Chereads / Show up dreamer in that world / Chapter 2 - Surprise

Chapter 2 - Surprise

Cahaya yang masuk melewati jendela yang ada pada ruangan sel tersebut, perlahan - lahan mulai menghilang, dan berganti dengan gelapnya malam. Sumber cahaya untuk ruangan ini, berasal dari sinar cahaya yang masuk kedalam jendela - jendela yang ada di sekitarnya. Jendela itu memiliki ukuran yang lumayan cukup besar untuk sebuah ruangan sel. Di setiap dinding maupun lorong terdapat jendela, dan di jendela tersebut memilki besi ( jendela besi ). Ukuran jendela tampak seperti jendela - jendela yang ada di rumah - rumah pada umumnya.

Terdengar suara langkah kaki yang memasuki lorong ruangan tersebut. Suaranya semakin lama semakin terdengar dengan jelas, mendekati tempat jack berada, dengan di temani sebuah cahaya yang juga menuju kesana. Tampaklah seorang pria tua yang perawakannya seperti berusia lima puluhan, ia menuju ke ruangan tempat budak berada dengan membawa lentera.

Hei kau, Barnat alias Jack melihat ke arah suara yang memanggilnya.

"I...itu! adalah pemilik, tampaknya para penjaga sudah memberitahu pemilik bahwa kau sudah bangun.

Sudah enam hari kau tidur - tiduran. Sebelum kau terjual, kau harus membantu disini. Aku tidak akan memberikan makanan gratis!, "kau tau".

Ba..Baik.

Baiklah, kau akan bertugas menimba air. Dan setelah itu, membantu yang lain. Kau akan ikut menjadi kurir barang. Ingat, kau tidak boleh pingsan lagi. atau aku akan menguburmu hidup - hidup!. Aku tidak peduli walau kau budak yang akan ku jual, dan mengakibatkan aku rugi gara - gara membuangmu.

Setelah itu, sang pemilikpun pergi, cahaya yang tadi sempat menyinari ruangan tersebut menghilang, dan di gantikan dengan cahaya bulan yang tidak sepenuhnya menyinari ruangan.

Pada saat Barnat tersadar dari pingsannya, gadis yang menjaganya baru menyelesaikan pekerjaannya. Tepat sore harilah, Barnat tersadar dari pingsannya, yang membuat pemilik tau. Dikarenakan, pada saat sore hari cahaya masih bisa menyinari dengan jelas, keadaan ruangan tersebut. Dan penjaga, masih bisa melihat sekitar. Diruangan tersebut, terdapat tiga penjaga, dua di depan dan satu di dalam ruangan. Tidak ada penerangan disini, hanya cahaya yang masuk lah yang menerangi area sekitar.

Keesokan harinya, beberapa budak di keluarkan dari sel. Sedangkan, beberapa lagi tetap di dalam ruangan. Tampaknya, pemilik menyimpan yang bagus - bagus dan sudah terlatih untuk tetap di dalam ruangan. Aku menduga, merekalah yang akan di jual segera. Gadis yang menjagaku dan aku, mengikuti mereka keluar. Mereka yang di keluarkan akan melakukan tugas.

Aku di tugaskan untuk menimba dan membawa air sungai ke dalam bak penampungan, serta tempat - tempat yang membutuhkan air. Aku melihat sekilas bayangan wajahku di air, terlihat sangat mudah; yang tampaknya berusia berkisar tiga belas tahun. Aku tidak terlalu terkejut, karena aku merasa tubuhku menjadi kecil. Bersamaku, ada tiga orang budak yang mengangkut air ini. Karena kami telah mengangkut air lebih dari cukup, kami di izinkan untuk beristirahat.

Aku berbicara dengan salah satu budak yang tampaknya sudah lama disini. Ia berkata: setiap budak akan di tugaskan pekerjaannya masing - masing, dan secara bergantian di tugaskan untuk mengangkut air ini ke rumah pemilik. Jalan yang kami tempuh saat pergi mengambil air di sungai, cukuplah jauh. Dan apabila air yang di angkut kotor, kami harus mengambilnya lagi. Sebenarnya, di dekat rumah pemilik memiliki sumur. Hanya saja, itu tidak digunakan, karena pemilik ingin melatih para budak, dan menjaga agar sumur tidak cepat habis.

Setiap budak laki - laki akan di tugaskan mengangkut barang, hal ini juga di karenakan budak laki - laki akan di utamakan yang memiliki kemampuan mengangkat beban berat dan memiliki fisik yang kuat. Budak yang kuat, umumnya akan dijual karena lebih mungkin dibeli.

Sedangkan, untuk budak perempuan, kapanpun bisa di jual. Asalkan memiliki paras yang cantik. Biasanya para budak perempuan akan di ajari tugas - tugas seorang pelayan, dan dilihat akan kemampuan yang dimilikinya.

Apa yang ia ceritakan membuatku penasaran, "kenapa gadis yang menjagaku belum di jual?", pikirnya dalam hati.

Ah, kalau begitu. "Bagaimana jika, kalau budak tersebut tidak di jual - jual juga dan hanya di berikan pekerjaan, apa itu mungkin?".

