Chereads / Show up dreamer in that world / Chapter 4 - Farewel - 2

Chapter 4 - Farewel - 2

Sania verse

Pagi - pagi sekali, tepatnya subuh. Aku membuka mata ku, dan aku terbangun dari tidur ku. Aku melihat Barnat yang sedang duduk dalam posisi bersila, dengan ke dua telapak tangannya terbuka, dan di letakkan diatas pahanya, dan mata tertutup. Aku bingung kenapa Barnat tidur dalam posisi seperti itu, dan apa yang Barnat lakukan.

Dengan keheranan, aku melihat Barnat, aku ingin sekali membangunkan Barnat dan menanyakan kepada Barnat, tetapi tidak jadi. Aku penasaran apa yang sedang di lakukan oleh Barnat. Sania jelas tau, bahwa Barnat sedang duduk, akan tetapi terdapat perasaan hangat di sekitar tubuh Barnat. Ia merasakan seolah - olah ada hawa dingin, panas dan hangat bila ia mendekati Barnat.

Apa yang dia lakukan, kenapa dia duduk bersila begitu?.

Pada pagi - pagi tersebut, seorang pria tua pun datang untuk membangunkan ku (Sania).

Hey gadis budak, cepatlah bangun. Kau harus bersiap - siap, segeralah mandi. Pagi ini pembeli yang akan membelimu akan membawamu pergi. Penjaga, kau akan menjaganya, bawa dia ke ruangan ku. "Setelah selesai ia mandi, jangan biarkan dia kabur! (Pemilik).

Aku pun pergi meninggalkan Barnat, aku melirik Barnat dan berharap barnat tersadar dan mengucapkan selamat tinggal pada ku. Namun, Barnat tetap tidak bergerak. Dengan suara keras aku mengatakan, "AKU PERGI". Tidak ada reaksi sama sekali.

Saat itu langit masihlah terlihat gelap, dan tidak ada yang menyangka seseorang yang sangat terpandang dari keluarga bangsawan akan datang ke tempat penjualan budak.

Suara kereta kuda yang baru sampai terdengar di depan pintu perusahaan budak. Di tempat ini banyak yang membeli budak dan juga memberikan jasa pengantaran bagi kerajaan. Apabila kerajaan ataupun orang - orang di sini yang tidak memiliki budak, akan menyewa jasa pengantaran barang dari tempat ini. Dari sebuah kereta kuda yang indah dan di hiasi oleh berbagai macam pernak - pernik, turunlah seorang pria muda yang terlihat sangat tampan dengan kulit yang putih dan pakaian kebangsawanannya. Ia berjalan menuju pintu perusahaan budak.

Bagaimana budak yang sudah aku menangkan, aku akan segera membelinya dan pakaikan ia baju ini (Pembeli). Sebuah gaun yang indah di serahkan kepada pemilik.

Baik Tuan, tentu budak yang anda minta sudah kami persiapkan sesuai dengan yang anda pintah. Baiklah, sesuai dengan permintaan anda, saya akan menyuruh bawahan saya untuk menyuruhnya memakai ini. Dengan sigap sang pemilik memanggil bawahannya dan menyerahkan pakaian itu, serta menyuruhnya membawa ke kamarnya. Tidak ada yang tau kenapa seorang pria tampan sepertinya mau membeli seorang budak.

Selesai aku membersihkan tubuh ku, aku pun dibawa oleh penjaga naik ke lantai dua menuju ke dalam sebuah kamar. Disana, aku menemukan sebuah gaun yang sangat indah, dan di letakkan di atas kasur. Seorang pelayan yang sudah aku kenal ada disana, ia menyuruh ku untuk memakai gaun tersebut.

Kamu diminta oleh pemilik untuk memakai gaun tersebut, pakailah segera pakaian itu pesan dari pembeli sebelum kamu pergi menemuinya (Pelayan). Seorang pelayan wanita yang sudah lama melayani pemilik dan juga yang mengajarkan tugas - tugas seorang pelayan kepada para budak, menyuruh ku untuk memakai gaun tersebut. Penjaga yang mengantarkan ku pun pergi keluar dan berjaga di depan pintu.

A... Aku memakai gaun yang indah ini? Apakah tidak terlalu berlebihan?

Tidak, itu sudah di perintahkan oleh pembeli mu. Cepatlah atau aku nanti akan dimarahi oleh pemilik. Aku tau kau heran, tapi perintah tetap perintah lakukan saja.

Aku pun memakai gaun yang indah itu. Di depan cermin, aku melihat wanita yang sangat cantik, aku sedikit terkejut dan merasa tidak layak memakai gaun tersebut.

E.., apakah aku layak memakai gaun ini?. Apa tidak apa - apa. Bagaimana jika aku merusak pakaian ini?

Tidak apa - apa, kau sangat cantik. Kalau tidak salah, kau bernama sania kan, aku sudah melihat mu bekerja, aku tau kau gadis yang sangat cekatan dalam bekerja, dan lagian ini juga adalah perintah dari yang membeli mu. Seharusnya kau merasa beruntung bisa dibeli oleh pembeli ini. Aku lihat, dia juga seorang pria muda yang tampan, tidak seperti kebanyakan pembeli yang lain.

