Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 57 - Kejadian Tak Terduga part 2

Chapter 57 - Kejadian Tak Terduga part 2

Masih di lingkungan dalam kampus. Seusai prosesi hanya sedikit hadirin yang meninggalkan lokasi. Kebanyakan mereka memang sibuk mengabadikan momen terakhir mereka berada di kampus bersama teman-teman satu angkatan dan para dosen. Suasana haru sangat terasa di sana. Berbagai ucapan perpisahan dan kalimat-kalimat penyemangat saling bertukar. Seringkali di saat-saat seperti inilah kita baru menyadari betapa rasa sayang yang telah tumbuh seiring waktu terhadap teman-teman seperjuangan di bangku kuliah. Yang telah mengisi hari-hari pendewasaan setiap pribadinya. Walau tentu belum mencapai titik klimaks, namun tetap saja menggoreskan kesan dalam sanubari. Yaah..perjalanan masih panjang..

Bulan, Dina,dan Sonya tengah berada di area sekitaran menara radio kampus. Mereka sepakat untuk mengambil beberapa foto di sana karena salah satu ikon kampus mereka adalah menara radio kampus itu. Dan Darius menjadi volunteer fotografer mereka..yang sebenarnya hanya alasannya saja agar tidak jauh-jauh dari Bulan.

Dina, " Yaa..aq tidak ingin terlihat gendut. Jangan mengambil gambar dari arah bawah, Darius. Aq ingin sanggul q terlihat, apakah aq harus menoleh sedikit seperti ini?"

Sonya, " Kau, ribut sekali. Percayakan pada fotografer andalan kampus kita ini saja. Jika kau terlihat gendut, itu karena kau tidak berhenti mengunyah akhir-akhir ini."

Bulan, " Haaiiizz..alami sajaaa..apa adanya. Kau sudah cantik, Dina..tidak peduli kau gendut atau langsing."

Darius, "...."

Sonya, " Ayo, kita pindah lokasi. Di dekat kolam depan gedung pusat saja. Air mancurnya bagus."

Dina, " Ohh..itu bagus..ayo kita ke sana."

Dan di saat mereka tengah sibuk dengan kegiatan berfotonya, ada 3 pasang mata yang sedari tadi memperhatikan mereka. Tidak seberapa jauh, tetapi Bulan dan teman-temannya sama sekali tidak memperhatikan. Rene, Tika, dan Tiwi..

Saat ini Tika berusaha meredam Rene yang ternyata mudah tersulut berita yang baru saja beredar. Bahwa dia sang penggosip yang sengaja menjegal Bulan karena cemburu. Ketidakmampuannya bersaing dalam merebut hati Darius ternyata melukai harga dirinya, padahal dia telah meletakkan segalanya di bawah kaki Darius. Namun sama sekali tidak dihargai. Darius pergi begitu saja. Sedangkan selama ini mereka mengira bahwa standar Darius lah yang terlalu tinggi. Mereka hanya tidak menyadari kekurangan yang membuat beberapa dari kaum pria merasa enggan untuk menjalin hubungan serius dengan para penggosip. Dan itu mutlak kesalahan mereka sendiri.

Rene, " Aq tidak menyangka akan mendapatkan ini di saat hari-hari terakhir q di kampus. Q pikir berita seperti itu tidak akan berbuntut panjang."

Tika, " Kau terlalu mempercayai sumber berita mu. Its ok, itu urusanmu, Rene..tetapi seharusnya kau tidak menuruti semua kemauannya."

Tiwi, " Oh, tetapi siapa yang sulit percaya jika melihat kondisinya waktu itu? Bulan benar-benar menutup diri setelah perpisahannya dengan Leo. Dan ketika itu kita sempat melihat mereka berdua pergi kencan malam-malam. Bulan masih terlihat dalam genggaman Leo bukan?"

Tika, " Masalahnya bukan hanya itu. Semua memojokkan Rene karena ini ada hubungannya dengan Darius. Kau lihat, Darius sangat menempel pada Bulan akhir-akhir ini. Daan kisah penolakan cinta Rene pada Darius kembali diungkit karena sumber berita tentang Bulan selama ini adalah dari Rene. Seolah-olah semua berita miring tentang Bulan sengaja dilontarkan oleh Rene karena dia cemburu."

Tiwi, " Rene..apakah itu benar?"

Rene, " Sial..kenapa aq yang terjebak dalam situasi seperti ini?" Rene berkata lirih namun sangat terasa ada emosi yang tertahan di sana. Berkali-kali ia menekan tuts ponselnya, menghubungi satu nomor yang selama ini dia hubungi secara diam-diam. Dia ingin menumpahkan kekesalannya pada seseorang yang ia anggap menjadi penyebab dari situasi terpojoknya kali ini. Seandainya waktu itu ia abaikan saja ceritanya. Seandainya waktu itu ia tidak terpengaruh oleh rasa benci dari wanita yang bahkan baru ia kenal saat itu. Seandainya ia tidak ambil bagian dalam rencana wanita itu. Seandainya saja....

Tetapi kini semua sudah terlambat. Dan dia hanya diberi waktu hari ini saja untuk menyelesaikannya. Hanya hari ini saja. Karena setelah hari ini, semua akan kembali pulang, dan ia tidak punya kesempatan untuk membersihkan namanya lagi.

Di sisi lain..

Sedari tadi memperhatikan dan menunggu saat yang tepat untuk mendekat. Sosok tinggi memakai stelan kemeja dan celana abu-abu, membawa bouquet bunga mawar biru.. mulai kehilangan kesabarannya..