Barnat verse
Saat aku bermeditasi, aku melihat sebuah ruangan sel yang sama tempat ku berada, hanya saja apa yang aku lihat berbeda dari yang biasanya. Disana aku melihat terdapat beberapa anak kecil yang berusia sekitar enam sampai tujuh tahun.
Aku memperhatikan masing - masing dari mereka, setiap anak - anak kecil tersebut yang aku perhatikan, mirip dengan yang aku lihat di ruangan sel sebelumnya.
Mereka mirip dengan para budak itu; hanya saja, wajah dan tubuh mereka terlihat jauh lebih muda. Aku memperhatikan mereka semua, disana terdapat sesosok yang sangat mirip dengan sania. Aku terfokus pada anak perempuan yang sedang menangis. Aku berusaha untuk memanggilnya hanya saja ia tidak mendengarnya ataupun melihat ku.
Kemudian seorang anak laki - laki yang tampaknya mirip dengan ku, datang menghampirinya.
Hey, jangan menangis. Kau tidak perlu takut, tidak ada tikus disini, bila ada tikus, aku akan segera menangkapnya dan membuang tikus tersebut atau kau takut pada seranga? ( anak laki - laki ).
Tidak, aku tidak takut akan hal itu. (Anak Perempuan)
Lalu, kenapa kau menangis? Apa kau takut akan gelap? Dasar cengeng.
Tidak, aku tidak takut gelap dan aku tidak cengeng.
Jadi untuk apa kau perlu menangis.
Kau tidak perlu tau, urus saja dirimu sendiri. Aku telah dipisahkan dari ibu dan ayahku.
"Oh, jadi kamu juga di bawa kesini? Aku pikir kau sudah terlahir di tempat ini.
Apa maksudmu?
Kau lihat mereka, tampaknya mereka terlihat sudah biasa disini. Jika kau bertanya pada mereka, mereka bahkan tak tau apa itu dunia luar. Aku mengetahui bahwa mereka sudah ada disini sejak mereka kecil. Akan tetapi, beberapa dari mereka juga berasal dari luar.
Apa kau juga awalnya tidak berasal dari sini?
Waktu sebelum aku di bawa kesini, aku biasa bermain di pertanian. Namun, terjadi sesuatu yang membuat ayah dan ibuku terpaksa meningalkan aku disini. Awalnya aku juga tak tau kenapa ayah meningalkan ku disini. Tapi, lambat laun aku mengerti, ayah tak akan menjemputku lagi, dan aku hanya bisa tegar untuk menghadapinya.
Apa kau tau kenapa kau di bawa kesini?
Aku sendiri tidak tau, ayah dan juga ibu hanya menjelaskan bahwa aku tidak bisa tinggal di rumah lagi. Dan mereka membawa ku kesini sejak usia ku lima tahun.
Jadi kau sudah lama disini, apa kau tidak rindu pada ayah dan ibumu?
Aku tidak bisa, ibu sudah berpesan bahwa aku harus jadi anak yang mandiri, dan ibu hanya bisa pasrah saat ayah membawaku. Aku tidak berpikir ayah jahat, karena keluarga juga sudah berusaha untuk menolak orang yang setiap kali datang ke rumah ku. Mungkin nasib mu juga sama seperti ku.
Aku mengerti, aku juga di bawa oleh mereka kesini. Bagaimana dengan mereka yang sudah sejak lama disini?.
Oh, kebanyakan dari mereka juga sama seperti kita. Hanya saja beberapa berasal dari tempat ini. Menurut apa yang mereka katakan, ibu mereka jugalah seorang budak. Jadi kau tidak perlu menangis, kau tidak sendirian.
Siapa kau?
Aku Barnat. Bagaimana dengan dirimu?
Aku Sania.
Sania, ayo kita berteman. Aku berjanji kau akan bersama ku selamanya dan aku akan melindungimu!.
Mulai saat itu Sania dan Barnat yaitu pemilik tubuh ini, berteman. Hingga mereka mulai beranjak dewasa (12 tahun). Disaat itu mereka di suruh untuk mulai bekerja.
Sania bagaimana kerjaan mu. Apakah kau baik - baik saja. Tenang saja aku sudah berusaha keras untuk bekerja.
Baiklah, aku berharap kita bisa segera keluar dari sini, aku sudah berusaha keras agar aku bisa menunjukkan kemampuan ku dan kita akan bebas dari perbudakan.
Apakah itu mungkin?
Tenang saja Sania, aku yakin dongeng itu benar, suatu saat aku pasti akan membebaskan mu. Aku sudah berusaha keras agar aku bisa di terima dan di berikan ke orang - orang kerajaan. Karena aku sudah mendengar apabila kita bisa masuk ke dalam kerajaan, peluang kita untuk di bebaskan akan cukup besar. Kau dan aku tidak akan menjadi budak lagi.
Aku tau, kau sangat yakin pada hal itu. Tapi, apa kau yakin, kau akan dibebaskan.
Aku yakin, aku sudah mencari tau bahwa kerajaan membutuhkan seseorang yang bisa di tugaskan untuk mengangkat barang - barang mereka. Dan jika aku berhasil menyakinkan mereka akan kemampuan ku, aku pasti akan di bebaskan. Dan jika aku bebas, aku akan berusaha mendapatkan uang, lalu kita akan keluar dari sini.
Kau berjanji padaku, bagaimana jika aku sudah tidak ada lagi disini atau aku sudah dijual lebih dulu dari mu?
Aku akan berusaha untuk membawa mu kabur dari tempat ini.
Berjanjilah pada ku Barnat.
Ya, aku janji.
Mereka berduapun tertawa bersama - sama.
