Chereads / Hirarki abu-abu / Chapter 61 - Arus Yang Menepi

Chapter 61 - Arus Yang Menepi

Beberapa pasang mata mulai memperhatikan mereka. Kasak-kusuk seperti badai yang muncul secara tiba-tiba membuat siapapun yang berada di tengah nya menjadi tak berdaya. Malang bagi Rene.. Di hari wisudanya..dia dibenturkan dengan akibat dari masalah yang ia buat. Ia tidak pernah menduga.. akhirnya akan mempermalukan dirinya sendiri. Mungkin beginilah rasanya setiap orang yang pernah menjadi bahan bahasan dalam setiap rumornya. Sakit hati, panas dingin, dan tidak berdaya melihat perkembangan pendapat setiap orang yang berbeda-beda. Kali ini Rene berkesempatan untuk merasakan dipermalukan.

Rene lemas..wajahnya sudah pucat sejak rekaman itu diperdengarkan. Ditambah lagi, kedua sahabatnya meninggalkannya. Dia tidak memiliki cadangan energi lagi. Saat ia menangkap pandangan muak dari Darius padanya..ia pun tidak tahan lagi. Memalingkan muka dan berlari secepat mungkin, menjauh dari tempat itu. Sejauh yang ia bisa. Bahkan Rene berharap bumi menelannya sekarang juga. Tanpa mengucap sepatah kata pun. Dia tau..reputasinya telah hancur akibat ketololannya sendiri. Berlari, menjauh dari tatapan banyak mata yang menyaksikan kebusukannya kali ini terbongkar. Penyesalan dan kejatuhan di hari wisudanya..sepertinya akan menghiasi mimpi-mimpi buruknya mulai sekarang.

Gelombang pasang itu kini mulai melambatkan arusnya. Setiap individu yang ikut terseret di dalamnya kini satu persatu mulai menepi. Mereka sudah tau jawabannya tanpa harus ada yang bicara lagi.

Tenggelam dalam perasaannya masing-masing.

Leo menatap hampa pada Julia. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya akan terperosok sejauh ini. Sedangkan Julia..bagaimanapun juga alasannya..apapun usahanya yang ia gunakan demi pembenaran atas tindakan-tindakannya ternyata tidak berhasil.

Dina dan Sonya..yang selama ini menahan kekesalan mereka akibat pengkhianatan dan hinaan yang terus menerus dilakukan oleh Julia terhadap Bulan akhirnya merasa lega. Dapat benar-benar menampar wanita penggoda itu. Dia pantas mendapatkannya. Entah sudah berapa hati yang tersakiti hanya untuk memenuhi hasrat nya. Mereka berharap setidaknya ini menjadi peringatan bagi Julia yang sulit untuk dihapuskan dari ingatan.

"Bulan..aq minta maaf atas semua rasa sakit hatimu karena kebodohan q. Aq benar-benar meminta maaf mu." Leo menatap dengan sorotan mata sayu pada Bulan. " Aq tau..aq tidak punya kesempatan lagi. Jaga dirimu baik-baik." Leo kemudian berjalan pergi. Menunduk dengan wajah sendu nya.

"Leo, tunggu!" Julia mengejar Leo.." Tunggu saja..kalian harus membayar mahal atas ini!!" Julia menoleh sembari memberikan tatapan penuh dendam nya pada Bulan, Sonya, dan Dina.

"Yaaa..Dasar, wanita tidak tau malu!! Kau pantas me dapatkannya!! Bukan cuma Bulan korban mu. Masih banyak wanita lain yang memendam sakit hati karena ulah mu. Kau yang seharusnya khawatir!" Dina berteriak memperingatkan Julia atas peringatan salah alamat nya.

Tapi begitulah..para wanita penggoda, perebut kekasih orang..mereka tidak akan pernah merasa bersalah atas segala kelakuannya. Bahkan suatu saat ketika mereka mendapatkan masalah yang sama, mereka tidak akan bercermin dan introspeksi diri..hanya akan menyalahkan saja. Ingatlah..bahwa barang siapa menabur angin maka akan menuai badai.