Chereads / Show up dreamer in that world / Chapter 10 - Meeting - 2

Chapter 10 - Meeting - 2

Aku sudah melakukan berbagai gerakan.

Tidak ada yang salah pada setiap gerakan yang telah aku pelajari.

Aku ingin sekali tau bagaimana keadaan yang ada di atas sana.

Apakah mereka baik - baik saja?

Ya, mau baik atau tidak, tetap saja mereka tidak bisa lepas dari perbudakan.

Aku jadi khawatir terhadap mereka yang telah melarikan diri.

Kalau yang waktu itu aku dengar, si pemilik katakan bahwa mereka yang telah melarikan diri akan dihukum. Semoga saja mereka tidak tertangkap.

Sudah berapa hari ya, aku meninggalkan duniaku?.

Aku lelah, aku belum istirahat sejak aku berlatih dari tadi.

Alangkah Baiknya, jika aku mengistirahatkan diri.

Aku pun beristirahat. Aku beristirahat dengan posisi duduk bersila sambil melatih tenaga dalam ku.

Saat aku mulai tertidur lelap, aku mendengar ada suara yang datang.

"[Clank]"

Suara apa itu?

Tampaknya ada orang yang datang.

Aku mencoba mendengarnya lebih baik lagi.

Aku mendengar suara langkah kaki manusia.

Tampaknya menuju kearah sini.

Aku mendengar ada sekitar sepuluh pasang langkah kaki manusia, sedang berjalan menuruni tangga.

Aku mencoba melihat ke kejauhan menuju arah tangga.

Hmm, Tampaknya akan ada tamu yang datang.

Aku melihat ada dua orang penjaga yang membawa rombongan budak wanita; yang tampaknya terdiri dari?.

"Apa?"

*****

Sebelum itu....

Tampak seorang pria tua yang terlihat mengenakan pakaian jubah berwarna putih keemasan, dan mengenakan penutup kepala berwarna putih dengan penahan kain berbentuk bundar berwarna hitam dikepalanya. Sedang mengendarai seekor kuda yang di jaga oleh beberapa orang.

Disana juga terdapat kereta kuda yang membawa beberapa budak.

Salah satu bawahan yang menjaga pria tua itu pun, kemudian berbicara dengan pria tua itu.

Tuan, kita sudah sampai ke tempat yang digunakan untuk menjual para budak ini.

Disinikah tempat Ali menjual para budak yang telah kita kirimkan?.

Iya Tuan.

"Baiklah", ayo saan bawa mereka kesana.

Setelah itu, mereka melewati jalur rahasia yang hanya penjual budak yang mengetahui jalan itu. Mereka membawa para budak yang sudah disiapkan.

Disana tempat ya kah.

Saan laporkan pada Ali, bahwa kita sudah sampai.

Setelah itu, pria yang di suruh oleh lelaki tua itu untuk pergi, menuju ke rumah yang ada disana. Rumah itu terbilang sangatlah besar.

Sang lelaki itu menuju rumah itu, ia melewati pintu belakang, dan kemudian melaporkan pada para penjaga untuk membawanya ke tempat sang penjual budak disana.

Ia menunjukan sebuah lambang ditangannya yang menjelaskan darimana dia berasal, dan tujuannya kesana.

Kemudian, ia dibimbing oleh para penjaga yang berdiri di depan pintu, untuk menuju kedalam rumah.

Didalam rumah, ia di bawa ke sebuah ruangan.

Terlihat seorang pria tua, yang tampak berusia lima puluhan tahun sedang duduk di belakang meja melihatnya.

pria tua itu kemudian menyapa lelaki itu.

Hei saan, ada apa kau kemari.

Apakah kau sudah membawa budak - budak yang telah engkau janjikan?

Perusahaan budak ini sudah kekurangan stock.

Sudah saatnya memasok budak tersebut kemari.

Dan lagian, juga sudah ada beberapa orang yang telah memesan mereka.

Maaf Tuan Ali, kali ini mertua tuan telah datang kemari bersama kami.

Apa? Apa maksudmu?

Maksud hamba, Ayah dari nyonya fatimah juga datang kemari untuk melihat keadaan dari tuan.

"Tunggu", jangan katakan kalau Tuan Hammud ikut bersama mu saan.

Itu benar Tuan.

Jadi apa tujuan ayah datang kemari?.

Iya hanya ingin berkunjung ke tempat ini. Itulah yang hamba tahu. Dan untuk lebih jelasnya, Tuan Ali bisa menanyakannya langsung pada Tuan Hammud.

"Baiklah".

Saan, apakah kau membawa budaknya juga.

Tentu Tuan Ali. Saya sudah membawa beberapa budak yang telah anda minta. Akan tetapi, kami tidak bisa membawa terlalu banyak dari mereka.

Dikarenakan, mereka juga memiliki pejuang yang lumayan tangguh yang juga melindungi ras mereka.

Dan ada juga perjanjian dari bangsa mereka terhadap kerajaan ini. Aku mulai ragu, apakah kami bisa masuk dengan aman untuk membawa budak seperti mereka atau tidak.