Kalau mereka masih bekerja, umumnya karena mereka belum terjual. Ia menceritakan, umumnya mereka akan bergiliran di pajang, dan pemilik akan memanjang beberapa gadis. Apabila gadis itu tidak terjual, ia akan dilatih lagi besoknya. Kemudian di panjang lagi, sampai ia terjual. Dan pemilik akan melihat mana yang di cari, itu yang akan di prioritaskan.

Bagaimana dengan budak laki - laki?

"Oh, kalau kita akan dijual apabila ada yang mencari, barulah kita akan dijual. Dan apabila tidak ada permintaan. Maka, pemilik tidak akan memanjang kita. Dan sudah lama tidak ada permintaan, itu sebabnyalah kami telah lama bekerja disini.

Tenang saja nak, aku lihat kamu memiliki fisik yang sangat bagus. Kalau bukan karena kamu, kami tidak mungkin mendapat waktu istirahat, dan akan terus bekerja. Walaupun tubuhmu kecil, kau dapat mengangkat ember - ember itu dalam beberapa menit. Bahkan, kau dapat menjaga kualitas air itu sama dengan yang ada di sungai. Aku terkejut melihatmu, dan aku yakin apabila orang - orang mengetahuinya, permintaan akan budak sepertimu pasti banyak.

Penjaga yang bertugas menjaga kita. Mereka akan mencatat dan melaporkan kepada pemilik, dan lagi. Kau masih sangatlah muda. Budak yang memiliki kemampuan sepertimu, pastinya banyak di cari. Tidak sepertiku, kalau aku ingat, sudah sekitar dua puluh tahun aku disini, dan satu satunya pilihan ku adalah dijual ke pertambangan.

Setelah aku mengobrol dengan budak itu, aku pun di panggil oleh penjaga untuk menemui pemilik. Tidak ada kata - kata apapun dari si pemilik, ia hanya memperhatikan sekilas, lalu menyuruhku dan budak yang lain untuk tetap bekerja dengan membantu pekerjaan yang lain. Tapi kali ini, dia sendiri yang memperhatikan setiap pekerjaan kami, dan memeriksanya. Dan seperti yang sudah - sudah, aku pun menyelesaikan semua pekerjaan mereka. Semua pekerjaan selesai dengan cepat, sampai - sampai pemilik menyuruhku sendiri ini dan itu.

Tentu saja banyak dari mereka terkejut, sampai pekerjaan yang sangat sulit dan di buat - buat, aku yang di suruh mengerjakannya. Beban sebanyak apapun yang di berikan, aku sanggup mengangkatnya. Aku sendiri juga tak tau apa yang terjadi, dan aku merasa aneh, aku tidak bisa lelah sama sekali. Aku tau, pemilik tubuh ini pingsan karena tak sanggup menahan beban, dan mungkin sangatlah kelelehan. Dan, itu artinya tubuh ini tidak sehebat itu.

Aku mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Kalau tak salah, aku melihat sebuah cahaya yang keluar dari tubuhku, tetapi tidak ada yang merasa tergangu dan aku pikir itu cuman mimpi, karena tak seorangpun yang dapat melihat cahaya tersebut. Namun yang pasti, aku merasa bisa mengetahui setiap pengetahuan yang ada di bumi. Pada waktu itu aku berpikir panas sekali, dan berharap ada AC atau minimal kipas angin. Dan aku berharap, aku bisa membuatnya di dunia ini. Namun aku tau, aku sama sekali tidak sanggup membuatnya, dan bagaikan sebuah video dan data, aku bisa tau semua bahan - bahan dan peralatan yang di butuhkan, serta bagaimana membuatnya dari pemasangan hingga materialnya. Saat itu aku yakin, asalkan aku menemukan materialnya, aku pasti bisa membuatnya.

Namun, aku tidak mungkin mencobanya saat ini. Ya tidak, mungkin dengan ini aku bisa mengetahui semua hal tentang bumi, dan kalau tidak salah, aku juga memikirkan tentang ilmu beladiri dan aku tau setiap gerakannya. Aku tau aku pernah belajar karate, tapi aku hanya sampai sabuk coklat, dan masih ada banyak ilmu - ilmu beladiri lainnya. Mungkin dengan ini aku bisa melepaskan diriku dari tempat ini.

Haa..., banyak yang tampaknya perlu aku pahami. Aku akan mengetahui seberapa banyak yang bisa aku lakukan, dan seberapa hebat tubuh ini.

Setelah pemilik puas menyuruh - nyuruh ku, aku pun kembali lebih cepat dari seharusnya ke dalam ruangan sel ku. Tetapi aku termenung karena melihat gadis yang menjagaku sedang menangis.

Saat itu, ia mendengar suara seseorang memasuki ruangan, ia pun terkejut, dan melihat ke arah ku.

Ahhh..., ia pun menjerit. Kenapa kau kembali begitu cepat?

Iya ... , tampaknya pekerjaan yang disuruh sangatlah sedikit. Aku memasang wajah seperti orang bodoh dan aku mengatakannya sambil mengaruk - garuk di belakang kepalaku.

Apa itu benar?

Iya. Aku ingin memangilnya, tapi aku tak tau siapa namanya, jadi aku pun memutuskan untuk bertanya namanya.

"Oh iya, kalau boleh tau siapa namamu?