke pasar di ibukota duchi.
No-nona? (Raffin)
Diam raffin!, karena kau telah menipuku tadi aku mau belanja di pasar.
[Terdiam] (Raffin)
Kita sudah sampai nona. (Kesa)
Baiklah. Pintu pun dibuka oleh liliana.
Yeah!
Liliana pun pergi melihat - lihat barang dagangan yang ada di pasar.
Mari - mari, silakan di lihat ( Suara pasar ).
wah, nona yang ada di sana silakan lihat hiasan ini.
Tidak, beli disini saja nona.
Jangan, nona belanja di sini saja.
Liliana melihat jajanan dan membeli beberapa. Dengan di ikuti raffin yang terlihat tidak berdaya.
Daging apa ini?
Ini, ini adalah sate dari daging kambing hutan. Silakan nona melihat nya.
Nona, apakah nona mau mencobanya? Buat nona saya persilakan mencoba mencicipi rasanya gratis. Silakan.
Pedagang itu pun memberikan satu tusuk sate kepada liliana.
Wah, ini benar - benar enak.
Berapa harganya?
Satu tusuk sate harganya 3 sen, kalau 3 tusuk harganya 6 sen.
Bagaimana kalau 4 tusuk sate 6 sen saja.
Aduh, kalau itu susah nona. Saya tidak dapat untung.
Kalau begitu 7 sen, 4 tusuk.
Baiklah, kalau begitu.
Dengan uang jajan yang di berikan oleh raffin. liliana pun membeli nya. Ia memberikan 1 tembaga.
Baiklah, kembaliannya 93 sen. Ini nona.
Setelah itu, ia pun melihat kedai yang menjual barang dagangan lain.
Sambil berjalan menghabiskan sate yang telah ia beli, ia berjalan mencari minuman untuk melegahkan hausnya.
Liliana sedikit heran dengan banyaknya pembeli yang berniat membeli minuman. Dia tahu bahwa cuaca saat ini sedang lah musim panas. Jadi cukup wajar orang mudah ke hausan.
Ia pun berjalan ke tempat kerumunan itu dan bertanya.
Ini minuman apa?
Ini adalah jus dari buah gonma.
Buah gonma?
Ya, buah gonma adalah buah yang memiliki rasa manis.
Apa jus ini enak?
Tentu enak.
Baiklah, aku pesan 1 gelas, berapa harganya?
1 gelas 20 sen.
20 sen, kenapa mahal sekali?
Tenang nona, 20 sen itu sudah sekalian gelasnya. Jika nona mengembalikan gelas tersebut saya akan mengembalikan 10 sen lagi ke nona. Ini karena takutnya pembeli pergi begitu saja.
Ya sudah, aku pesan 1. Raffin kamu mau pesan?
Tidak nona.
Tidak usah malu, aku yang akan mentraktirmu.
Buatkan 1 gelas lagi.
Baik nona.
Liliana membayar 40 sen dan setelah mereka selesai minum, sang penjual mengembalikan uang 20 sen kepada liliana, karena sudah mengembalikan gelas tersebut.
Mereka pun kembali ketempat parkir kereta kuda. Disana terpadat para ksatria dan kusir yang menunggu mereka.
Mereka menaiki kereta kuda dan melanjutkan perjalanan.
Kesa mari kita lanjutkan perjalanan.
Baik nona.
Setelah pergi meninggalkan pasar, beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di tempat perusahaan budak. Jarak yang mereka tempuh tidak lah terlalu jauh dengan pasar.
Kita sudah sampai nona. (Raffin)
Pintu kereta kuda terbuka, liliana keluar dan diikuti raffin mereka berjalan ke depan pintu perusahaan budak.