Tapi, kami sudah menjebak beberapa dari antara ras mereka. Sehingga, untuk bulan ini kami bisa memasoknya seperti biasa.

Bagus, memang budak seperti mereka mulai sangat langkah.

Ehm, maafkan hamba Tuan Ali, apakah status perusahaan budak kita disini masih aman?.

Kenapa kau bertanya seperti itu saan.

Sebagai pelayan Tuan Hammud, saya sangat memikirkan pendanaan untuk kerajaan kita, dan pendanaan yang kita gunakan untuk mengibarkan peperangan diantara kaum - kaum yang menolak pandangan kita.

Bukankah setiap bulan aku telah mengirimkan uang untuk mendanai persenjataan dan makanan disana.

Itu benar Tuan. Tapi, peperangan kita pada bangsa seperti mereka tampaknya akan sangat lama.

Kenapa itu bisa terjadi?

Begini Tuan Ali, Tuan Hammud ingin meningkatkan jumlah pengikut pada ajarannya. Sehingga itu bisa meningkatkan pendapatan. Tapi, jika kita terlalu menekan mereka, itu akan membuat nama baik ajaran yang telah didirikan oleh tuan kita menjadi negatif.

Apa maksudnya? Apa kau berpikir orang - orang akan berpikir bahwa ajarannya tidak benar.

Bukan itu maksud hamba tuan, ada ras yang sangat disegani oleh bangsa dari kerajaan ini.

Maksudmu?

Anda tahu, bahwa budak yang kita perjualbelikan itu, kita telah anggap sebagai ras iblis. Tetapi ras mereka juga dianggap sebagai sahabat dewa di berbagai kerajaan.

Lalu, apa maksud mu kita telah salah memerangi mereka!.

Itulah yang dianggap oleh beberapa kerajaan. Dan pastinya, inilah yang menyebabkan kita akan sulit membantai dan menjajah mereka.

Apakah Ayah tahu akan hal ini?.

Iya, ia tahu.

Jadi maksud kedatangan dari ayah, adalah untuk membicarakan ini.

Tidak, kalau kedatangan Tuan tidak saya duga.

Jadi, kenapa engkau membicarakan ini saan. Aku tahu kau adalah bawahan paling setia ayah. Tentu saja, aku juga mengerti akan kekhawatiranmu.

Itu benar Tuan Ali, saya memang khawatir, apabila terjadi pemberontakan. Dan itu terjadi pada mereka yang sudah mulai percaya, dan pada kesaksian Tuan Hammud bahwa dia adalah utusan dewa dan hanya ada satu dewa di dunia ini.

Apakah engkau meragukan kesaksiannya juga?

Ti... Tidak, Tuan Ali.

Baguslah jika begitu. Apakah kau menanyakan status perusahaan budak ku, karena tidak yakin terhadap diriku ini.

Ti... Tidak benar Tuan. Hamba hanya khawatir akibat hubungan tuan dengan kerajaan ini.

Kenapa? Kau khawatir bahwa perusahaan budak ku tidak akan mendapat izin dari kerajaan ini, hanya karena perjanjian konyol itu.

I... Itu benar Tuan Ali.

Saan, dengar kan aku baik - baik. "Kau tahu", siapakah yang memesan budak itu padaku?

Ti... Tidak Tuan.

Saan, kau lebih baik tidak usah ikut campur masalah usaha ku ini. Dan berusahalah menyuplai perusahaan ini, dengan budak yang spesial itu. Kau tidak perlu khawatir, karena aku sendiri sudah memiliki jalur paling aman.

Apa itu benar Tuan Ali.

Tidak perlu khawatir, di kerajaan ini. Tempat ku inilah yang paling di hargai dan dilindungi oleh kerajaan ini.

Baiklah, jika anda memang telah berkata begitu, hamba hanya bisa memberikan saran.

Kau sudah mengertikan sekarang saan. Aku pasti akan menjaga citra perusahaan budak ini. Dan lagi, perusahaan budak ku sudah merupakan perusahaan budak, yang didukung oleh kerajaan. Jadi untuk apa perlu dikhawatirkan.

Dan ingat ini saan, aku tidak akan membiarkan hal seperti itu bisa terjadi. Kalau hal seperti itu terjadi maka, mereka yang mendukung ku di dalam kerajaan tersebut akan bertindak. Atau justru lebih baik kerajaan ini di hancurkan lewat jalan ayah.

Mari, aku akan membawamu ke tempat dimana budak itu harus di tempatkan.

Penjaga...., kau pimpin tuan ini untuk membawa kereta kudanya dari belakang. Dan ingat masukan budak - budak yang telah ia bawa ke tempat ruang bawah tanah.

Si... Siap Tuan.

Kau ingat ini saan, jangan pernah kau lupakan untuk menyuplai perusahaan budak ini. Sekarang ayo kita pergi. Aku juga ingin menemui ayah. Tidak sopan jika aku hanya menunggu kedatangan nya.

Kemudian mereka pun pergi. Mereka pergi dibimbing oleh saan untuk menuju ketempat budak itu berada.