Terimakasih bibik. Dalam hati sania, apakah tidak apa - apa ia diperlakukan seperti ini.

Aku hanya seorang budak, aku tau bahwa aku tidak layak, walaupun aku seorang budak. Aku tau pastilah pakaiaan yang aku pakai sangatlah berharga, karena rakyat biasa tak akan bisa memakai pakaian seindah ini. Tapi siapapun dia, aku pikir ia adalah orang yang cukup baik. Saat itu sania tidak tau apa yang akan dia alami nantinya.

Aku pun keluar dari kamar bersama pelayan wanita tersebut. Sang penjaga yang berjaga di depan pintu melihat ku dengan terkejut dan kagum. Penjaga itu terpaku sebentar karena kecantikan sania, namun ia segera sadar dan membawa mereka ke tempat pemilik berada.

Disana aku melihat seorang pria tampan dengan pakaian berwarna biru dan rambut berwarna biru tua sedang berdiri.

Aku menyapa pria tersebut dengan mengangkat gaun yang sudah di berikan dan memperkenalkan nama ku. Apa yang sania lakukan sesuai dengan yang di ajarkan kepadanya.

Salam kenal, aku sudah tertarik padamu sejak aku melihat mu, itu sebabnya aku membeli mu, kata pembeli itu. Aku sudah memikirkan hal ini, bahwa kau adalah gadis yang cukup cantik dan aku berencana membawa mu ke tempat ku. Mulai sekarang, kau akan menuruti apa yang aku perintahkan dan kau tidak boleh membantah sekalipun.

Setelah kami bercakap - cakap, pemilik pun segera mengeluarkan alat sihir yang biasanya digunakan oleh pemilik budak untuk membuat kontrak. Tujuan kontrak ini adalah, untuk mengikat budak agar tidak melawan dan menuruti setiap perintah pemilik, yaitu pemegang kontrak. Pertama - tama, Ia melepaskan kontrak pada ku yang ia pegang, dan kemudian menyerahkan kontrak ku pada pembeli.

Mulai sekarang kau akan menuruti setiap perintah ku, dan kau akan menjadi budakku sayang (Pembeli). Sang pembeli kemudian menarik ku ke arah dekapannya dan membawa ku pergi.

Namun, tiba - tiba ada suara teriakan dari belakang ku memanggil nama ku.

Sania...,

Haa, siapa yang memanggilku. Barnat sedang apa kau disini.

Aku akan membawa mu lepas dari sini, dan kita tidak akan menjadi budak lagi. Mulai hari ini, kita akan bebas (Barnat).

Aku terharu pada apa yang di lakukan oleh Barnat, akan tetapi ada sekitar 10 penjaga yang berada disini. Pemilik langsung segera memerintahkan penjaga - penjaga itu untuk menghajar Barnat. Namun aku cukup terkejut, ia menghajar dan membuat mereka pingsan. Barnat menghajar dengan beberapa gerakan yang aku tidak ketahui. Bahkan pembeli ku pun terkesan dengannya, aku tak menyangka ia menghajar mereka seolah - olah mereka hanya anak - anak yang berusaha berkelahi, dan tidak ada satupun yang dapat menyentuh tubuh Barnat, walau mereka memiliki senjata. Dengan mudahnya Barnat mematahkan senjata mereka, dan setiap kali Barnat mengahajar mereka, mereka langsung pingsan.

Cepat lepaskan Sania, aku dan dia akan pergi dari sini (Barnat).

Namun, pemilik kemudian memerintahkan Barnat untuk tidak bergerak. Dan Barnat langsung tidak bisa bergerak, Ia terdiam.

Apa yang terjadi, kenapa tubuh ku tidak bisa bergerak (Barnat).

Dengan perintah Pemilik Barnat tidak bisa bergerak, setelah itu aku langsung di tarik dan di bawa pergi oleh pembeli ku. Tidak, Barnat... lepaskan aku (Sania).

Kau ku perintahkan untuk ikut dengan ku (Pembeli).

Seketika aku langsung mengikuti perintahnya, apa yang terjadi pada Barnat tampaknya terjadi juga padaku. Aku tak tau apa yang terjadi, tapi aku hanya bisa berteriak dalam hatiku, Barnat..., tolong aku..(Sania).

Aku pun hanya bisa melihat Barnat yang berdiri terdiam tidak ada gerakan sama sekali. Tapi aku tau bahwa barnat telah berusaha melepaskan dirinya. Aku pernah di beritahukan ini oleh para budak sebelum aku. Sekarang, aku mengerti kenapa semua budak begitu patuh pada pemilik. Bahkan ada seorang gadis budak yang dulu pernah aku kenal, dia cukup kuat dan seharusnya bisa melawan orang yang pernah menangkap dan menjualnya, namun ketika ia di jebak, ia tidak punya pilihan selain menuruti perkataan mereka yang menjualnya. Ia memiliki kekuatan sihir, namun tak bisa melawan ketika ia sudah menjadi budak.

Aku pun pergi meninggalkan Barnat, aku ingin melihatnya untuk terakhir kali. Tapi aku tidak bisa. Maafkan aku Barnat, selamat tinggal.