Setelah aku mendengar percakapan itu, aku menyadari aku telah melihat masa lalu dari pemilik tubuh ini. Aku yakin ia pasti menginginkan menyelamatkan gadis itu.
Akhirnya aku terbangun, aku melihat sekeliling dan tidak menemukan sama sekali jejak sania. Dimana ya, sania apa dia sudah di bawa pergi. Aku memang sudah mengetahui bahwa Sania telah di bawa keluar dari tempat ini. Tetapi aku sama sekali tidak tau kemana sania di bawa pergi.
Dengan kondisi tubuhku yang sangat bertenaga, aku mencoba mengalirkan tenaga dalam yang sudah aku kumpulkan dan menendang jeruji besi ruangan sel ini.
Bamm. Suara terlemparnya jeruji besi itu. Semua yang ada di dalam ruangan sel tersebut terbangun dan terkejut akan suara itu. Beberapa dari mereka sama sekali tidak beranjak dan beberapa ragu - ragu untuk keluar dari tempat itu. Para penjaga yang menjaga ruangan ini pun segera datang kemari.
Aku segera melumpuhkan mereka. Tidak ada seorang pun yang dapat berkutik. Setiap budak dari mereka yang tampaknya masih muda memilih untuk kabur. Akan tetapi budak - budak yang sudah tua tidak ada seorang pun yang mau pergi. Mereka mengingatkan selama ada kontrak mereka tidak akan bisa lepas dari perbudakan. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka maksud.
Setiap penjaga yang mendengar suara itu datang ke mari, dan Tanpa membuang waktu semuanya telah aku lumpuhkan. Aku sadar kekuatan ku cukup hebat. Hanya saja untuk mendapatkan kekuatan yang besar aku harus berlatih. Walau tidak akan memakan waktu yang lama.
Aku pun pergi mencari posisi letak sania. Aku keluar dari ruangan itu dan mencari mengunakan indera tajam ku. Aku sama sekali belum dapat menumakannya.
Langit masih terlihat gelap. Aku masih dapat melihat bulan dan bintang bersinar di langit. Aku tau bahwa aku tidak boleh menyerah. Jika aku ingin kabur, setidaknya aku harus membawa Sania pergi dengan ku. Aku hanya bisa mengingat janji yang sudah dikrarkan oleh pemilik tubuh ini sebelumnya. Semua kenangan bersama Sania tidak bisa aku lupakan. Terlebih bila aku ingat - ingat, dia sudah berusaha menjaga tubuh ini agar tidak di kubur. Aku masihlah berhutang budi padanya.
Aku mencoba untuk berpikir lagi, bahwa aku pasti bisa mempertajam semua indra ku. Karena jika aku bisa mempelajari teknik chi atau tenaga dalam ini pada tingkat tidak masuk di akal. Maka, seharusnya aku pasti bisa mempelajari cara mempertajam indra ku.
Aku sedikit berkonsentrasi. Memang masih belum sempurna. Akan tetapi aku bisa merasakan samar - samar dimana posisi Sania berada.
Aku pun pergi menuju posisi itu berada. Dengan cepat aku pergi berlari, dan aku akhirnya berhasil menemukan sania. Aku berteriak memanggilnya, dan ia menoleh kepadaku.
Namun, sang pemilik langsung memerintahkan para penjaga yang ada di sana. Aku menghajar mereka dengan teknik - teknik bela diri ku. Untuk saat ini aku hanya mengunakan teknik kungfu bukan karate. Dengan mudahnya aku menghancurkan senjata - senjata mereka.
Beberapa dari mereka ada yang memegang pedang gaya barat dan senjata tombak. Mereka mengarahkan senjata - senjata itu padaku dan aku menghindari setiap serangan mereka. Mereka yang mengenai serangan ku, akan langsung jatuh dan pingsan. Dan aku juga mematahkan pedang dan tombak yang mereka arahkan padaku.
Aku bisa melihat kecemasan pada pemilik, dan dengan serangan terakhir ku, aku mencoba mendekati dan berusaha mencengkram leher sang pemilik. Akan tetapi, alangkah terkejutnya aku, sang pemilik meneriakan agar aku tak bergerak. Lantas tubuhku lemas dan aku hanya bisa diam mematung.
Ada apa ini, kenapa aku tidak bisa bergerak.
Cihh.. Kau ini hanya seorang budak, tak peduli seberapa hebat kau. Kau tidak akan melawan perintah dari tuanmu. Hahaha.
Tunggu, apa yang kau lakukan. Cepat lepaskan aku. Dan juga Sania.
Maaf, Sania adalah milikku, tak akan kubiarkan kau mengambilnya (Pembeli).
Kemudian, aku melihat Sania di bawa pergi, aku mendengar ia (pembeli) juga memerintahkan kepada Sania untuk mengikutinya. Apakah itu hal yang sama terjadi denganku. Saat aku mendengar itu, aku pikir sania akan sedikit melawan. Akan tetapi ia dengan patuhnya mengikuti apa yang di perintahkan kepadanya. Aku jadi ragu apakah aku memang harus menyelamatkannya atau tidak.
Menyelamatkan atau tidak yang jelas aku harus lepas dari ikatan ini. Aku merasa aku tidak bisa apa - apa. Aku sudah mengeluarkan seluruh tenaga dalam yang sudah aku dapatkan. Aku tidak bisa. Aku hanya bisa melihat pungung Sania pergi, aku ingin mengucapkan selamat tinggal padanya. Tetapi pemilik sekali lagi memerintahkan ku untuk diam. Jika aku tau kalau Sania tidak mau di bebaskan, paling tidak kan aku bisa keluar dari sini.
Aku menyesal untuk menyelamatkannya. Paling tidak aku ingin mengucapkan selamat tinggal Sania yang tidak bisa aku katakan.